🔥Ke rumah camer🔥

1.1K 61 0
                                    

Happy reading ❤❤

Dengan mengenakan kaos biru panjang dipadukan celana jeans berwana hitam melekat pas pada tubuh Luna, rambut panjang yang ia biarkan tergerai simple dan cukup menarik bagi Luna.

Dua hari yang lalu Luna diperbolehkan pulang dari rumah sakit, kondisi nya juga sudah mulai pulih, mengingat hari ini adalah hari minggu Gibran berniat untuk mengajak Luna ke rumah nya terlebih lagi untuk menepati janji pada bunda nya. Luna kembali menghela napas sedari tadi ia tidak berhenti mengomeli sebuah benda pipih yang ada digengamanya, jam sudah menunjukan pukul sembilan lewat namun, belum ada tanda - tanda Gibran datang menjemput Luna ditambah lagi pesan dan panggilan yang belum di balas oleh Gibran membuat Luna semakin kesal.

Karena lama menunggu Gibran Luna memutuskan untuk pergi ke rumah Gibran sendiri, lihat saja sama oi disana ia akan memarah - marahi Gibran.

" Bun Luna izin keluar sebentar ya " ucap Luna kepada bunda Gibran yang masih fokus menatap majalah.

" Loh mau kemana? ".

" Mau kerumah Gibran, tadi katanya dia mau jemput tapi sampai sekarang gak dateng - dateng ".

" Dianter sopir aja ya ".

" Gak usah bun Luna pesen ojek online aja " .

" Ohh.. Yaudah hati - hati ".

" Iya bun ".

Luna mulai memesan ojek online sekitar 15 menit menunggu akhir nya yang ditunggu datang.

" Bang ke jalan melati nomor 15 ya " ucap Luna.

15 menit kemudian.

Luna menatap sebuah rumah berukuran besar dengan desain yang terkesan cukup megah, bahkan lebih mewah dari pada rumah Luna, sudah dipastikan Gibran berasal dari keluarga Sultan, halaman rumah juga begitu luas ia bisa melihat montor hitam Gibran berasa di depan rumah nya.

Dari arah luar terlihat beberapa orang yang seperti nya pembantu Gibran membersihkan halaman rumah yang luas, sesekali mereka memberi senyum hangat kepada Luna.

" Permisi pak mau nanya Gibran nya ada dirumah? " tanya Luna sopan kepada seorang satpam yang sedang berjaga.

" Ada mbak, mungkin mas Gibran nya lagi di dalem " balas satpam itu kepada Luna.

Luna mulai berjalan mendekat ke arah pintu, ia mengetuk pintu sembari mengucap salam. Terdengar suara seseorang dari arah dalam mulai membukakan pintu.

" Permisi tante, Gibran nya ada? " Ucap Luna sembari mencium tangan seorang wanita paruh baya yang seprti nya bunda Gibran.

" Iya ada maaf siapa nya Gibran ya ?".

" Saya pacar nya tante ".

" Oalah kamu toh pacara Gibran, mari masuk ternyata bener ya yang di omongin Gibran kamu cantik sopan juga " puji bunda Gibran membuat Luna blushing.

" Hehe... Makasih tan, tante juga cantik kok ".

" Panggil nya bunda aja biar sama kayak Gibran " .

" Iya bun ".

" Loh emang nya Gibran gak jemput kamu " tanya bunda Gibran sembari mengajak Luna mengobrol di sofa berwarna putih

" Katanya sih mau jemput , tapi Gibran nya gak dateng - dateng ".

" Dasar anak itu , Gibran masih tidur kayak nya , yaudah kamu samperin aja kamar Gibran ada di atas " ucap Bunda Gibran diangguki oleh Luna.

Luna mulai menapaki anak tangga satu persatu, ia berhenti pada sebuah pintu berwarna biru yang seperti nya adalah kamar Gibran, Luna mulai berjalan masuk , ia menggeleng pelan melihat kamar Gibran yang berantakan lihat saja pacar nya masih tidur mengenakan sepatu, sementara televisi yang ada di kamar Gibran masih menyala.

ALUNA ( TAMAT) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang