***"HAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHA" suara tawa menggelegar itu berhasil membuat satu kantin menoleh ke arah meja yang diduduki oleh 4 cowok yang paling dikenal di sekolah. Jaemin masi tertawa, bahkan cowok itu sampai mengeluarkan air mata karena mendengar cerita Haechan.
"Biasa aja kali ketawanya, gak usah lebay." Sindir Haechan, sedikit kesal dengan reaksi berlebihan Jaemin yang mengundang perhatian satu kantin.
"Ya lagian lo goblok. ngapain lo soksokan nyosor nyium Steria? Lo lupa kalau dia itu cewek barbar? Untung lo cuman disiram pake aer, bukan di gampar."
"Dih, kayak gue ngapain aja sampe harus digampar. Lagian lebay banget tu cewek. Keliatan banget belom pernah dicium sama cowok. Baru simulasi nyium pipi aja kebakaran jenggot, apalagi gue cipok beneran." Ujar Haechan santai, sambil memakan baksonya.
"Btw, setelah lo disiram pake aer sama Steria, lo sama dia ngapain?" Jeno membuka suara.
"Ya ngapain lagi nyet? Abis nyiram gue dia bilang ke gue dengan penuh dendam 'brengsek!' katanya. Terus dia lari keluar kelas. Mewek kali."
"Ini lo bercandaan aja kan nyium dia? Bukan karena demen?"
"..."
Haechan memandang Jeno dengan ekspresi datar tanpa minat.
"Udah sinting gila miring gue kalau sampe demen cewek galak, dan sensian kayak Steria. Ya kagalah."
"Iya lo enak ngomong kayak gitu, kalau pihak cewek yang baper, lo mau tanggung jawab?" Renjun menatap Haechan serius, menunggu reaksi cowok itu.
"..."
Haechan diam, dia menghela nafasnya.
"Maksud lo Asteria bakal baper karena gue cium pipinya?"
Renjun mengangguk. Lalu giliran Haechan yang tertawa idiot.
"Gila lo, Njun? Mana mungkin cewe kayak dia baper karena gue cium? Gue sama dia udah musuhan hampir 3 tahun. Gak mungkin."
"Emangnya lo tau perasaanya tu cewek gimana?" Renjun bertanya lagi, masi dengan nada serius. Membuat ketiga sahabatnya yang lain terdiam karena cowok itu.
"Njun, Steria bukan tipe cewek yang gampang diluluhin kayak gitu. Banyak cowok yang ngedeketin dia selama ini. Gak ada yang diterima." Ujar Jaemin santai.
"Hah? Sejak kapan tu princess banyak yang ngedeketin? Ngaco lo?" Haechan melirik Jaemin bingung. Membuat Jaemin berdecak kesal.
"Lo ga nyadar emangnya, Chan? Setahun belakangan ini banyak anak cowok di sekolah kita yang gasuka sama lo." Ujar Jeno polos, membuat Haechan menoleh kaget dengan muka bingungnya.
"Hah? Sejak kapan, bangsat?"
"Iya palingan itu cowok-cowok yang demen sama Steria. soalnya lo selalu ganggu Steria, mereka gasuka kali."
"Dih, gak jelas." Maki Haechan.
"Eh, Tapi kok mereka pada gapernah nyamper gue buat ngajak ribut?" Tanya Haechan penasaran.
Renjun menaikan kedua bahunya acuh. Jeno menggeleng tidak tahu, lalu Haechan menatap Jaemin, satu-satunya sumber jawaban terakhirnya.
"Mana ada yang mau ngajak lo ribut? Lo kalau berantem kayak kesetanan, bisa bunuh orang."
Haechan hampir saja lupa, selain hobi main futsal dan balapan, Haechan juga hobi bertengkar.
"Ye bangsat, Itu mah emang mereka aja yang cupu gaberani ngajak ribut langsung. Dasar mental nyamnyam. Pantes aja Asteria gamau sama mereka." Ujar Haechan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Everlasting Stars. | Haechan
Fanfiction[COMPLETED] PG-17 | Membenci Mahesa Haechan Mahawira adalah hal yang paling mudah yang bisa Asteria Galatina lakukan di dunia ini. Setiap bertemu, keduanya akan berdebat tanpa lelah. Tapi siapa sangka? Ternyata jatuh secara sekejap dalam pelukan co...