BAB 24

3K 376 111
                                    

     Di mata Mahesa Haechan Mahawira,  Asteria Galatina itu adalah gadis sederhana yang mampu membuat Haechan jatuh cinta dalam sekejap

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


     Di mata Mahesa Haechan Mahawira, Asteria Galatina itu adalah gadis sederhana yang mampu membuat Haechan jatuh cinta dalam sekejap. Kata 'jatuh' tidak ada dalam kamus keduanya ketika hari sebelum Asteria dan Haechan menyadari perasaan keduanya untuk satu sama lain selama hampir tiga tahun belakangan ini. Haechan mengerti sekarang, Asteria memang gadis sederhana yang mampu membuat dirinya jatuh sedalam-dalamnya, sampai rasanya Haechan tidak ingin melepas gadis itu sampai kapanpun. Namun, hubungan antara dirinya dan Asteria lah yang tidak sederhana.

     Haechan belum pernah jatuh cinta sebelumnya. Haechan tidak pernah merasa sejatuh ini untuk seseorang, belum pernah merasa begitu takut kehilangan seseorang, belum pernah merasa dirinya begitu meninginkan seseorang.

     Hubungan antara Haechan dengan Asteria itu mungkin terdengar mudah. Sepasang musuh yang diam-diam menahan perasaan mereka sendiri karena gengsi. Tapi kenyataanya bagi Haechan, selama hampir tiga tahun Asteria menjadi bagian dari hidupnya, banyak cerita tentang Asteria dan dirinya yang belum terkuak. Banyak juga perasaan dan kata-kata yang selama ini Haechan kubur dalam-dalam untuk gadis itu.

     Sudah lama, sudah cukup lama Haechan menginginkan gadis itu, namun rasanya selama ini Asteria sangat sulit untuk Haechan gapai. Ketika menatap kedua mata Asteria di hari yang lalu, Haechan selalu menemukan pandangan benci dan dendam di mata gadis itu. Membuat Haechan bertanya-tanya dan merasa resah, sebenci itu Asteria melihat dirinya?

     Namun kini, memandang kedua mata coklat milik Asteria tidak pernah terasa begitu menenangkan hati Mahesa Haechan Mahawira saat ini.

      "I love you,"

      Haechan menatap Asteria yang kini tengah tersenyum lembut setelah mengatakan kalimat yang ingin sekali Haechan dengar dari mulut gadis itu. Hati Haechan menghangat, seiring senyum mengembang di bibirnya, juga air matanya yang mengalir perlahan.

      Asteria kembali memeluk Haechan erat, gadis itu berbisik pelan sambil terisak,

      "Maaf. Maafin gue karena bikin hati lo sakit. Bikin lo menderita padahal yang lo lakuin selama ini adalah untuk memperbaiki hubungan kita. Maaf untuk semua kata-kata menyakitkan yang gue bilang ke lo kemarin, gue bohong ketika gue bilang kalau gue gak punya perasaan yang sama untuk lo, padahal kenyataanya gue juga jatuh untuk lo."

     "..."

     "Lo gak jatuh cinta sendiri, gue juga jatuh cinta sama lo, Haechan." bisik Asteria, memeluk Haechan erat.

    Haechan masih diam, hanya mampu membalas pelukan gadis dalam pangkuannya itu dengan erat seiring dengan jantungnya yang berdetak sangat kencang, rasanya seperti ingin meledak karena perasaan bahagia dan resah dihatinya.

     "...gue gak punya alasan apapun untuk gak jatuh cinta sama lo, Haechan. Semenjak mengenal lo, gue mengingat banyak hal yang gue kira udah hilang dalam hidup gue. Lo memberi apa yang gue rindukan selama ini, lo memberi perasaan-perasaan sederhana yang ngebuat gue sadar kalau lo orang yang dikirim Tuhan untuk menjadi obat buat hati gue. Setiap ngeliat lo, bikin gue sadar kalau gue juga mau selalu berada di sisi lo,"

Everlasting Stars.  | HaechanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang