What else?

783 146 11
                                    

"Aku takkan membiarkanmu menyakitinya."

"Maaf, tapi aku tidak tahu apa maksud Anda." Seokjin bohong jika demikian, ia masih meragukan diri. Orang itu terkekeh mendengarnya.

"Tak masalah. Lagipula, kalian tidak akan bertemu lagi mulai dari sekarang. Selamat tinggal, Kim Seokjin." Supir tinggi besar yang bergeming seperti penjaga, membukakan pintu dan pria itu berpaling darinya. Selepas kendaraan mewah pergi, Seokjin merogoh saku, menelepon Hoseok untuk memastikan pemikirannya salah.

"Ya?"

"Apa Namjoon masih di sana?"

"Di sana?"

"Rumah sakit."

"Oh. Iya. Aku baru mau menjenguk. Harusnya, sih. Ada apa, Seokjin-ah?"

Menggeleng seolah dilihat, Seokjin menjawab. "Uh, tidak. Aku ... cuma mau bertanya."

Jeda sesaat. Hoseok pasti merasa jika kalimat Seokjin sangat konyol. "Baiklah. Aku ke sana sekarang. Mau titip sesuatu untuknya?"

"Tidak perlu. Aku dan Soobin nanti menyusul. Kabari aku jika sampai, Hoseok-ah."

"Ya, tentu. Namjoon takkan ke mana-mana. Tenang saja. Perutnya masih sobek, ingat?"

Seokjin mengiyakan, tapi perasaannya was-was. Entahlah. Sekembalinya ke kedai, Yoonji menghampiri. "Tadi siapa?"

"Aku tak tahu."

Yoonji mengangguk. "Tapi, firasatku mengatakan, kalau dia bukan sembarang orang. Lagaknya seperti tuan muda konglomerat yang melabrakmu langsung. Kau punya masa lalu misterius dengan orang-orang kaya, ya, bos? Sampai kak Namjoon segitu kepincut denganmu, misalnya. Apa yang tadi juga sama?"

Seokjin mendengkus, menepuk pelan kepala Yoonji, memintanya lanjut bebenah.

Namun, setengah jam kemudian, Seokjin terburu-buru pamitan pada Yoonji karena Hoseok menelepon. Mencegat taksi dengan tergesa, jantung Seokjin berdegup kencang. Ia panik tanpa sadar.

"Ini aneh. Semalam ia masih ada, tapi ... kata pihak rumah sakit sudah dipindahkan keluarga pagi-pagi sekali. Aku ... juga bingung. Bagaimana mungkin mereka tahu?"

"Apa maksudmu, Hoseok-ah?"

"Maafkan aku, Namjoon berpesan agar tak boleh ada satu pun keluarganya yang tahu. Berita lokal juga, karena dia minta sembunyikan. Ia tak mau pergi dari sini, apa pun yang terjadi."

"Karena?"

"Kau, Seokjin-ah. Apa lagi?"

:)

Twitterpated | NJ ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang