I know.

1.8K 202 12
                                    

"Aku ragu kau itu lapar atau terlalu menyukainya, Namjoon-ssi." Seokjin memeluk nampan setelah meletakkan pesanan ke meja. "Sudah tiga kali kau minta yang sama."

Tawa rendah menanggapi. "Mau bagaimana lagi? Rasanya enak, juga ...," meraih cangkir ungu di hadapan, ia menatap lekat Seokjin, "cantik sekali."

"Oh, ya?"

"Makanya, bisa satu lagi?"

Alis Seokjin terangkat. "Serius? Itu belum ... oh, terserahlah." Hendak berpaling, tapi sebuah kalimat menahannya.

"Minum bersamaku setelah itu."

Seokjin merentang tangan ke sisi lain. "Aku masih punya pelanggan, oke?"

Namjoon mengangguk. "Iya. Kutunggu di sini, kak."

Seokjin ingin sekali melempar nampan ke wajahnya. Dari sejak Yoonji masih ada sampai menjelang sore, Namjoon bersikukuh duduk dekat jendela tepat di seberang meja barista. Segala aktivitas di balik meja saji bisa dilihat sempurna. Memang tidak ada satupun kalimat mengganggu, tapi tatapan penuh puja yang sabar itu, membuat Seokjin risi.

"Setelah itu kau pergi?" Pertanyaan yang kurang sopan ke konsumen, tapi rasanya, Namjoon lain kasus.

"Kurasa belum."

"Oh? Ingin apa lagi? Aku tahu kantungmu tebal, tapi kau mengganggu."

Namjoon meletakkan cangkir, mendadak gugup. "Um, maafkan aku, kak. Aku tidak ...."

Seokjin mengangkat tangan, menyuruhnya diam. "Baiklah, satu lagi. Kuberi gratis, tapi jangan minta apa pun dariku setelahnya." Berpaling tanpa menunggu balasan, Seokjin menyumpah dalam hati. Ia harus tenang.

Setengah jam kemudian pesanan Namjoon datang. Seokjin menarik kursi dan duduk tepat di depan Namjoon. Apron hijau pastel masih terpasang, sedikit menggembung ketika lengan terlipat depan dada.

"Aku menolak, Namjoon-ssi." Seokjin mengambil jeda menunggu reaksi, tapi nihil, ia melanjutkan. "Aku bahkan tidak mengenalmu. Kita kebetulan ada di fakultas yang sama. Satu jurusan walau aku dua tahun di atasmu, dan ya, aku masih menolak seperti waktu itu."

Namjoon mengusap sisi cangkir dalam diam.

"Jawabanku, tetap tidak." Pasti Seokjin karena Namjoon membisu.

Namun, kemudian Namjoon kembali tersenyum, menawari Seokjin cangkir lain, membuatnya mengernyit heran.

"Ya. Aku tahu."

:)

Twitterpated | NJ ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang