BAB 15

3.1K 469 65
                                    



      Asteria membuka matanya perlahan, pertama kali membuka mata, yang gadis itu rasakan adalah rasa sakit yang teramat hebat pada kepalanya dan sekujur tubuhnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


      Asteria membuka matanya perlahan, pertama kali membuka mata, yang gadis itu rasakan adalah rasa sakit yang teramat hebat pada kepalanya dan sekujur tubuhnya. Gadis itu mengerjap pelan, berusaha bangkit dari tidurnya hingga sebuah tangan menahan tubuhnya dengan cepat.

"Ster jangan bangun dulu, lo masih sakit."

Asteria menoleh ke arah Gaia yang duduk di sebelahnya, lebih tepatnya di dalam tenda kelompoknya.

"Ay gue kok gak inget apapun ya semalem? Gue kenapa?"

"Hah? Lo gak inget kalau tadi malem lo nolongin musuh lo itu di kolam renang?"

"Bukan, kalau yang itu gue inget, Ay. Maksud gue, kenapa rasanya gue kayak abis bangun dari pingsan?" Lirih Asteria, kembali merebahkan dirinya karena rasa sakit di kepalanya.

"Astaga gue kira lo amnesia kayak di sinetron-sinetron, gitu. Lo beneran gak inget tadi subuh lo ngapain?"

Asteria menggeleng, menatap Gaia penasaran.

"Kata anak-anak kelompok lo, subuh tadi sekitar jam 5 pagi lo gak ada di tenda, alias ngilang. Daraya sama yang lain panik lah, mereka nyari lo kemana-mana, taunya lo pingsan di depan kamar mandi. Pasti lo mau ritual pagi ya tapi saking lemesnya ampe koid alias pingsan?"

Asteria menganga sedikit, jadi dia benar-benar pergi ke kamar mandi dan pingsan disana? Asteria kira itu hanya mimpinya.

"Terus yang gendong gue ke tenda, siapa? Guru—"

"Haechan, lah." Potong Gaia dengan cepat.

Asteria membelakan matanya,

"Haechan?" Lirih Asteria pelan, dengan nada tidak percaya. Gaia mengangguk mantap, berusaha menebak-nebak isi fikiran sahabatnya kini.

Hening beberapa saat, membuat Gaia gemas dan akhirnya membuka suara,

"Lo sama Haechan, sebenernya kenapa sih, Ster?"

Asteria mendadak terdiam dengan pertanyaan Gaia, gadis itu meringkuk pada selimutnya, lalu memunggungi sahabatnya itu.

"Gak kenapa-kenapa," lirih Asteria pelan.

Bayangan seluruh ucapan Haechan kemarin langsung terlintas di otaknya, bagaimana cowok itu memeluk tubuhnya, mengatakan bahwa Haechan bingung harus menggunakan cara apa lagi untuk menunjukan perasaanya pada Asteria, bagaimana cowok itu bicara bahwa dia menginginkan Asteria, dan bagaimana cara Haechan mengecup kepalanya saat cowok itu tidak tahu bahwa Asteria hanya pura-pura tertidur.

"...lo sama Haechan tuh gak jelas."

Asteria menoleh perlahan, menatap Gaia bingung.

"Tau gak kenapa? Kalian tuh selama ini selalu ngeributin hal gak penting. Sekalinya ada hal yang kalian ributin dan itu hal penting pun, kalian berdua nya gak jelas. Gatau maunya apaan."

Everlasting Stars.  | HaechanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang