BAB 29

2.5K 316 17
                                    


WARNING

—————————

di part ini ada adegan dewasa, semoga bisa bijak dalam membaca.

Happy reading.

     Selama bertahun-tahun Nakula Jae Minkala bersahabat dengan Mahesa Haechan Mahawira, Jaemin sudah sering melihat sahabatnya itu kesetanan setiap bertengkar dengan musuhnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.



     Selama bertahun-tahun Nakula Jae Minkala bersahabat dengan Mahesa Haechan Mahawira, Jaemin sudah sering melihat sahabatnya itu kesetanan setiap bertengkar dengan musuhnya. Namun kali ini berbeda, kejadian kali ini membuat Jaemin sadar bahwa Haechan akhirnya mengerti dan merasakan apa yang Jaemin dan Haechan fikirkan selama ini; Arena adalah tempat berbahaya untuk orang-orang yang berharga di hidup keduanya.

    Selama hampir tiga tahun menjadi seorang pembalap di Arena, Haechan dan Jaemin selalu memiliki hubungan yang sangat baik dengan semua anggota. Mereka jarang bertengkar satu sama lain atau meributkan hal-hal kecil sekalipun. Namun ketika berbicara mengenai posisi, kekuasaan, peringkat dan segala bentuk persaingan lainnya, Jaemin maupun Haechan mengerti bahwa Arena bisa berubah menjadi tempat paling mengerikan bagi mereka.

    Namun Haechan maupun Jaemin sebelumnya tidak pernah benar-benar merasa takut akan hal-hal mengerikan di Arena, hingga datang hari ini, hari dimana Jaemin melihat Mahesa Haechan Mahawira, sahabatnya itu menghajar Restan mati-matian ketika melihat Asteria disentuh oleh Restan.

    Ketika Jaemin melihat Restan mendaratkan tangannya di wajah Asteria, jantung Jaemin seakan-akan terasa berhenti berdetak.

    Renjun pernah bercerita dengan rasa sakit di hatinya satu tahun lalu, ketika Jaemin dan Haechan mendiamkan cowok itu berminggu-minggu hanya karena Renjun memutuskan untuk meninggalkan Arena, meninggalkan kehidupan cowok itu sebagai pembalap di Arena. Alasan Renjun benar-benar memutuskan untuk berhenti adalah karena Renjun menyayangi Claire, mantan kekasihnya itu. Walaupun sudah tidak bersama lagi, Renjun tahu jelas bahwa banyak orang akhirnya sudah mengetahui kelemahannya selama ini, kelemahannya akan kehilangan mantan kekasihnya itu.

   Renjun kala itu berujar dengan senyum tipis dihadapan Haechan dan Jaemin yang menatapnya dengan pandangan kecewa,

"Nanti ada saatnya lo berdua bakal ngerti gimana perasaan gue saat ini. Kalian bakal sepenuhnya ngerti saat kalian udah punya cewek nanti. Gimana marah dan frustasinya lo berdua saat denger kalau cewek lo dibawa-bawa di tengah permasalahan yang ada di Arena. Baru satu tahun gue jadi bagian dari Arena, cewek gue udah di seret dan dijadiin bahan taruhan, gimana nanti? Gue gak bisa bayangin seandainya gue bener-bener kehilangan Claire karena Arena. Gue gak mau nempatin cewek gue di tempat yang gak seharusnya dia tempatin. Ini demi Claire, gue gak punya pilihan lain."

Namun kini Jaemin sepenuhnya mengerti, apa yang Renjun bilang satu tahun lalu membuat Jaemin sadar bahwa orang yang benar-benar berharga di hidup Jaemin adalah orang-orang yang akan menjadi kelemahan bagi dirinya. Maka dari itu, ada satu alasan mengapa Jaemin tidak pernah benar-benar jatuh cinta pada wanita; karena Jaemin terlalu mencintai Arena dan dia tidak bisa menyeret seseorang masuk kedalam dunia ini, dunia nya yang bisa berbahaya bagi gadis yang kelak akan Jaemin cintai sepenuh hatinya.

Everlasting Stars.  | HaechanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang