Namjoon sedang termenung dengan ponsel dipukul pelan ke pelipis. Ingat saat pertama kali bertemu dengan Kim Seokjin, di koridor sore hari.
Awalnya mengira ada malaikat yang menghadang ingin mencabut nyawa, Namjoon malah membeku karena parasnya. Begitu rupawan. Waktu terasa berhenti saat mata mereka bersirobok. Baru saat sepasang bulat itu mengerjap dan bibir ranum mengecap udara, Namjoon terasa nyata kembali.
Sejak saat itu, ia merasa dunianya berputar hanya pada Kim Seokjin. Seorang yang menolak saat diajak kencan di tengah aula, dan mengelak jika itu pertemuan kedua mereka. Tatapan dingin yang membalas kala bersirobok di kerumunan. Juga, sosok yang mendadak hilang sebelum kelulusan.
Namjoon akui, ia cukup gila untuk meminta sahabatnya jadi penguntit dadakan karena tinggal selokasi dengan Kim Seokjin.
Namjoon seperti mengenal langsung sosok Seokjin dengan semua hasil pengamatan, walau nyatanya mendekat saja akan ditendang. Bahwa, Seokjin tinggal berdua dengan adiknya. Tanpa orang tua yang mau peduli setelah cerai. Punya kedai kopi kecil, yang perlahan digemari remaja sampai dewasa. Juga kegemaran belanja akhir pekan bersama seorang kawan. Selain rutinitas sederhana diselingi potret yang disimpan menumpuk di galeri ponsel, aktivitas Seokjin biasa saja. Namjoon memang meminta agar pengamatan dilakukan kasat mata dan sewajarnya. Asalkan Seokjin diketahui sehat juga tersenyum setiap hari, itu cukup bagi Namjoon untuk dosis harian, sebagai ganti ketidaksanggupan Namjoon hadir di sana untuk menangani formalitas wajib dari ayahanda.
Semua terasa menyenangkan karena sudah bisa berada di dekat Seokjin selama beberapa hari sejak pulang kampung.
Sampai saat kemunculan gadis cantik serta pengakuan Seokjin soal anak sesaat lalu, buat Namjoon pangling. Logikanya menolak menyambungkan alur percakapan, tapi rasa iri merongrong tidak terima.
"Hoseok-ah?"
"Ya? Ada apa?"
"Apa yang terlewatkan?" Jeda sejenak pertanyaan Namjoon, sebelum gumam pengulangan. "Apa yang sudah kita lewatkan di sini?"
"Aku tidak mengerti, Namjoon-ah."
Namjoon memijat pelipis yang berdenyut. Ia merasa kalah.
"Kim Seokjin. Anak. Istri."
:)
![](https://img.wattpad.com/cover/224536853-288-k939149.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Twitterpated | NJ ✔
Fanfic[BTS - Namjin] Cerita yang manis-manis gula. Tidak boleh banyak, tapi nagih jua. Sama sekali tidak berhubungan dengan burung biru sosial di sana. Ini ketika cinta melanda dirinya. Dunia hanya berporos padanya. Akankah sama-sama merasa? Atau malah, b...