Percaya

79 29 23
                                    

Don't forget to vote and comment.

Happy Reading ❤
.•♫•♬•HEAR!!•♬•♫•.

Sudah tiga hari berlalu semenjak kejadian di kafe. Sudah tiga hari pula Tania tidak ada kabar alias tidak masuk sekolah. Tio kembarannya? Berlagak seolah olah tidak tau dengan apa yang terjadi.

Satu hal yang berubah sekarang, Rara dan Sisi menjadi lebih dekat layaknya sahabat. Terlebih mereka satu kelas.

Pagi ini, pagi pagi sekali Rara dan Sisi sudah berada disekolah atau lebih tepatnya yaitu dikelas mereka.

"Ada apa sih, nyuruh gue datang cepet?!!" Kata Sisi yang baru datang, sedangkan Rara sudah datang dari tiga menit yang lalu.

"Hmm" Ucap Rara lalu lanjut membaca Novel.

"iihh lo mah!! Masa gue disuruh datang cepet buat nemanin lo baca novel doang!! Mending gue bobo cantik aja dirumah, masih bisa Lima menit lagi!!" Kesal Sisi lalu duduk disamping Rara.

"Makasih" Ucap Rara tiba tiba.

"Hah?"

"Gue tau tiga hari ini lo masih ragu percaya sama kemampuan gue atau ga. Tapi sekarang lo udah sepenuhnya percaya kan?" Jelas Rara. "Makasih buat itu" Lanjutnya.

"Lo--lo kok tau?" Tanya Sisi. "Lo bisa baca pikiran gue ya?" Tanya nya lagi polos.

"Ya ga lah!" Kata Rara.

"Trus?"

"Gue bisa denger pembicaraan orang lain yang ingin mencelakai atau berkata buruk tentang orang yang percaya pada kemampuan gue..." Kata Rara menjeda. "Dan gue denger tadi pagi ada orang yang mau mencelakai lo" Lanjutnya.

Sisi menganga. mengapa ada orang yang mau mencelakai nya?, pikir Sisi.

"Karna lo deket sama ketua OSIS" Kata Rara tepat. "Gue cuma nebak pikiran lo, gue ga bisa baca pikiran!" Lanjut Rara terkekeh ketika melihat ekspresi Sisi.

"Mereka mau naruh lem dikursi lo, cihh kekanakan!" Kata Rara. "Sepuluh detik lagi mereka datang tuh" Lanjut Rara.

Rara menatap pintu masuk kelasnya. Sisi yang mendengar hal itu juga ikut menatap kearah pintu masuk kelas.

10

9

8

7

6

5

4

3

2

1

Benar saja, ada dua orang siswi masuk ke kelas Rara dan Sisi dengan membawa sekotak lem ditangan mereka.

Rara yang awalnya menatap pintu, beralih menatap Sisi yang tengah menatap nya juga. Rara tersenyum dengan smirk kepada Sisi. Sungguh langka.

"Bener kan?" Tanya Rara memastikan membuat Sisi menganggukkan kepalanya masih dengan posisi ternganga. Lalu mereka beralih menatap kedua siswi di depan pintu masuk.

"Ehhh, ma-maaf kita sa-salah kelas" Ucap Salah satu siswi tersebut ketika mengetahui telah ada orang di dalam kelas. Lalu mereka pergi.

"Mantapp banget!! Gue juga pengen punya kemampuan kayak lo!" Seruu Sisi menggema.

"Ga se-enak dengan apa yang lo bayangin! Jadi jangan sampai!" Kata Rara.

"Lah kok gitu?"

"Pokoknya jangan sampai!!"

.•♫•♬•HEAR!!•♬•♫•.

Jam istirahat telah berlangsung selama lima menit, yang berarti bahwa jam istirahat tinggal tiga puluh lima menit lagi.

Rara dan Sisi telah berada dikantin sejak tadi, bahkan semenjak bel istirahat belum dibunyikan. Makhlum, mereka lagi jam kosong. Baru sekolah aja dah ada jam kosong :( surga dunia ini mah :v

"Raa, gue pergi dulu ya! Itu ketua OSIS manggil gue hehe" Ucap Sisi langsung saja pergi meninggalkan Rara beserta makanan dan minumannya.

Padahal sudah Rara peringatkan untuk jangan dekat dekat dengan ketua OSIS itu, masih aja ngeyel _- Rara hanya bisa geleng geleng kepala.

"Hoi, ngelamun in apaan nih?" Ucap seseorang tiba-tiba mengejutkan Rara. Itu Anggara bersama kedua sahabat nya, Tio dan Leo.

"Hmm" Deham Rara malas.

"Rara, jangan cuek cuek atuh, nanti gue jadi suka juga" Cerocos Leo sehingga mendapat jitakan dari Anggara.

"Lo udah punya pacar bego" Kata Anggara. Sedangkan Leo menyengir. Tio? Dia memilih untuk diam.

"Ya gue khilaf" Kata Leo masih menyengir.

Kini Anggara beralih kepada Rara lagi.
"kapan lo buka hati lo buat gue?" Tanya Anggara. Namun tidak mendapat jawaban dari Rara.

"Gue cin..."

"jadi cewek jangan terlalu jual mahal kali dek" Kali ini bukan Anggara yang berbicara. Namun Cica. Cica duduk disamping Rara diikuti oleh Wira sahabatnya.

"Yap betul tuh!" Kata Leo sambil memakan bakso punya Sisi. Gratisan :b

"Nanti lo nyesal loh dek" Goda Cica.

Anggara, Leo dan Wira ngangguk-ngangguk membenarkan perkataan Cica. Rara dan Tio? Mereka sama sama diam.

"Gue pernah tuh dulu nyesal banget nolak cowok yang ngejar ngejar gue" Kata Wira memasang ekspresi sedih di mukanya.

"Gue juga pernah kak" Ucap Leo.

"Emang ada yang pernah ngejar-ngejar lo??" Tanya Anggara mencemooh Leo.

"Ga sihh, gue yang ngejar-ngejar mereka wkwk" Kata Leo sehingga mendapatkan jitakan lagi dari Anggara.

Semua yang ada disana menggeleng kan Kepala mereka kecuali Rara dan Tio.

"Lo buka aja hati lo du..." Ucap Cica terpotong karena tiba tiba Rara menggebrak meja membuat semua orang terkejut.

"Kak!! Lo tau kan alasan gue ga mau deket sama cowok?!! Lo tau kan kak?!!" Ucap Rara kesal. "Kenapa lo suruh gue deket sama dia?!! Buka hati gue buat dia?!!" Lanjutnya.

"Dan lo, sebagai saran jangan suka sama gue!!" Ucap Rara kepada Anggara. "Jangan mencintai orang yang ga cinta sama lo karena itu cuma buang waktu lo dan dia!!" Lanjut Rara lalu pergi menjauh entah kemana.

Cica, Wira, dan Leo terdiam. Sedangkan Anggara ingin mengejar Rara namun tangannya di tahan oleh Tio.

Bersambung
.•♫•♬•HEAR!!•♬•♫•.















Selamat malam
Gimana kesannya sama part ini??
Boleh dikomen ya!
˙˚ʚ('◡')ɞ˚˙

Seperti biasa aku minta saran dan kritikan kalian yang sifat nya membangun
ヾ(❀╹◡╹)ノ゙

Jangan lupa vote dan komen
Follow juga akun author
Deanagatha

Ikuti terus ya cerita ini
Sampai jumpa
💕💕💕

Rabu,
27 Mei 2020

✤HEAR!!✤ [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang