Doubt.

1K 164 6
                                    

Chanhee meletakkan cangkir, menatap Seokjin yang bersedekap. "Aku ingin melihatnya. Terima saja, Jin-ie. Jarang ada pelamar berstrata tinggi menjanjikan mau jadi pembuat kopi. Apalagi dengan fisik mumpuni. Nilai jual mahal untuk kedai mungil ini, 'kan?"

"Justru itu. Dia punya standar untuk sekalian jadi pemilik ratusan kedai seperti ini. Bukan malah jadi anak buah. Dia mengejekku, Chan-ah."

Gelak tawa menjawab. Berbanding kontras dengan raut kesal Seokjin.

"Jin-ie sayang. Sebagai nyonya kedai, aku memintamu menerima pemuda jangkung itu."

"Alasannya?" Seokjin mengamati wanita itu menyeruput isi cangkir. "Chan-ah, kau tahu kenapa aku pemilih."

"Iya, tapi ingat. Baristamu pergi. Tambahan menu kemarin itu sedang laku dipesan online, bukan? Kau hanya punya Yoonji yang tinggal setengah hari waktu luangnya. Tak bisa Bin-ah juga karena ia sendiri sibuk menjelang ujian. Lalu, aku? Tiga hari lagi harus kembali. Mertuaku sudah kelimpungan mengurus anaknya yang manja itu. Jelas, kau butuh tenaga tambahan, sayang."

Seokjin menggaruk tengkuk. Masih memikirkan sanggahan saat Yoongi menyela masuk. Namjoon pergi menerima telepon.

Chanhee langsung memeluk pinggang pemuda minim ekspresi itu dari samping. "Rindukan aku di sana, Yoon-ah."

Yoongi mengangguk. "Katanya, Park Jimin yang bakal mengurus semua hal saat aku tiba nanti. Tuan muda itu memberikan segala fasilitas mewah demi kenyamanan kerja memang, tapi jika ada sedikit pelanggaran kontrak, aku minta kau izinkan untuk meledakkan dapurnya. Bagaimana?"

Seokjin menatap kawannya tak percaya. Chanhee semakin memeluk dan memuji.

"Yoongi-ya. Kau bukan mata-mata. Tidak perlu seekstrim itu. Lagi pula, kelancangan macam apa yang harus memicumu bertindak kriminal? Ya, ampun." Seokjin membuka berkas perjanjian, membuka halaman di mana Yoongi tadi membubuhkan tanda tangan.

"Aku ini peduli padamu. Siapa tahu aku dapat kabar kau diperkosa si tuan muda atau dibawa kawin lari, sementara tak ada siapa pun yang mengawasi di sini."

Seokjin segera melempar penanya dengan beringas, sampai pelukan terlepas.

:)

Twitterpated | NJ ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang