BAB 19

2.7K 436 66
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

           "Tunggu aku pulang, oke?" Jeffrian selalu tersenyum teduh sebelum pergi benar-benar meninggalkan Mesha Halkana Mahawira sendiri

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


  "Tunggu aku pulang, oke?" Jeffrian selalu tersenyum teduh sebelum pergi benar-benar meninggalkan Mesha Halkana Mahawira sendiri. Selama ini, yang mampu Kana lakukan hanya menatap punggung lebar laki-laki yang begitu ia cintai itu menaiki motor hitamnya, melakukan hal yang begitu Jeffrian cintai seumur hidupnya; menjadi seorang pembalap.

Dulu, Kana hanya bisa tersenyum dan mendukung Jeffrian tanpa berbicara bahwa gadis itu khawatir hebat dengan kemungkinan bahwa Jeffrian tidak akan kembali padanya setelah menaiki motor hitamnya itu, namun senyuman bahagia di wajah Jeffrian setiap kali laki-laki itu berada di Racing Arena membuat Kana tidak akan pernah bisa menjadi penghalang kebahagiaan laki-laki itu.

Namun Kana salah besar.

Dirinya salah besar karena gadis itu baru menyadari satu hal, ketika dirinya sendiri melihat secara langsung tubuh laki-laki yang ia cintai, tergeletak tidak berdaya dengan darah di seluruh tubuhnya itu.

Kana menyesal karena selama hampir dua tahun berada di sisi Astarefa Jeffrian, Kana tidak pernah melarang Jeffrian untuk menjadi bagian dari Arena.

Hanya kata 'seandainya' yang selalu Kana ucapkan ketika Jeffrian muncul di dalam fikirannya.

Karena seharusnya, Jeffrian masih hidup jika kekasihnya itu tidak menjadi seorang pembalap. Kalau saja, kala itu Kana tidak mendukung semua rencana Jeffrian, mungkin laki-laki itu masih berada di sisinya. Seharusnya Jeffrian masi bisa tertawa dengan bahagia bersama Kana jika saja Kana tidak membuat cowok itu melangkah ke Arena hari itu.

Seandainya yang Kana impikan memang tidak akan pernah terjadi, namun kenyataanya selama empat tahun belakangan ini yang Kana lakukan hanya berandai bahwa Jeffrian masi berada di sisinya.

"Jeffrian itu jomplang banget dibandingkan sama lo, Na. Lo itu pecicilan banget, dia kalem. Tapi gue merasa kalian itu saling melengkapi. Lo itu manusia terbebas yang pernah gue temui, sedangkan Jeffrian adalah sosok manusia yang seluruh hidupnya dia korbanin untuk mencintai dan menjaga adiknya. Dia jarang punya waktu untuk dirinya sendiri. Gue selalu khawatir kalau Jeffrian gak sepenuhnya bahagia selama ini. tapi semenjak lo dateng ke hidup Jeffrian, gue bisa ngeliat kalau Jeffrian nemuin satu kebahagian baru yang selama ini dia cari; yaitu lo, tempat ternyaman dia buat pulang."

Everlasting Stars.  | HaechanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang