Dia

48 17 4
                                    

Ada Sisi tuh di mulmed (chubby bener ≧﹏≦)

Don't forget to vote and comment.

Happy Reading ❤
.•♫•♬•HEAR!!•♬•♫•.

Pagi ini seperti biasa Rara dan Cica bangun untuk besiap-siap ke sekolah. Yang membedakan pagi ini dengan pagi pagi sebelumnya adalah Rara, Cica dan orang tua mereka akan sarapan bersama.

Rara segera turun dari kamarnya yang berada di lantai dua menuju dapur yang berada di lantai satu ketika Cica meneriaki namanya dengan keras.

Sesampainya di meja makan, Rara segera duduk di samping Cica atau didepan papanya yaitu Saditya.

"Yaudah kalian buruan makan nanti telat" Ucap Yona lembut sambil mengoleksi roti tawar dengan selai coklat untuk Cica dan Rara. Setelah selesai diolesi, roti itu lalu dia berikan kepada mereka.

Beberapa menit setelah itu, Rara dan Cica selesai sarapan. Lalu keduanya sama-sama pamit pergi kesekolah.

"Rara ke sekolah dulu paa" Pamit Rara menyalami tangan papanya. Lalu menyalami tangan Yona.

"Cica juga pamit paa-maa" Pamit Cica juga menyalami tangan Saditya dan Yona.

"Ingat!! Nanti pulang sekolah langsung pulang jangan kemana mana! " Ucap Yona mengingatkan.

"Jangan sampai sahabat papa yang nungguin kalian!!" Kata Saditya.

Cica mengangguk sembari menyatukan jari telunjuk dan jari jempolnya membentuk tanda ok (👌🏻). Sedangkan Rara hanya mengangguk.

.•♫•♬•HEAR!!•♬•♫•.

Rara, Sisi dan Tania sekarang sedang berada di dalam kelas. Padahal jam istirahat sedang berlangsung. Berbekal makanan yang di bawa sisi dari rumahnya yang lumayan banyak, mereka memutuskan untuk tidak ke kantin.

"Woi, makan aja ini nih. Banyak banget gue bawanya" Tawar Sisi kepada Rara dan Tania.

Mendengar hal itu Rara langsung menyantap bekal Sisi tersebut diikuti oleh Sisi. Namun berbeda dengan Tania, dia hanya diam. Membuat Rara dan Sisi mengerutkan dahi mereka bingung.

"Raa, kemaren kan kak Aldo nembak kakak lo, di Terima ya?" Tanya Tania tiba-tiba.

Rara sempat berpikir.

"Lagian Cica u-udah punya pa-pacar"

Rara teringat perkataan kakaknya kemaren bahwa dia mengaku sudah punya pacar. Oleh karena itu ada kemungkinan Cica menerima Aldo karena setau Rara, Cica cuma deket dengan Aldo yaaa meskipun selama ini ia pura-pura tidak tau.

"Kayaknya i-iya" Jawab Rara pelan tetapi masih bisa didengar.

Sisi menghentikan kegiatan makannya lalu beralih menatap Tania.

"Ohh" Ucap Tania tersenyum pahit.

Beberapa menit suasana diantara mereka menjadi hening. Tanpa suara Rara dan Sisi melahap bekal makan siang milik Sisi sementara Tania dia hanya diam.

"Eh Raa, Anggara kok ga ngejar-ngejar lo lagi sih?" Tanya Sisi.

Rara diam sejenak. "Dia mau ngejauhin gue" Ucap Rara. "Padahal gue udah suka sama dia" Lanjutnya. Sekarang giliran Rara yang tersenyum pahit.

"Nah kan Akhirnya lo jujur sama perasaan lo!!" Kata Sisi. "Tapi kenapa dia jauhin lo?" Lanjutnya nya bertanya.

Tania menyimak.

Rara mengangkat bahunya.

"Ga tau dan dia juga nyuruh gue buat jauhin dan lupain dia" Ucap Rara.

Sisi hanya diam menanggapi ucapan Rara tersebut.

"Dan lo, kenapa bawa bekel? Biasanya kan di kantin sama Harry" Tanya Rara.

"Dih muncul lagi jiwa kepo lo Raa" Ucap Sisi.

"Kenapa??!" Tanya Rara lagi.

Sisi menghela napasnya. "Tau tuh!!, dia akhir-akhir ini cuek dan ada sedikit problem hehe" Jawab Sisi.

"Masalah apa?" Tanya Rara.

"Gaa, ga masalah besar kok. Tenang." Ucap Sisi.

"Ehh bisa samaan gitu ya! Masalah kita bertiga jadi kayak janjian datangnya. Tania ada masalah, lo juga ada masalah, dan gue juga ada masalah" Lanjut Sisi mendapat anggukan dari Rara.

Sedangkan Tania, ia hanya diam.

.•♫•♬•HEAR!!•♬•♫•.

Rara dan Cica sekarang sudah berada di rumah mereka. Sesuai perintah orang tua mereka, saat pulang sekolah Rara dan Cica langsung menuju ke rumah mereka.

Baru saja langkah pertama memasuki rumah, Rara dan Cica sudah dapat mencium bau harum masakan. Wahh kayak ada acara besar aja, padahal cuma ketemu sahabat papa, pikir mereka.

"Ohh udah pulang! Ganti baju sana dan pakai baju yang sopan ya! Nanti kalau papa panggil turun" Perintah Saditya kepada kedua anaknya tersebut.

Rara dan Cica mengangguk dan segera menuju kamar masing-masing untuk mengganti baju. Bukan baju untuk ke pesta ya, melainkan cuma baju rumahan. Kata papa mereka yang penting sopan.

Beberapa menit setelah itu Saditya memanggil kedua anak nya tersebut untuk turun dan segera menuju ke ruang tamu rumah mereka.

Cica akhirnya keluar dari kamar dan segera turun menuju ruang tamu diikuti oleh Rara.

Cica awalnya hanya fokus kepada setiap anak tangga yang ia turuni. Namun tiba-tiba langkahnya terhenti ketika ia melihat ke arah ruang tamu. Otomatis Rara yang dari tadi juga fokus ke anak tangga yang ia turuni terkejut karena Cica tiba-tiba berhenti.

"Ada apa sih kak?" Ucap Rara pelan menatap punggung kakaknya.

"Itu lo liat siapa yang dateng!" Balas Cica pelan juga.

Rara otomatis melihat ke arah ruang tamu. Rara mendapati seseorang yang ia kenal. Awalnya ia tidak yakin orang itu adalah dia. Namun setelah Rara dan Cica dekati, pikiran tidak yakin mereka berubah menjadi yakin.

Rara mematung.

"Lo... Lo nga-ngapain di-disini?" Tanya Rara gugup.


Bersambung
.•♫•♬•HEAR!!•♬•♫•.













Halllooo,
Gimana kesannya sama part ini??
Boleh dikomen ya
˙˚ʚ('◡')ɞ˚˙

Oh iya, kira kira siapa tuh "dia" Yang dimaksud Rara dan Cica??

kira kira seperti ini gambaran letak ruang tamu dan Tangga Rumah Rara. Semoga nyambung sama ceritanya.


Jangan lupa vote dan komen
Follow juga akun author
Deanagatha

Sampai jumpa
💕💕💕

Selasa,
16 Juni 2020

✤HEAR!!✤ [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang