Cute boy | VI

23.8K 2.7K 1K
                                    

Na Jaemin x Huang Renjun
Happy Reading
_________________

"Aku tidak tahu kalau itu Renjunmu."

"Dan sekarang kau sudah tau."

"Em, jadi kau akan mencari ibu untuk Renjun?"

"Ibu?! Yang benar saja. Aku masih terlalu muda untuk menikah?"

"Terserah. Hm, aku mengantuk."

"Pulang ke rumahmu. Jangan mengotori pemandangan ruanganku dengan seeonggok manusia yang tidak berguna sepertimu."

"Ey, haruskah ku sebutkan satu persatu apa yang telah ku perbuat untukmu, Na Jaemin?"

"Tidak usah repot repot."

Jeno meletakkan kakinya diatas meja disana dengan santai.
"Jaem?"

"Hm?"

"Kau mau tidak punya menantu sepertiku."

"Apa katamu?!"

"Renjun sangat menggemaskan, aku tidak bisa menolak ke uwuannya."

"Kau tidak bisa menolak keuwuannya tapi kau menolak umur? Siapa yang mengataiku pedofil kemarin?"

"Kau mau, ya? Aku lumayan berguna menjadi menantu, bagaimana calon mertua?"

"Menjijikan, Lee Jeno. Kenapa kau harus disini? Bukankah harusnya kau bekerja?"

"Aku bosan bekerja."

"Bosan bekerja dan ingin menjadi menantuku? Tidak bisa!"

"Baiklah! Aku akan rajin bekerja untuk menikahi anakmu nanti, tunggu saja!!"

Jeno berlari keluar dari ruangan Jaemin.

"Aku tidak mau memiliki menantu sepertinya."

Jaemim tau Jeno hanya bercanda meski terlihat serius.

"Jaemin?" Jaemin terkejut tiba tiba mantan kekasihnya ada disana.

"Oh, maafkan aku, perempuan ini memaksa masuk kesini," dan sekarang sekretarisnya yang mencoba menarik tangan Hina.

"Kenapa? Aku kekasihnya? Apa tidak boleh?"

"Tapi, Jaemin sedang bekerja. Kau harus lebih sopan."

"Kau yang tidak sopan denganku."

"Apa katamu? Aku hanya melakukan pekerjaanku!"

"Melakukan pekerjaanmu atau mengganggu privasiku?!"

"Aku tidak mengenalmu, kenapa juga harus mengganggu privasimu!"

"Tapi kau melarangku bertemu Jaemin."

Kedua wanita itu saling dorong di ambang pintu.

"Hentikan!"-Jaemin

"Kau lihat? Jaemin tidak suka kau melarangku?"

"Tidak. Maksudku, hentikan hanya saling dorong begitu. Apa kalian tidak ingin saling jambak? Atau saling cakar? Itu akan lebih seru."-Jaemin

Hina berjalan kearah Jaemin dengan kesal.
"Aku dengar dari Jeno tadi."

'Aku tidak bisa bercerita apapun lagi pada si mulut ember itu, apa ia selalu melapor setiap kali bertemu perempuan ini?'-Jaemin

"Jeno? Apa?"

"Kau butuh ibu untuk anak angkatmu, kan?"

"Aku tidak butuh."

"Ayolah, aku ingin melihat anak angkatmu, dan biarkan aku menjadi ibu dari anakmu."

Jaemin menghela nafas.
"Kau mau melihatnya? Kalau begitu ikut aku menjemputnya pulang sekolah nanti."

He is Baby🔞 | JaemRenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang