20. Not You

662 78 19
                                    

Aku akan selalu mencari caraku dalam cetak biru ini. Karena jawaban yang diberikan dunia adalah salah.

Aku akan selalu bermimpi dalam cetak biru ini. Karena aku akan membuat semuanya menjadi kenyataan untuk menunjukkan pada dunia; hari esokku berwarna biru.

-Blueprint, Song by Stray Kids-

***

“Kamu sudah pulang?”

Suara yang berasal dari ruang keluarga yang baru saja Veril lalui membuat gadis itu tertahan untuk ke kamarnya. Serena Sennelier, Ibu Veril sedang duduk anggun di sofa sembari menyesap teh hangat dengan salah satu asistennya.

Tak kunjung mendapat jawaban, Serena kembali bersuara. “Kamu tahu ini sudah jam berapa?”

Veril mendecak pelan, jengah dengan sikap sang Ibu yang ‘sok’ disiplin. “Baru aja jam sebelas. Gue baru dari tempat Bang Leo, jadi Mami nggak usah khawatir.”

Dentangan gelas yang beradu dengan meja terdengar, Serena memandang anaknya sengit. “Apa begitu cara kamu berbicara pada orang tua, Veril? Apa Ibu tidak pernah mengajarkan sopan santun kepadamu?”

“Sopan santun busuk.” Veril mendecih. “Orang nggak pernah di rumah aja sok-sokan kayak pernah ngurusin gue. Lucu banget.”

“Veril!” bentak Serena, gadis yang hendak berjalan ke kamar itu kembali memandang ibunya saat di bentak demikian. “Kamu sadar apa yang kamu ucapkan itu udah kurang ajar?”

“Terus Mami maunya apa? Aku diem di rumah, jalanin semua les yang Mami bikin? Sedangkan Mami di luar sana sibuk-entah-dengan-apa tanpa peduli kalau aku mau idup apa nggak.” Mata Veril berkaca-kaca saat menatap Serena. “Aku nggak butuh uang, Mi! Berapa kali aku harus ngomong gini! Semua yang Mami tarik dari kehidupan aku adalah hal-hal baik yang pernah aku punya.”

Amarah yang sempat membakar hati Serena berangsur lenyap begitu saja saat menatap wajah Veril yang nyaris menangis. Serena tak pernah sekali pun mengalihkan perhatiannya dari Veril. Tapi ... tuntutan hidup membuat Serena tak bisa mejalani tugasnya sebagai Ibu dengan benar.

“Kamu mau apa? Kamu mau Mami berhenti kerja? Kamu mau Mami pulang lebih cepat?” Serena berusaha menetralkan kembali nada bicaranya. “Kamu nggak suka jadi dokter kayak apa kata Mami? Fine, kita cari pekerjaan lain yang bisa kamu sukai. Kamu nggak suka dengan les-les yang bikin kamu capek? Okey, Mami bakalan—“

“Aku nggak masalah dengan semua tuntutan itu. Aku nggak masalah sama planning Mami buat masa depanku.” Veril memotong perkataan Serena terlebih dahulu. Melangkah mendekati satu-satunya orang tua yang pernah dia kenal. Menggantikan sosok Ayah yang tak pernah dia temui. Memandang Serena lekat, menatap fitur wajah Serena yang benar-benar mirip dengannya. “Please, Mam. Let me know who is my father. Let me fall in love with music, cuma itu, nggak lebih.”

Serena memandang Veril lekat dengan rahang terkatup erat. Veril meraih tangan kirinya, menggenggamnya erat. “Please, ngertiin aku sekali ini aja.”

Plak!

Bukannya mendapatkan jawaban yang dia inginkan, Serena justru melayangkan tamparan perih di pipi sang putri. Membuat air mata yang sejak awal Veril tahan kini jatuh meluruh tanpa penghalang.

My Illegal Boyfriend Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang