Selama hampir 3 tahun mengenal Mahesa Haechan Mahawira, Asteria tahu tiga hal mengenai cowok itu;Haechan hobi bertengkar, Cowok itu juga banyak bicara alias bacot, dan yang terakhir Haechan itu brengsek level dewa.
Brengsek mempunyai banyak definisi. yang Asteria maksud bukan brengsek yang suka memainkan hati wanita seperti Jaemin contohnya. Tapi Haechan brengsek karena cowok itu kerap menganggu hidup Asteria dengan membuat gadis itu kesal setiap saat.
Selama hampir tiga tahun ini,
Haechan dan Asteria tidak pernah benar-benar akur. Keduanya selalu beradu mulut setiap bertatap muka satu sama lain. Apapun akan mereka ributkan dan perdebatkan. Jika kalian bertanya, apa pernah Haechan dan Asteria berbicara santai ataupun berbicara dengan normal layaknya teman?
Jawabannya tidak pernah sama sekali. Boro-boro berbicara dengan Haechan secara akur, melihat cowok itu nafas dan hidup saja sudah membuat Asteria kesal setengah mati.
Asteria memejamkan matanya frustasi. Great, sekarang gadis itu harus wajib dan kudu sekelompok sama manusia yang paling ingin Asteria jauhi akhir-akhir ini.
Kini setiap anggota kelompok harus berkumpul bersama di tengah lapangan, duduk untuk mendengarkan arahan dan rundown acara untuk tiga hari kedepan.
"Sebahagia itu lo sekelompok sama gue? Sampai kehabisan kata-kata gitu." Asteria seketika menoleh ke arah Haechan yang kini duduk di sebelahnya, cowok itu kini berbicara tepat di depan wajahnya, berjarak hanya beberapa centi dari wajahnya.
"Najis. Jauh-jauh deh lo. ngomongnya gausah deket-deket." Ujar Asteria lalu membuang muka.
"Ini mah masi kurang deket. Mau yang lebih deket?" Haechan menggoda gadis itu, memajukan wajahnya lebih dekat ke arah wajah gadis itu, sampai kini Haechan bisa meneliti dengan jelas permukaan kulit Asteria yang pucat.
"Jauh-jauh atau gue gampar?"
"Eh kuproy, gausa ganggu Steria, deh. Dia lagi sakit. Lo bener-bener gak ada kerjaan lain ye??" Daraya membuka suara, membuat Haechan tertawa idiot, cowok itu akhirnya menjauhkan wajahnya, lalu diam. Membuat hidup Asteria rasanya sedikit damai dan tentram.
Tapi tidak dengan detak jantungnya.
"Sekarang kita ngapain?" Asteria bertanya, berusaha mengalihkan rasa gugup dan detak jantungnya itu.
"Ih lo ga ngedengerin ya tadi osis ngomong apaan?" Celetuk Daraya, membuat Asteria semakin cengo.
"Hah?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Everlasting Stars. | Haechan
Fanfic[COMPLETED] PG-17 | Membenci Mahesa Haechan Mahawira adalah hal yang paling mudah yang bisa Asteria Galatina lakukan di dunia ini. Setiap bertemu, keduanya akan berdebat tanpa lelah. Tapi siapa sangka? Ternyata jatuh secara sekejap dalam pelukan co...