BAB 3

3.1K 499 9
                                    

Asteria meremas tali sling bagnya, tubuhnya terasa kaku dan dingin

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Asteria meremas tali sling bagnya, tubuhnya terasa kaku dan dingin. Dia benci tempat ini. Dia benci mendengar suara deru motor dan keramaian tempat ini. Dia benci melihat Racing Arena. Dia benci pembalap.

Tapi ada satu hal yang perlu gadis itu pastikan di Racing Arena. Selama bertahun-tahun mengubur rasa penasaran dan dendam dihatinya, Asteria memutuskan untuk datang. Walaupun gadis itu sebenarnya benci dan tidak ingin datang ke tempat ini.

Asteria memandang sekitarnya, walaupun sudah malam, tempat ini tetap ramai dan terang. Banyak lampu-lampu dan sorak kencang dari beberapa orang di sekitarnya. Mata gadis itu jatuh kepada segerombolan laki-laki yang duduk diatas motor, yang Asteria duga mereka bersiap untuk memulai balapan.

"Asteria Galatina?"

Asteria menoleh, matanya bertemu dengan sepasang mata yang gadis itu sangat kenal.

"Sanha?" Ujarnya kaget.

"Ster... ngapain lo di Arena?"

"San—"

"Ster, pulang sekarang. Kalau sampe ada yang ngenalin lo, bisa bahaya." Sanha berujar dengan tegas, menarik tangan gadis itu untuk pergi, namun Asteria melepas tangannya dari genggaman Sanha, menatap cowok itu tajam.

"Sanha, gue punya tujuan yang pasti kesini. Gue udah ngelawan rasa takut dan benci gue untuk kesini, daripada lo ngusir gue kayak gini, kenapa lo ga bantu gue aja buat—"

"Buat apa, Ster? Buat nyari tahu tentang insiden itu? Lo gak ngerti betapa bahayanya tempat ini buat keselamatan lo, Asteria. Gue mohon, pulang sekarang." bisik Sanha dengan nada penuh tekanan. Cowok itu lagi-lagi menarik tangan Asteria, membuat Asteria berusaha melepas genggaman cowok itu.

"Please, San. Gue butuh jawaban—"

"Gak dengan nekat kesini sendirian. Kalau sampe mereka liat dan ngenalin lo, atau bahkan tau kalau lo punya maksud untuk nyari tahu tentang insiden itu, lo bisa dalam bahaya Ster—"

"GUE GAPEDULI!" Teriak Asteria reflek, mengundang perhatian dan pandangan orang-orang disekitarnya. Kini hampir semua orang menatap Sanha dan Asteria, berusaha mengira-ngira apa yang Sanha Dariwangsa lakukan bersama gadis asing di tengah-tengah keramaian.

Asteria menunduk berusaha menyembunyikan wajahnya dengan topi hitamnya, gadis itu kini tengah meremas tangan Sanha yang masih mengenggam jemarinya.

"Great, Asteria. sekarang lo baru aja ngundang perhatian semua orang ke diri lo sendiri." Bisik Sanha frustasi, balik meremas jari gadis itu. Jujur, jantung Sanha rasanya ingin meledak, dia ingin membawa Asteria cepat-cepat keluar dari tempat ini.

Everlasting Stars.  | HaechanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang