Part 8💫

5.2K 764 126
                                    

     Hidup itu simple. Tinggal beli      
          cilok Oni, selesai deh:)

                          ****

Masih kepikiran kejadian tadi, Leoni tidak bisa tidur sama sekali. Bagaimana tadi Leo memperlakukanya, menolongnya, mengobatinya. Ya, walaupun masih tetap cuek seperti biasanya.

Sepulang sekolah hingga kini, Leoni terus berkutat dengan hal yang terjadi di sekolah. Seolah-olah bayang-bayang Leo turut hadir di matanya saat ini. Leoni tidak tahu mengapa tiba-tiba memikirkan laki-laki selain member EXO suami-suaminya dan juga ayahnya.

Kruyukk

Leoni memegang perutnya yang terasa lapar. Gadis itu bangun dari rebahan mantulnya lalu berjalan ke bawah untuk makan. Sejujurnya Leoni tidak suka makan bersama dengan Nadira. Ia tahu kalau Mak Lampir itu sedang berada di meja makan jam-jam segini. Namun karena rasa lapar yang mendesak, Leoni memilih menurunkan sedikit egonya daripada harus menahan lapar.

Saat sampai di tangga yang menghubungkan antara lantai satu dan dua, suara cekikikan yang lumayan keras dari arah dapur berhasil membuat Leoni mengerutkan keningnya. Apalagi saat telinganya berhasil menangkap suara seseorang yang begitu dirinya rindukan.

"Ayah!" pekiknya semangat lalu berlari cepat ke arah dapur.

Dan benar saja, disana ada Reno--ayahnya, Nadira, dan Nasha--kakak tirinya yang berbeda dua bulan lebih tua darinya. Sejak dua minggu yang lalu, Reno dan Nasha memang pergi ke Singapura karena Nasha harus menjalani pengobatan untuk penyakitnya.

"Ayah!" panggil Leoni semangat.

Ketiga orang itu menoleh ke arahnya. Dengan membalas senyum Leoni, Reno berujar lembut. "Hai sayang," balasnya.

Dengan senang Leoni berjalan menghampiri ayahnya lalu memeluknya dengan erat seolah menyalurkan kerinduan yang selama dua minggu ini dia pendam.

Dengan senang hati Reno membalas pelukan putri tercintanya. "Kamu apa kabar?" tanya Reno masih memeluk putrinya.

Hampir saja Leoni menitikkan air matanya saat pertanyaan dari Reno mengingatkan perlakuan Nadira terhadapnya. Namun sebisa mungkin ia menahannya karena tidak ingin menambah beban Reno karenanya.

"Baik, Yah," jawabnya.

Di hadapan Leoni alias di belakang Reno, Nadira mengacungkan jempolnya merasa menang atas Leoni.

Keduanya saling mengurai pelukan. Kening Reno agak mengerut setelah melihat Leoni yang memakai jaket. Tidak biasanya gadis itu memakai jaket di dalam rumah.

"Oni kenapa? Kok pakek jaket?" tanya Reno penasaran.

Leoni nyengir. "Dingin," jawabnya berbohong lagi.

Sedetik kemudian Reno menganggukkan kepalanya mengerti. Setelah itu mengajak putrinya untuk ikut duduk bersama mereka. Tentu saja Leoni menurutinya walaupun ada Nadira yang sangat tidak disukainya.

"Nasha gimana?" tanya Leoni kepada kakak tirinya itu.

Nasha tersenyum lembut. "Jauh lebih baik," jawabnya seadanya.

Memang, Nasha tidak memiliki sifat seperti ibunya walaupun dia sering diajari Nadira untuk ikut membencinya. Nasha selalu menolaknya. Untuk apa bermusuhan dengan saudara sendiri? Ya, walaupun mereka hanya sebatas saudara tiri.

Leoni berdecak dalam hati. Mengumpati Nadira yang sok-sokan mengambilkan makanan untuknya.

Cuih, drama ibu tiri.

                         👹🤖🤡

Tangan Leo terasa kram karena sedari tadi menyalimi banyak orang di acara pertemuan para kolega bisnis dengan Anderson Group--Perusahaan yang memproduksi perangkat keras dan perangkat lunak komputer. Perusahaan kakeknya ini tentu sudah banyak dikenal masyarakat bahkan dunia.

LEOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang