BAB 47

7.6K 383 225
                                    

a sky                  full of starsand he                was staringat her

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

a sky
full of stars
and he
was staring
at her.

atticus


note: aku merekomendasikan kalian untuk denger already gone by sleeping at last pas bagian surat yang ditulis Asteria untuk Haechan. selamat membaca, semoga baper.

***

Asteria mengerjapkan matanya perlahan-lahan. Gadis itu merasakan udara air conditioner—ruangan gelap disekitarnya menusuk kulitnya yang tidak dibaluti pakaian apapun. Pemandangan pertama yang Asteria dapati ketika matanya terbuka adalah;

   Punggung lebar milik Mahesa Haechan Mahawira.

   Asteria termenung sesaat. Senyuman gadis itu perlahan-lahan terbit, mengingat kejadian semalam mampu membuat pipinya terasa terbakar. Memikirkan seberapa lembut dan gentle-nya sosok Haechan padanya membuat Asteria yakin seratus persen bahwa Haechan tidak pernah berubah selama tujuh tahun belakangan ini.

   Dia tetap Mahesa Haechan Mahawira yang menciumnya dengan lembut dan penuh perasaan, menyentuhnya secara hati-hati, seakan-akan Asteria adalah barang yang mudah rapuh. Sentuhan Haechan membuat Asteria merasa diinginkan. Membuat Asteria tidak perlu kata-kata dari cowok itu, rasanya ciuman Haechan semalam sudah mewakili semua perasaan cowok itu untuk Asteria selama tujuh tahun ini.

   Asteria bergerak mendekat dengan hati-hati, takut membangunkan Haechan. Saat tubuhnya sudah lebih dekat, matanya mulai menangkap sesuatu yang membuat gadis itu terdiam, membeku di tempatnya. Tangan Asteria bergerak—menyentuh punggung kanan Haechan, matanya mulai memanas.

   "AG.." lirihnya dengan suara parau, menyentuh tatto kecil berbentuk bintang dengan singkatan nama AG di tengah-tengah bentuk bintang itu. Ingatan Asteria mulai kembali pada tujuh tahun lalu—ketika dia berulang tahun ke-delapan belas, Haechan sempat bercanda bahwa cowok itu mau membuat tatto dengan namanya setelah lulus sekolah saat Asteria menempelkan tatto temporer di punggung tangan cowok itu.

   Asteria tidak pernah menyangka Haechan akan benar-benar melakukan semua itu. Melakukan semua hal yang cowok itu janjikan padanya.

   Kedua tangan Asteria bergerak melingkar di perut Haechan, memeluk cowok itu dengan erat. Asteria tidak bisa mengucapkan seberapa besar dia bersyukur selama tujuh tahun belakangan ini—bukan hanya Asteria yang masih jatuh untuk Haechan.

   Tapi Haechan juga masih jatuh untuknya.

   Dia tidak jatuh cinta sendiri.

Everlasting Stars.  | HaechanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang