🔥Club🔥

2.3K 144 1
                                    

Dengan setelan baju putih polos yang dipadukan dengan Jaket berwarna hitam dan celana jeans Penampilan Gibran terlihat cukup simple namun, terkesan keren .

Mulai melangkahkan kaki menuruni anak tangga satu persatu dan jari tangan kanannya yang tak henti - henti memainkan sebuah kunci motor. Sebelum menyentuh sebuah gagang pintu berwarna coklat terdengar suara seseorang memanggilnya.

" Mau kemana kamu ? " tanya Bunda Gibran.

" Mau ngumpul sama temen bun " balas Gibran.

" Awas kalok sampek pulang malem, bunda sleding nama kamu dari kk " ancam bunda.

" Punya bunda kok gini amat ya " guman Gibran dengan mendengus sebal.

" Ngomong apa kamu? " .

" Itu... bunda cantik... Iya cantik " balas Gibran mulai berjalan menuju keluar rumah.

Beginilah kehidupan Gibran walau ia terkenal nakal dan suka membuat onar namun, tidak ada di dalam kamus nya untuk membantah ucapan orang tua .Terlebih lagi, Ayahnya yang sudah tiada. Sungguh sangat berat bagi Gibran melewatinya namun, ini tidak menyulutkan semangat untuk menjalani takdirnya saat ini.

Motor berwarna hitam ini bergerak cepat memacu jalanan ibu kota, suasana terasa lebih tenang hanya ada beberapa kendaraan yang melintas.

                          ☘☘☘☘

Bau menyengat dari alkohol tercium begitu jelas pada indra penciuman Gibran. Laki - laki ini meneguk segelas wine yang disodorkan oleh seorang bartender tanpa memperdulikan apa yang dilakukan oleh teman - temanya.

Venus laki - laki ini berada di samping Gibran menghirup asap putih dengan tangan kanannya yang tak henti - henti menatap layar ponsel. Segelas wine yang berada dihadapanya pun belum sama sekali tersentuh.

Gibran memperhatikan semua orang yang tengah meliuk - liukan tubuhnya senada dengan alunan musik yang dimainkan oleh seorang DJ berambut pirang itu. Seorang bartender kembali menyodorkan segelas wine kepada Gibran , lagi dan lagi ia meneguk minuman itu , menghirup aroma alkohol yang tajam.

Tanpa sadar Gibran sudah meneguk banyak minuman berakohol ini, Gibran menatap kedepan pandanganya jadi suram , tak lama kemudian, rasa sakit menghujam kepala belakang nya.
Venus yang menyadari kemudian itu mulai mendekat kearah Gibran dan memanggil yang lain.

" Kenapa nih kapten ? " tanya Andrian.

"Mabok dia banyak minum " balas Venus mulai memapah tubuh Gibran.

" Jik, lo hubungi nyokapnya Gibran bilang dia nginep di apartmen gue "seru Venus.

" Lah gak dibawa ke rumahnya? " tanya Andrian.

" Njirr... Jangan bego, kalok kita bawa kesana yang ada kita malah di wawancara sama nyokapnya, lo tau kan nyokapnya itu rempong bin cerewet " balas Oji mengingat dulu dia pernah mengantar Gibran pulang bukanya mendapat sambutan malah kotbah.

" Ohh iya gue lupa " balas Andrian.

" Bawa dia ke Mobil " ajak  Venus diikuti oleh Andrian dan Aldrian sementara Oji menghubungi orang tua Gibran.

                            ☘☘☘☘
Perempuan berbalut switer tebal ini menatap lurus menghirup udara malam yang cukup dingin. Setelah acara makan malam, Aluna memutuskan untuk menghabiskan waktu disebuah balkon kamarnya.

Suara rintik terdengar begitu jelas, hawa dingin mulai menerka meskipun switer berwarna biru itu melekat pada tubuh Luna. samar - samar ia mendengar suara petir bergerak begitu cepat hanya dalam kejapan mata.

Keadaan ini lah yang membuat Luna menjadi tenang dan nyaman, tidak ada suara bising melaikan suara rintik hujan yang terdengar menghanyutkan suasana malam ini.

Waktu mulai berlalu keadaan sudah berbeda . Aluna gadis kecil yang kini sudah berubah menjadi Aluna yang dewasa. Ia berjanji pada dirinya sendiri bahwa akan membuat orang tuanya bangga dengan prestasi Luna. Membayangkan Luna adalah satu - satunya anak tunggal dari pasangan Rivaldi dan divia mendorong keinginan kuat Luna bahwa usaha orang tuanya selama ini akan terbalaskan.

Angin dingin mulai menyerbak masuk memaksa Luna untuk beranjak dari tempatnya menuju kearah ranjang berukuran sedang.
Luna mulai merangkak ke tempat tidur menutup dirinya dengan balutan selimut berwarna putih tebal.

                          ☘☘☘☘
Venus membaringkan tubuh Gibran tepat di sebuah kasur, Ia menatap wajah Gibran apa yang ada difikiran sahabatnya ini sampai meminum banyak alkohol malam ini.

Hujan mengguyur deras di Apartmen milik keluarga Venus. Cowok yang memiliki  iris mata tajam ini memilih untuk menempati apartemenya dari pada harus tinggal di rumah.
Hujan ini yang memaksa Andrian, Aldrian  dan Oji untuk menginap disini. Mereka mulai mencari posisi yang nyaman untuk beristirahat Sejenak melepas semua rasa lelah dan penat yang ada. Apartemen ini cukup luas pada bagian kamar Venus juga banyak tempat  tidur dan sofa yang bisa digunakan untuk beristirahat terutama bagi Oji sejak sampai di Apartemen ini  Ia sudah mulai sibuk mencari posisi yang menurutnya nyaman.

Ok jangan lupa kasih bintang dan komen ya

See you 💫

Bagi yang menyukai jangan lupa tambahkan ke daftar bacaan ok

ALUNA ( TAMAT) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang