BAB 38

2.3K 277 57
                                    

hanya dua alasan yang membuat seseorang memutuskan pergi sejauh mungkin

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


hanya dua alasan yang membuat seseorang
memutuskan pergi sejauh mungkin.

Satu karena kebencian yang amat besar.
Satu lagi karena rasa cinta yang amat dalam.

—Tere Liye

***

Haechan gak pernah putus cinta sebelumnya. Patah hati ataupun menangis karena perempuan. Selama ini, Haechan hanya pernah beberapa kali menangis karena kakak kandungnya, Alkana. Setelah difikir-fikir, Haechan cukup sering menangis karena membenci dirinya sendiri karena tidak bisa memperbaiki hubungannya dengan kakak kandungnya itu. Namun Haechan juga tidak menyangka ketika dia sedang menangis, Kana tetap duduk disampingnya dan memeluknya. Kakaknya itu tetap sama.

Ketika Asteria memutuskan hubungan keduanya secara sepihak, Haechan bingung harus berbuat apa. Dia tidak cerita ataupun bicara pada sahabat-sahabatnya. Dia hanya membuka suaranya pada Kana, kakaknya yang sudah lama tidak Haechan ajak bicara. Bercerita bagaimana hancurnya hati Haechan karena Asteria dihadapan Kana bisa membuat bebannya sedikit berkurang.

Jadi selama Asteria menghindarinya berhari-hari belakangan ini, Haechan selalu ditemani oleh Alkana ketika check up dan terapi di rumah sakit. Hubungannya dengan kakanya itu belum secara resmi baik-baik saja. Namun keduanya mulai nyaman berada di dekat satu sama lain seperti dulu kala. Alkana mengerti semua hal butuh proses. Begitpula dengan hubungannya dengan adiknya itu.

Setelah sepenuhnya sembuh, Haechan benar-benar bertekad untuk membuat Asteria kembali padanya. Namun rasanya rasa percaya diri yang ada di dalam diri Haechan menurun hebat ketika dia mendengar dengan telinganya sendiri bahwa Asteria berkata hubungannya dengan Haechan tidak akan pernah sama lagi.

"...gue sama Haechan udah beda, San. Kedepannya, kalau gue tetap bersama dia, gue bakal terus mikir kalau gue sama dia itu udah beda. We're not what we used to be."

Itu semua menampar Haechan.

Haechan tahu. Dia tahu dirinya salah karena sempat ragu dengan semua hal mengenai Asteria atau Arena-nya. Namun selama jauh dari Asteria berhari-hari ini—tanpa menatap wajah gadis itu atau mendengar suaranya, Haechan mengerti bahwa yang benar-benar dia butuhkan lebih dari apapun itu adalah Asteria. Hanya Asteria yang membuat Haechan bisa merasa hidup lebih dari apapun. Haechan mulai sadar,

Arena memang berharga baginya. Tapi Asteria lebih berharga dari apapun, bahkan lebih berharga dari dirinya sendiri.

"Lah ngape balik lagi? Gak jadi nyebat?" Jaemin bersuara, membuat Haechan hanya melirik malas sahabatnya itu. Jaemin yang menyadari kondisi hati Haechan tidak baik hanya menepuk pundak cowok itu hangat.

Everlasting Stars.  | HaechanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang