Tricia memang sepenuhnya benar ketika gadis itu mengatakan bahwa tidak ada manusia yang sama di dunia ini. Mereka semua berberda. Ketika Asteria Galatina berfikir bahwa Mahesa Haechan Mahawira persis seperti kakak laki-lakinya, Jeffrian, Asteria ternyata salah. Haechan memang memberi Asteria berjuta-juta perasaan bahagia yang terasa familier dihati dan hidupnya kini, senyuman bahagia dan perasaan lega dihatinya yanh sudah lama Asteria tidak rasakan lagi setelah kepergian Jeffrian empat tahun yang lalu. Namun ketika Asteria mendengar suara dingin dan tatapan tajam dari Haechan, Asteria sadar bahwa hatinya kini tengah terluka.Asteria mungkin terlalu sensitif dan terbiasa berfikir bahwa orang-orang yang begitu mencintai dirinya akan bersikap dan menyayanginya persis dengan cara bagaimana Jeffrian mencintainya dulu. Seperti di hari yang lalu, Jeffrian sama sekali tidak menyalahkan atau bahkan membentak Asteria walaupun dirinya salah ketika menjambak rambut teman sekelasnya waktu itu. Membuat Asteria benar-benar sadar dan berfikir bahwa, tidak ada manusia lain di dunia ini yang menyayanginya lebih dari Jeffrian. Asteria bahkan tidak pernah berfikir bahwa Haechan, kekasihnya itu akan membentaknya di tengah-tengah keramaian seperti ini, seakan-akan Asteria adalah gadis jahat yang menghancurkan acara penting Jeno malam ini.
Asteria tahu, seratus persen sadar bahwa dirinya salah dan dia tidak seharusnya memancing emosi Sierra. Tapi bisakah Mahesa Haechan Mahawira tidak membentaknya seperti itu? Situasi ini benar-benar membuat Asteria merasa dirinya bodoh dan kelewat manja karena sempat berfikir bahwa akan ada orang lain di dunia ini yang menggantikan posisi Jeffrian ketika Asteria berada di situasi seperti ini.
Asteria menarik kasar karet di rambutnya, membuat semua rambut hitam panjang gadis itu tergerai. Air matanya perlahan-lahan lolos seiring dengan kepalanya yang terasa pening karena jambakan keras dari Sierra tadi, dan Asteria berharap setidaknya rasa sakit di kepala Sierra terasa dua kali lipat lebih sakit daripada rasa sakit miliknya.
"Oh my God, Steria, lo gak papa?"
"Ya Tuhan Ster, lo kenapa?" Daraya dan Gaia datang, menghampiri Asteria dengan pandangan terkejut ketika melihat sahabat mereka itu berdiri dengan keadaan mengenaskan; rambutnya tampak kusut, mascara gadis itu luntur, dan gadis itu menangis. Sedangkan Asteria, gadis itu masih berdiri termenung sambil menatap Sierra Tedja, yang kini tampak berdiri sambil memasang mimik wajah menyesal dan menderitanya, padahal Asteria tahu gadis itu sesekali melempar tatapan penuh kemenangannya ke arah Asteria.
KAMU SEDANG MEMBACA
Everlasting Stars. | Haechan
Fanfiction[COMPLETED] PG-17 | Membenci Mahesa Haechan Mahawira adalah hal yang paling mudah yang bisa Asteria Galatina lakukan di dunia ini. Setiap bertemu, keduanya akan berdebat tanpa lelah. Tapi siapa sangka? Ternyata jatuh secara sekejap dalam pelukan co...