Na Jaemin x Huang Renjun
Happy Reading
_______________"Renjun! Renjun?! Astaga anak itu!!"
"Sampai nanti, nek!! Aku mencintai nenek!!"
Pemuda mungil itu berlari sembari menggigit dua lembar roti di mulutnya.
"Huh... ku harap aku tidak telat."
Ia terengah sembari memakan rotinya. Menunggu bersama orang lain di halte bus.
"Sial... yang benar saja? Aku harus menaiki bus?"
Pemuda bername tag Huang Renjun yang tengah memakan roti itu menoleh ke asal suara umpatan tadi. Dia terlalu muda dan polos untuk mendengar umpatan dipagi hari.
"Permisi? Apa tuan lapar?"
Lelaki itu menoleh kearah Renjun.
'Ada apa dengan bocah ini?'
"Tidak."
"Tuan sudah sarapan?"
"Belum."
"Kalau begitu tuan pasti lapar. Mau roti milikku?" Renjun menyodorkan rotinya pada lelaki dewasa dengan jas rapi itu.
"Aku belum sarapan, tapi aku tidak lapar."
"Kata nenek. Orang yang mengumpat adalah orang yang lapar."
"Itu bagimu yang masih bocah."
"Apakah jika sudah dewasa akan berbeda?"
"Ya.. kau akan tau bahwa mengumpat itu sangat penting."
"Apa semacam kebutuhan harian?"
"Hm, diamlah, aku sedang tidak mood berbicara."
"Apa kau seseorang yang kaya?"
"Ya, lumayan kaya untuk menyewa satu bus mengantarku ke kantor."
"Kenapa kau tidak memakai mobil seperti orang kaya?"-Renjun
"Mobilku rusak."
"Kau bilang kau kaya? Kenapa tidak membeli lagi?"
Na Jaemin. Pengusaha itu menghela nafas dan menatap Renjun dengan tatapan heran.
"Kau fikir membeli mobil seperti membeli jajan di sekolahmu?""Ya. Aku fikir begitu, apa lebih sulit?"
"Aku hanya tidak ada waktu."
"Kau bilang tidak mau bicara, tapi aku mengajakmu bicara kau masih menjawabnya, tuan."
"Memyebalkan sekali. Aku belum setua itu kau panggil tuan."
"Baiklah, hyung?"
"Hyung? Apa kau pikir kau sedekat itu denganku?"
"Lalu apa?! Ah, kakek?"
"Terserah. Lagipula aku tidak berharap bertemu lagi denganmu."
Renjun sedaritadi mendongak menatap wajah tampan itu, sebenarnya ia sedikit terkagum pada seseorang yang baru saja mengobrol dengannya itu.
"Kenapa melihatku seperti itu?"
"Em, aku hanya iri kenapa kau sangat tampan. Apa aku bisa setampan dirimu?"
Jaemin terkekeh.
"Meski menyakitkan tapi aku akan mengatakan, tidak."Renjun mengangguk paham, hingga bus datang dan mereka masuk kedalam bus.
Lumayan sesak dan mereka harus berdiri sebab tidak ada lagi bangku kosong.
"Majulah. Aku yang akan berpegangan di sini."
KAMU SEDANG MEMBACA
He is Baby🔞 | JaemRen
De Todostory of JaemRen (Jaemin x Renjun) Note : "dibook ini satu cerita pling gak bisa sampe belasan chapter terus dilanjut cerita lain yang pasti ngebahas JaemRen" Welcome to my story :) BXB 🔞