Ara kaget bukan main.
Saat dirinya sedang mengecek mbanking di hapenya, Jeff mentransfer uang gaji Ara dengan jumlah yang besar.
Buru-burulah, Ara langsung menelepon Jeff karena merasa nggak bisa nerima uang sebanyak ini
"Heh, jomblo! Lo ngapain transfer uang banyak ke gue hah?"
Terdengar suara ketawa Jeff karena Ara yang memulai telponnya seperti itu
"Gak usah ketawa ya! Emang lo kira gue maapin lo apa"
Jeff langsung diam
"Yaudah ini kenapa lo banyak banget transfer??"
"Ya kan itu gaji lo selama ini Ra"
"Tapi nggak sebanyak inilah!"
"Itu buat uang amplop pas nikahan lo. Gue waktu itu lupa nggak masukin amplop"
"Pantesan gue cari-cari nggak ada amplop dari lo. Udah lah! Gue gak bisa nerima ini!"
"Hiks"
"Heh! Kenapa nangis?!"
"Terima aja ya Ra ya.... sekalian, lo lagi nelepon gue... gue mau ngasih tau sesuatu"
"Ah males gue kalo sesuatunya itu..."
"Bukan kok..." kata Jeff cepat, memotong Ara
"Terus?"
"Gue mau ke Brooklyn. Hari ini. Dan untuk selamanya."
"Gue mau menetap disana, Ra.."
Ara terdiam sejenak. Kaget dengan apa yang Jeff lontarkan
"H-hah?"
"Doain gue ya Ra! Lo juga sehat-sehat yaa sama dedek bayi.. salam juga buat Doy. Dan.... maaf"
Ara masih menganga.
"Maafin gue ya Ra. Sampe kapanpun, gue akan selalu nganggap lo sahabat terbaik gue."
Ara menahan air matanya, "Iya Jeff, take care ya! Sehat-sehat disana."
"Dan... semoga lo bahagia Jeff."
"Hhhhhhhh"
Ara membuang nafasnya lelah karena baru saja menyelesaikan tugas rumah tangganya yaitu mencuci piring.
Mulai dari awal hamil, Ara udah nggak lagi masak karena alasan mual dan nggak tahan dengan bau dapur.
Doy mau nggak mau harus memakluminya dan sesekali ia memasakkan makanan untuk dirinya maupun Ara.
Hari ini Doy nggak kerja. Dikarenakan hari ini weekend. Ia sedang merawat tanamannya di depan rumah.
"Ueekk!!" Suara muntah Ara mengagetkan Doy yang membuatnya langsung ke dalam rumah buru-buru
"Raaa!! Kamu kenapa?"
"Keselek biji salak" kata Ara ngasal
"Hah?!!" Doy yang panik langsung memegang kedua pipi Ara dan memeriksa di dalam mulut Ara
Taunya Ara hanya berbohong, membuat Doy kesal dan melihat Ara sebal. Ara hanya tertawa dan memeluk Doy dari belakang. Doy berjalan, berniat kembali merawat tanamannya
Doy bisa merasakan perut Ara yang besar di balik punggungnya, ia merasa keberatan dengan posisi Ara kaya gini
"Araaa.. berat" kata Doy pelan
Ara hanya diam dan malah mengeratkan pelukannya.
"Ara?"
"Eung?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Calon Imam • Kim Doyoung vol.2✔
FanficKetika dunia kamu udah bukan milik kamu seorang aja, tapi berubah menjadi milik bersama.