Seperti kata Asteria Galatina; Mahesa Haechan Mahawira itu adalah sosok yang ternyata sangat mudah untuk gadis itu cintai. Buktinya, Asteria hanya butuh waktu sesingkat ini untuk jatuh dan mencintai cowok itu dibandingkan dengan waktu yang mereka sudah habiskan sebagai sepasang musuh selama hampir tiga tahun lamanya. Benar kata orang-orang, tak kenal maka tak sayang. atau lebih tepatnya Asteria selama ini selalu menyangkal perasaan nya sendiri. Asteria itu kemarin pengecut, pengecut karena kenyataanya alasan dirinya mendorong dan menghindari semua hal tentang Haechan adalah karena cowok itu adalah Anggota Arena dan Asteria takut kehilangan Haechan seperti dirinya kehilangan kakaknya, Jeffrian, empat tahun yang lalu.Kehilangan Jeffrian itu adalah luka terdalam yang pernah hidup ini berikan untuk Asteria. Jadi kesimpulannya, Asteria tidak pernah siap untuk kehilangan Haechan juga dalam hidupnya.
Asteria harus jujur kepada Haechan, lalu memberi Haechan pilihan antara dirinya atau Arena; karena selama ini Asteria sudah terlalu lelah menjadi orang yang berdiri di belakang, menatap punggung orang yang ia cintai pergi dari hidupnya. Walaupun kenyataanya Asteria takut, takut menerima kenyataan bahwa Haechan akan memilih Arena dibandingkan dirinya, namun benar apa kata kedua sahabatnya itu, Gaia dan Daraya, bahwa setidaknya Asteria harus mempercayai Haechan bahwa cowok itu tidak akan menyakitinya.
Asteria memandang Haechan yang kini tampak tertidur pulas di meja makan Panti Asuhan, wajahnya damai, membuat Asteria tanpa sadar tersenyum. Langkah kakinya mendekati sosok Haechan, lalu Asteria menyelimuti tubuh cowok itu dengan kardingan ungunya yang lumayan besar, lalu mengusap rambut hitam lebat milik Haechan penuh sayang.
aku gak akan pernah bisa ngebayangin gimana kalau seandainya aku harus kehilangan kamu juga, batin Asteria.
Kata Bunda Tara, Haechan itu adalah sosok yang keras kepala namun hatinya lembut. Haechan adalah adalah tipikal manusia yang tidak bisa membenci hal-hal yang cowok itu sayangi. Sefatal apapun kesalahan orang yang Haechan sayangi, cowok itu tidak pernah benar-benar membenci. malah, yang selama ini Haechan lakukan adalah membenci dirinya sendiri. Casingnya saja yang dingin dan keras, tapi sebenarnya, Asteria juga mulai mengerti bagaimana watak Haechan—kekasihnya itu perlahan-lahan. Bagi Asteria, Haechan itu benar-benar baik. Bukan baik yang general dan baik yang disukai banyak orang, tapi Haechan adalah baik karena cowok itu selalu berhasil membuat Asteria merasa nyaman berada di dekat Haechan, membuat Asteria berfikir bahwa dirinya adalah gadis yang pantas untuk dicintai dan dilindungi.
Haechan membuat Asteria kembali mengingat bagaimana caranya untuk bahagia seperti dahulu kala, bahkan perlahan-lahan Haechan memberi Asteria harapan, harapan bahwa kemungkinan luka dihatinya karena Jeffrian akan sembuh karena kehadiran cowok itu dalam hari-harinya.
"Eungh, ster?"
Asteria menoleh dan lamunannya seketika buyar, gadis itu menatap Haechan yang kini menatapnya dengan raut mengantuk dan lelahnya. Setelah berjam-jam berada di Panti Asuhan Langit Biru, Haechan tidak berhenti merekam kebersamaan anak-anak panti dan bahkan bermain bersama mereka sepanjang waktu, rasanya tugas yang mereka kerjakan tidak seperti mengerjakan tugas—lebih tepatnya adalah bersenang-senang dan Asteria bisa melihat tawa lepas di wajah Haechan. Membuat Asteria benar-benar kagum dengan kehangatan yang Haechan berikan untuk anak-anak panti. Mereka membutuhkan itu, dan Haechan memberikan apa yang mereka butuhkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Everlasting Stars. | Haechan
Fanfiction[COMPLETED] PG-17 | Membenci Mahesa Haechan Mahawira adalah hal yang paling mudah yang bisa Asteria Galatina lakukan di dunia ini. Setiap bertemu, keduanya akan berdebat tanpa lelah. Tapi siapa sangka? Ternyata jatuh secara sekejap dalam pelukan co...