Mine.

953 132 29
                                    

"Tidak bisa dilarang, ya?"

Namjoon mendongak dari bukunya, lantas segera menutup dan mengembalikan ke balik bantal agar tidak rebutan dengan si adik lagi. "Bawa apa?"

"Sekantung jjangmyeon dan makian. Mau yang mana dulu?"

Namjoon mendengkus. "Tentu yang manislah." Tangan terentang meminta, tapi bungkusan enggan diberi.

"Baru bisa duduk sendiri, kau mulai nulis apa lagi? Tidak boleh lelah dulu, kak."

"Tidak lelah. Cuma mencatat yang kuingat soal kerjaan, supaya tak ketinggalan. Sini, aku lapar."

Taehyung menggerutu walau menuruti. Mulai menyiapkan makan malam Namjoon. "Sudah ada aku. 'Kan disanggupi. Tugasmu cuma harus istirahat. Malah pilih bekerja."

"Sayang waktunya. Tanganku tak perlu absen juga, 'kan?"

Menarik meja khusus untuk pasien makan, Taehyung mengatur sedemikian rupa, mengaduk rata mienya, sampai Namjoon mulai melahap suapan pertama dengan desah puas. Taehyung duduk di kaki ranjang, mengamati beberapa saat.

"Tak makan?"

"Sudah." Namjoon mengangguk, Taehyung bersedekap. "Ngomong-ngomong, pesan makanan manis rutin setiap hari untuk apa? Aku tak dibagi?"

Namjoon sempat bergeming, tapi sekilas. Ia lanjut makan dengan tenang. Cepat atau lambat pasti tercium juga. "Kau tak suka makanan manis, 'kan?"

"Apa tak cukup ia menikammu, kak? Mau sampai salah satu kaki atau tanganmu hilang baru sadar?"

Namjoon menjilat sisa saus di bibir, menatap lurus Taehyung. "Bukan dia yang melakukannya, Tae-ya."

"Sama saja! Kalau tak di sana, kau segar bugar sekarang! Lagipula dari dulu ia terus menolak perasaanmu. Tak lelah bertepuk sebelah tangan? Kau ini layak dapat lebih darinya, kak."

Namjoon meletakkan sumpit, sudah hilang nafsu makan. "Kau paling tahu diriku, Tae-ya. Butuh perjuangan panjang sampai bisa sekadar menggenggam tangannya. Dia satu-satunya yang membuatku tersenyum tanpa perlu pusing berlogika."

"Aku juga bisa membuatmu begitu. Tertawa malah."

"Ini berbeda."

"Apanya?"

"Tak bisa dijelaskan, Tae-ya. Kau akan tahu saat mengalaminya sendiri."

"Benar, kak. Itu sebabnya kau di sini, bukan?" Taehyung beranjak untuk memeluk Namjoon. "Punyaku."

:)

Twitterpated | NJ ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang