Tanpa diketahui Taehyung, Namjoon sudah bisa berjalan keluar kamar. Motivasinya, tentu saja karena ingin segera bertemu Seokjin. Usaha terbaiknya adalah pergi menggunakan telepon umum di koridor, satu lantai di bawah ruang rawatnya.
"Jujur, sobat. Adikmu itu kena brother complex akut. Serius."
Namjoon mengusap kening dan bersandar ke dinding. Sekitar satu jam lalu Taehyung pulang. "Aku tahu, tapi mau bagaimana lagi? Aku vokal memilih Seokjin. Walau alot, harus kubuat ayah setuju Taehyung sebagai penerusnya. Aku punya impian sendiri."
"Kau lebih mengerti, sobat. Ngomong-ngomong, Seokjin kulihat melunak. Apa karena kau terluka melindunginya?"
"Dia memang sebaik itu."
"Haish. Sulit bicara logika kalau terlanjur cinta. Giliranku minta bantuan."
"Soal apa?"
"Yoonji."
Namjoon terkekeh. "Kau perlu berusaha keras untuk itu."
"Makanya. Eh, tapi tunggu dulu ... karena kau di situ, aku punya kesempatan bantu mereka renovasi, ya?"
Namjoon bergumam jumawa, Hoseok tertawa. Mereka bercakap sudah dari setengah jam lalu. Pantas Namjoon pegal berdiri.
"Tak mau bicara langsung? Sangsi. Kau rindu suaranya."
Namjoon tersenyum. "Sampai seluk beluknya, Hoseok-ah."
"Baiklah, aku tutup—"
"Tidak sekarang."
"Lalu?"
"Cukup aku tahu ia baik-baik saja. Sayangnya, ada yang perlu kuselesaikan dulu. Taehyung tidak bisa dibiarkan bertindak sendiri menemui Seokjin lagi. Aku punya firasat buruk mengenai itu."
"Iya. Selama aku di sini, akan kuperhatikan mereka. Jika genting, aku segera menghubungi Jimin."
"Terima kasih, sobat. Aku berhutang banyak padamu."
"Klise. Ini tak seberapa dibanding yang sudah kau lakukan untukku. Kalau kau bahagia, aku juga ikut bahagia. Sana istirahat. Hari ini Soobin mendoakanmu terang-terangan sehabis menerima cupcake buah. Seokjin cuma merah telinganya."
Namjoon tertawa. Mereka mengakhiri panggilan dan Namjoon pun berjalan kembali ke kamar.
Namun, begitu mendongak untuk melihat kantung infus, ia terhenyak. Di ujung koridor benderang yang sepi, Taehyung berdiri dengan ekspresi datar.
"Cari angin? Kebetulan. Aku bawa odeng."
"Sejak kapan?"
Taehyung tersenyum. "Cukup lama untuk tahu aku mau dibereskan."
:)
KAMU SEDANG MEMBACA
Twitterpated | NJ ✔
Fanfiction[BTS - Namjin] Cerita yang manis-manis gula. Tidak boleh banyak, tapi nagih jua. Sama sekali tidak berhubungan dengan burung biru sosial di sana. Ini ketika cinta melanda dirinya. Dunia hanya berporos padanya. Akankah sama-sama merasa? Atau malah, b...