"Asteria, maafin tante ya? Acara makan malamnya jadi kayak gini, tante gak enak sama kamu," Asteria menoleh lalu menggeleng, sepenuhnya mengerti dengan situasi yang terjadi. Gadis itu mengenggam erat tangan Heera, lalu tersenyum manis.
"Tante gak perlu minta maaf, justru seharusnya aku yang minta maaf karena Haechan tadi sempet bilang kalau dia pulang kesini karena permintaan aku. Aku sepenuhnya yakin dan tau kalau Haechan pulang hari ini karena dia memang kangen sama Tante, Om dan Kak Kana, bukan karena sekedar mengikuti permintaan aku."
"...Haechan belum tahu semuanya?"
Asteria tersenyum kecut, "Belum, tante. Untuk sekarang aku belum siap bilang tentang masalalu aku. Tapi aku berencana untuk cerita sama Haechan nanti, sekalian aku mau ajak Haechan untuk ketemu sama mendiang kak Jeff. Jadi tante gak perlu khawatir, semua akan baik-baik aja." ujar Asteria.
Heera mengusap wajah Asteria lembut, memandang Asteria dengan senyuman di wajah wanita itu, "Kamu tahu? Haechan beruntung sekali punya kamu di dalam hidup dia sekarang. Tante cukup kaget dia bisa mengiyakan semua permintaan kamu, dia itu keras kepala, bahkan dia sulit banget dengerin dan turutin semua permintaan tante. Kamu tahu kan? itu artinya dia sayang sekali sama kamu. Tante mau ber-terimakasih, Asteria."
"..."
"Terimakasih sudah bawa Haechan pulang, tante gak tahu harus melakukan hal apa lagi untuk bikin keluarga tante kembali seperti dulu. Tapi melihat kamu, rasanya tante seperti punya harapan."
Asteria tersenyum sedih, gadis itu memeluk Heera erat, mengucapkan hal yang ingin sekali Heera dengar dari orang-orang dihidupnya, "Tante, semua akan baik-baik aja, cepat atau lambat, kapan pun itu, ada waktunya dimana Haechan akan sadar kalau dia selama ini bukan membenci, tapi Haechan cuman bingung bagaimana caranya buat mulai semuanya dari awal." Bisik Asteria.
KAMU SEDANG MEMBACA
Everlasting Stars. | Haechan
Fanfiction[COMPLETED] PG-17 | Membenci Mahesa Haechan Mahawira adalah hal yang paling mudah yang bisa Asteria Galatina lakukan di dunia ini. Setiap bertemu, keduanya akan berdebat tanpa lelah. Tapi siapa sangka? Ternyata jatuh secara sekejap dalam pelukan co...