BAB 18

2.9K 420 79
                                    

hi spam comments dan votes dari kalian bener2 bikin aku semangat update, thankyou ya!

hi spam comments dan votes dari kalian bener2 bikin aku semangat update, thankyou ya!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.



Mesha Halkana Mahawira,

Dulu, Setiap mendengar nama ini, fikiran dan hati Haechan terasa sakit dan...merasa bersalah. Namun sekarang, setiap mendengar nama Kakaknya itu, hati Haechan penuh dengan kebencian dan amarah. Bahkan sekedar mendengar nama gadis itu saja Haechan enggan.

Alasan kenapa hidupnya jauh dari kata bahagia, alasan kenapa keluarganya mulai hancur, semuanya karena Kana. Semuanya mulai berubah dan terasa mati semenjak kakaknya itu kehilangan seseorang yang begitu berarti dalam hidupnya untuk selama-lamanya. Namun setelah itu, tanpa sadar Kana juga mulai kehilangan sosok Ayahnya, Ibunya, bahkan kehilangan sosok Haechan, adiknya sendiri.

"Haechan,"

Haechan berhenti melangkah ketika mendengar suara Heera, matanya kini memandang sosok Mamanya yang tengah memandangnya dengan pandangan sedih dan terluka,

"Kalau permintaan mama masih sama, Haechan gak bisa dan gak akan pernah mau untuk sekedar memaafkan semua kesalahan dia."

Haechan menatap dingin sosok yang Ia maksud, menatap Kana dengan pandangan yang masih sama setiap harinya; pandangan benci.

"Haechan, Kana itu kakak kamu—"

"Kak Kana, kakaknya haechan udah mati 4 tahun yang lalu, kalau mama lupa." Lirih Haechan dingin lalu meraih kunci motornya, meninggalkan rumahnya dengan perasaan sakit yang teramat hebat di hatinya.

Entah sakit dihatinya itu karena melihat tatapan terluka dari mamanya, atau karena dia bertemu kakaknya itu lagi, atau mungkin sakit teramat hebat ini disebabkan karena Haechan begitu menginginkan Asteria untuk kembali padanya.

     Asteria berusaha mati-matian menghentikan tangisnya sejak tadi, gadis itu tampak benar-benar kacau

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Asteria berusaha mati-matian menghentikan tangisnya sejak tadi, gadis itu tampak benar-benar kacau. Membuat siapapun yang menatap gadis itu akan tahu bawa Asteria tidak baik-baik saja. Asteria hanya berdiri membeku didepan sebuah tempat minimalis yang begitu ia kenali, tempat dimana Jeffrian pernah membawa Asteria untuk mengenalkan Asteria pada teman-teman kakaknya itu, teman-teman kakaknya yang begitu baik di awal, namun tanpa siapapun menduga, ternyata mereka semua malah mengecewakan Jeffrian pada akhirnya.

Everlasting Stars.  | HaechanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang