That guy.

1.5K 200 12
                                    

Seokjin mengantuk, tapi ada beberapa kerjaan tertunda yang harus diselesaikan. Mencari rekomendasi resep kue baru misalnya. Laptop dibaringkan di ranjang, lengkap dengan cokelat panas. Selepas mandi dan terbalut piyama paling nyaman, Seokjin tenggelam dalam dunianya.

Mendadak, muncul di layar. Artikel terkait seseorang yang membuat Seokjin mengerang. Mengalihkan pandangan karena otak otomatis mengingat.

Sosoknya ceking jangkung. Suka pamer lesung pipi, tak pernah absen kacamata, tapi ia keluaran mahal. Sampai tidak percaya, pemuda yang terlihat suka berkencan dengan buku itu, adalah konglomerat. Seokjin tidak ada dendam khusus pada mereka. Hanya tiap kali melihat betapa mudah anak-anak bersendok-emas itu memperoleh sesuatu, jiwa bertahan Seokjin menggeliat. Bukan iri, lebih seperti terkena alergi. Cukup sekali Seokjin mengalami sendiri.

Itu buruk dan menyakitkan. Seokjin takkan membiarkan Soobin merasa hal yang sama, makanya ia selalu menjaga jarak sekalian menjauhkan Soobin dari mereka. Arogan. Egois. Materialistis. Sebut semua sifat borjuis itu. Seokjin yakin bakal muntah jika melihat salah satunya lagi.

Namun, keyakinan itu terpatahkan oleh Kim Namjoon. Kalimat lugas tanpa keraguan tiap kali berpendapat itu, menohok Seokjin. Membuatnya terkejut sekaligus kesal. Intuisi Namjoon terlalu tepat. Penuh dukungan logika.

Pertama kali bertemu di aula. Dapat suruhan panitia agar Namjoon memberi rayuan pada senior dalam jangkauan, Seokjin kena sial.

Kim Namjoon tanpa ragu memberi kalimat romantis yang berakhir dengan ajakan kencan.

Tentu saja ditolak.

Seokjin memang hanya mau jadi mahasiswa biasa setelah menyerahkan jabatan ketua kedisiplinan, tidak sudi berada di tempat yang selalu disorot. Mempunyai kekasih junior terlebih juga laki-laki, bukanlah pilihan setelah susah payah melepas jabatan untuk hidup tenang.

Seokjin menyeruput cokelat dalam diam. Pikirannya ke antah berantah, ke semua kelumit setelah kejadian itu. Benar kata Soobin. Kim Namjoon sialnya serius soal perasaan. Yang diterima Seokjin itu masih berlaku sampai sekarang.

Namun, Seokjin ingin Namjoon hilang dari pandangan.

Karena semua orang yang menginginkan hatinya, berakhir menghancurkannya.

:)

Twitterpated | NJ ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang