Not worthy.

838 150 20
                                    

Seokjin menatap telapak tangannya, masih gamang terasa. Namjoon jatuh tertidur dengan memeganginya. Lagi.

"Lukisanku selamat, bos! Bisa dipakai, 'kan?" Yoonji menegur Seokjin yang melamun.

"Y-ya, pakai saja. Sesukamu ...," balasnya asal. Ia menggeleng sekali lagi lalu masuk ke kedai. Ikut memeriksa barang-barang apa saja yang masih layak digunakan.

Beberapa hari rutin mengunjungi, pikiran Seokjin mulai teralihkan. Seharusnya ia fokus membenahi keadaan mata pencaharian setelah melihat Namjoon kembali pulih perlahan, tapi ia justru menikmati keadaan.

Oh, maksudnya ... Seokjin hanya melakukannya karena ia hutang budi juga sebagai atasan yang baik. Lagi pula, mereka teman. Sudah sepantasnya saling memberi semangat. Termasuk menuruti kemauan saling pegang tangan. Sesama teman biasa begitu, 'kan?

Seokjin mengangguk, menyetujui monolog dalam kepalanya. Yoonji meneleng heran karena tampaknya gelas pecah di tangan bos tampan itu hendak dipakai lagi. "Itu rusak, loh. Mau diapakan?"

Seokjin mendongak. "Hah? Oh. Ini ... ya, rusak. Betul."

Yoonji yakin, bukan karena mereka memutuskan bebenah di pagi hari, kelakuan bosnya seperti orang linglung. "Nanti juga kau pergi menjenguk sama Soobin, bos. Konsentrasi dulu di sini," ujarnya telak. Seokjin mengernyit tak yakin dengan pendengaran.

"A-apa? Kau bilang apa? Aku ...," kalimatnya tergantung oleh kehadiran sebuah mobil hitam besar, parkir tepat di depan kedai. Siapa gerangan pengunjung yang mampir?

Lelaki rapi bersetelan kelabu dan putih, keluar dari kendaraan mewah, mendekati Seokjin yang bergeming. Yoonji penasaran, ia mengintip dari balik pintu rusak.

"Maaf, tapi ...."

"Kim Seokjin?" tanya lelaki itu dengan suara seperti kabut.

"Ya, saya sendiri." Sebisa mungkin Seokjin tetap sopan, walau dipandangi menyelidik dari kepala sampai kaki. Ah. Seokjin hafal tatapan itu.

"Kau sehat sementara kakakku sekarat. Hebat."

Seokjin mengernyit. "Maaf?"

Mengangkat dagu jumawa, kedua tangan dimasukkan ke saku celana, Seokjin dijawab. "Ia berharga bagiku, tapi semua tentangmu membuatnya lemah, menderita. Bahkan, nyaris mati."

Seokjin mengepalkan tangan di sisi tubuh.

"Ketahuilah, kau tak layak untuknya, Kim Seokjin."

:)

Twitterpated | NJ ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang