Menurut penelitian, dua 'hati' yang di jahit menjadi satu akan membentuk lambang 'love'. Jadi lo sekarang paham kan, kenapa jatuh cinta itu nggak cukup cuma dengan perasaan satu orang?
-Astaguna Gentala, yang nggak percaya tentang pendapat jatuh cinta itu nggak ada logikanya-
○•○•○•○•○•○•○•○•○•○•○•○•Suara debuman musik dan aroma alkohol menguar ke udara. Mengisi malam yang kian larut dan nyaris menyentuh tengah malam. Lampu yang menyala redup pun berkedip heboh menemani sang DJ dengan aksinya. Tapi gadis itu masih di situ, duduk santai sambil menatapi orang-orang yang meliukkan badan di atas dance floor.
Tak lama, seorang lelaki dengan hoodie hitam yang terpasang di kepalanya mengambil tempat duduk tepat di samping sang gadis. Memandangnya lekat sebelum membuka kata secara to the point. "Lo seharusnya sadar kalau gue bukan orang yang gampang di ajak kerja sama. Satu hal lagi, gue juga nggak sewaras kembaran gue."
Si gadis hanya tersenyum miring. "Gue yakin lo mau ikut gabung kali ini." Tangannya meletakkan gelas wine yang telah kosong ke atas meja. "Lo mau cari alasan buat ngehajar Sam, bukan? Gue tahu lo suka dengan cewek di samping dia."
Sang lelaki hanya tertawa remeh. "Nggak tertarik, gue udah punya janji soal itu."
"Oh jadi lo nggak tertarik? Gimana kalau gue kasih lo temen make out untuk bulan ini? Gue juga tahu kok lo suka main perempuan."
Suara dentingan gelas yang beradu dengan gelas lainnya mengganggu indra pendengaran sang lelaki. Dia menoleh sejenak, hanya demi mendapati dua lelaki dewasa dengan pakaian jas tengah tertawa pongah dengan masing-masing perempuan di pangkuan. "Gue pengen salah satu diantara dua cewek itu." Tunjuknya secara asal. Tapi sang gadis langsung menanggupi. "Of course, gue bakal bayar mereka sesuai kemauan lo. Tapi kita perlu buat kesepakatan."
"What this is about make some mess?" tanyanya dengan nada tertantang.
Sang perempuan mengangguk senang mendengar tanggapan lawan bicaranya yang tampak bersemangat. "Yes! Kalau lo beruntung, lo juga bisa ngehajar orang buat ngelampiasin rasa sakit lo."
Pada akhirnya seringaian puas terukir di wajah sang lawan bicara. Dia memang suka membuat masalah, gelarnya malah psikopat sinting, gila, atau sejenisnya. Tapi dia tak peduli. Selama dia masih bisa bersenang-senang, maka akan dia lakukan. "Itu terdengar menyenangkan. Okay, I take it. What the mission?"
"Nggak susah, cukup pisahin cewek bernama Tari Ashallegra dari Arseno Allaric F."
***
Kalau ditanya kenapa Arseno ingin sekali bertemu secepatnya dengan Tari, maka jawabannya hanya satu; tidak tahu. Arseno hanya ingin, itu saja. Alasannya? Entahlah. Bisa jadi karena dia ingin mengusili gadis itu, atau bercerita tentang banyak hal seperti sebelumnya, atau paling tidak membeli mi ayam di kantin saat jam istirahat-meskipun mi ayam di kantin tidak seenak mi ayam Mamang langganan Tari-karena dia juga sudah berjanji akan mentraktir Tari satu bulan penuh.
Pukul setengah enam pagi, ketika matahari masih malas-malasnya naik dari ufuk timur, Arseno sudah sampai di halaman depan bangunan indekos Tari. Beberapa pintu telah di buka, beberapa lagi masih tertutup dan menandakan si pemiliknya masih tertidur. Arseno memarkirkan motor, dengan langah yakin mendekati pintu Tari dan mengetuknya pelan.
"Ngapain pagi-pagi lo udah di sini?!"
"Eh!" Arseno terlonjak kaget saat wajah acak-acakan khas bangun tidur Gen tersaji di depan hidungnya. Berbanding terbalik dengan Arseno yang sudah mengenakan seragam rapi. "Ngapain lo di sini?"
KAMU SEDANG MEMBACA
My Illegal Boyfriend
Teen Fiction[SELESAI REVISI✓] cover by @Ttmdesaignart [SPIN OFF SATU TIKET PULANG] Seharusnya seorang Tari Ashallegra, gadis biasa-biasa saja, kudet, punya sikap cuek terhadap gosip hot disekolahnya dengan otak pas-pasan yang memiliki pekerjaan sambilan sebagai...