29. Sleeping Prince

562 62 7
                                    

Aku adalah manusia bodoh yang masih mencintai setelah jatuh berkali-kali.

-Verilwin Eanstar-

Duduk disudut GOR mungkin menjadi pilihan yang tak terlalu buruk untuk Veril, meskipun harus berdekatan dengan tong sampah, benda itu mengeluarkan bau tak sedap ke udara sekitar

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Duduk disudut GOR mungkin menjadi pilihan yang tak terlalu buruk untuk Veril, meskipun harus berdekatan dengan tong sampah, benda itu mengeluarkan bau tak sedap ke udara sekitar. Tapi karena sudut ini yang paling aman—dan paling tidak dilihat orang—maka tempat ini sudah menjadi pilihan terbaik.

Selesai dengan menangis seperti orang idiot, Cakra datang dengan sebotol air mineral dingin setelah sebelumnya permisi sebentar untuk ke koperasi. “Udah lebih lega?”

Veril hanya menendang kaki Cakra pelan, mengambil air mineral dari tangan lelaki itu dan meminumnya tanpa permisi. Sedangkan Cakra hanya terkekeh pelan, ikut duduk di samping Veril. “Yang katanya cewek strong, tapi pas nangis malah mintak di peluk. Cengeng.”

Veril menepis usapan tangan Cakra di kepalanya. “Makasih,” kata Veril ketus.

“Bilang makasih kok gitu, neng?” Tapi sungguh, Cakra tak mempermasalahkan sifat Veril yang seperti ini. Cakra justru suka, terlihat lebih jujur. “Habis ini lo mau gimana? Tetap dukung sahabat lo?”

Cakra menatap Veril lama, ia malah sibuk memainkan ujung-ujung jari kakinya hingga terlihat seperti anak kecil. Tak kunjung mendapat jawaban, Cakra memilih untuk tak memperpanjang tanya. Dia menghela napas sejenak, mengacak rambut yang basah hingga titik keringat bertebangan dari ujung rambut. “ Ya terserah kalau nggak mau cerita.”

Lagi-lagi terdiam. GOR sunyi tanpa penghuni—kecuali Veril dan Cakra yang diam-diam duduk di sudut. Cakra pikir, Veril orang yang egois karena mau hidup bebas dan seakan tanpa aturan. Cakra juga sempat mengira jika Veril hidup tanpa rasa simpati, mengingat sebanyak apa lelaki yang ia campakkan begitu saja setelah mendapatkan mainan baru yang jauh lebih menarik.

Tapi ternyata tidak. Gadis itu peduli. Gadis itu punya hati, gadis itu masih tahu mana prioritas mana yang bisa dia abaikan. Dia menjadi seorang pemain bukan karena ingin menang, tapi karena ingin mendapatkan kesenangan dari sensasi saat bermain.

Cakra paham jika masalah itu. Tapi Cakra masih tidak paham dimana letak Veril lebih baik mengalah ketimbang sahabatnya itu. Belum tentu juga sahabat Veril punya perasaan royalitas yang sama besarnya dengan Veril, kan?

🎶Mimpi kita bagaikan anak sungai di pinggiran desa terpencil.🎶

Cakra terkesiap saat mendengar lantunan lagu asing terdengar dari sosok disampingnya.

🎶Jernih bersih karena tak pernah diusik keramaian. Sungai ini rahasia kita. Tapi sungai kita juga memiliki ujung samudera entah dibagian mana.🎶

🎶Kita berjanji untuk hilir bersama, karena kita tahu, muara yang kita cari itu sama. Tapi perahuku dan perahumu jelas berbeda, tapi aku berjanji, kau tak akan ku biarkan mengayuh dayung di belakang perahuku. Karena yang ku mau, kita sampai di samudera di waktu yang bersamaan, bersama-sama. Menghabiskan perjalanan dari sungai yang panjang ini.🎶

My Illegal Boyfriend Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang