MANIAC JAEMREN
Happy Reading
______________"Aku tampan, sangat tampan."
Setelah menatap Jeno dengan takut, Jaemin menatap ketiga orang yang berada dihadapannya sekarang.
"Ada yang bisa menjelaskan padaku?""Apalagi, semua sudah jelas Jeno gila?"-Haechan
"Dan, itu semua karenamu," Renjun menuding Jaemin sembari memberikan tatapan maut.
"Tidak, Renjun. Tenang aku tidak gila, hanya saja. Seolah aku tidak memiliki tujuan untuk hidup saat kau tidak lagi menyukaiku, jadi, mungkin dengan menatap diriku sendiri. Aku tahu bahwa aku hidup untuk diriku sendiri."-Jeno
Hampir semua dari mereka menatap Jeno haru, kecuali Jaemin yang masih tidak paham kenapa dituding oleh si mungil tadi.
"Aku tau kau pasti bisa," Renjun menggenggam tangan Jeno sembari meyakinkan.
"Jangan terlalu lama," Mark dan Jaemin saling tatap saat secara bersamaan mengucap kalimat itu, pun tangannya yang sama sama menggenggam tangan Renjun.
Perlahan Renjun menarik tangannya, kedua orang yang tengah melempar tatapan tajam itu tidak menyadari bahwa yang mereka pegang kini tangan Jeno.
"Ayo, sayang~" Haechan merangkul pundak Renjun dan pergi dari sana.
"Sampai kapan kalian akan saling tatap? Merebutkan aku? Oh, aku tersanjung. sebenarnya, hidupku ini cukup berharga untuk di sia sia kan? Karna aku mempunyai daya tarik yang-"
"RENJUN TUNGGU!!"
Sekali lagi dan mungkin sudah berkali kali, Jeno merasa di kucilkan, dijauhi, dihina, dicacimaki di- terlalu berlebihan. Jeno butuh seseorang untuk membuatnya merasa tidak sendiri.
"Hai, Jeno?"
"Em, hai, Hina?"
"Kau sendiri? Butuh teman?"
"Tidak terimakasih, aku masih sayang kucing kucingku, sampai nanti!"
Haechan tidak hentinya menatap Renjun sembari memainkan rambut Renjun disaat tangannya merangkul pundak sempit itu tadi.
"Chan, kau membuat rambutku berantak-"
"Kau serius dengan Mark hyung?"
"Kurasa aku perlu tau bagaimana dia."
"Bagaimana dengan Jaemin?"
"Diamlah, aku tidak mau membicarakannya."
"Aku cemburu."
"Kau menyukai Mark hyung?"
"Aku harap bisa. Tapi, aku menyukaimu bukan Mark hyung."
"Bukankah kita teman? Kau tau just friend? Chingu? Apalagi?"
"Jangan diperjelas. Itu membuatku sakit, disaat selalu memikirkan kenyataan bahwa kita hanya teman. Aku ingin lebih."
"Sahabat, hm? Bagaimana?"
"Sama saja."
Renjun tersenyum gemas, gemas dengan Haechan, bukan dia yang gemas, meskipun memang menggemaskan.
"Aku tetap menyayangimu," Melingkarkan tangannya dipinggang Haechan dan memeluk Haechan erat. Ia memang menyayangi Haechan sangat.
___________
"Kau terlihat pucat. Apa kau sakit?"
"Em, tidak. Aku baik baik saja."
"Ayo kedokter."
KAMU SEDANG MEMBACA
He is Baby🔞 | JaemRen
Randomstory of JaemRen (Jaemin x Renjun) Note : "dibook ini satu cerita pling gak bisa sampe belasan chapter terus dilanjut cerita lain yang pasti ngebahas JaemRen" Welcome to my story :) BXB 🔞