Leoni langsung pamit ke toilet setelah Leo mengatakan hal yang tentunya membuat Leoni merasa baper. Gadis itu menatap wajah kiyudnya yang memerah di depan kaca. Leoni tidak tahu setan apa yang merasuki Leo hingga membuat pemuda itu tiba-tiba mengucapkan kalimat yang sebelumnya tidak pernah Leoni bayangkan.
"BAAA!!" kejut seseorang tiba-tiba di belakang Leoni.
Gadis itu memutar bola matanya malas saat mengetahui kalau Rara yang menjadi biang keroknya. Leoni mengerutkan keningnya saat Rara menatapnya penuh selidik. Leoni seperti tersangka yang sedang diintogerasi.
"Rara ngapain?" tanyanya karena Rara masih terus menatapnya. Bahkan gadis itu menaik turunkan alisnya menggoda Leoni.
"Siapa, ya, yang habis peluk-pelukan di kelas?" sindir Rara yang langsung membuat Leoni paham yang gadis itu maksud adalah dirinya dan Leo. Mengingat kejadian tadi membuat Leoni kembali bersemu.
"Ciee ...," goda Rara dengan senyum gelinya yang menjengkelkan. "Udah mulai ehem-ehem nih," imbuhnya lagi.
"Rara apaansih!" ujar Leoni malu-malu.
Rara tertawa kecil melihat reaksi Leoni yang malu-malu kucing itu. Akhirnya setelah sekian lama Leo mau berdekatan dengan cewek. Rara ikut bahagia dibuatnya. "Jalan-jalannya gimana, On?"
"Jalan-jalan apa?" tanya Leoni yang tidak paham dengan maksud Rara.
"Sama Alvino," jawab Rara.
Leoni membulatkan matanya. Jadi, yang sudah memberikan nomor teleponnya kepada Alvino adalah Rara? "Rara yang ngasih?" tanya Leoni.
Rara mengangguk lalu tertawa lagi. Dasar tidak ada akhlak. Bisa-bisanya menyebarkan nomor Leoni ke sembarang orang. Untung Alvino cowok baik.
"Udah bel nih, kantin yuk!" ajak Rara lalu menarik tangan Leoni menuju kantin.
Rara merutuk kesal karena kantin yang sudah terdapat banyak siswa-siswi berdesakan. Padahal bel istirahat baru saja berbunyi. Mata gadis itu meliar mencari tempat duduk yang kosong. Setelah melihat tempat yang cocok, Rara kembali menarik tangan Leoni.
"Mau pesen apa?" tanya Rara.
"Rara udah cocok jadi pelayan." Leoni terkikik. "Bakso Bu Gembul satu, ya," ujarnya.
Rara mengacungkan jempolnya lalu pergi dari hadapan Leoni. Sembari menunggu Rara, Leoni duduk dengan memainkan ponselnya. Jarinya berselancar untuk melihat postingan-postingan idol kpop yang menjadi tempat cuci matanya.
Leoni refleks menutup mulutnya saat melihat foto Kai yang tengah bertelanjang dada itu berada di beranda instagramnya. Leoni panas dingin seketika. Member EXO yang satu itu memang sangat hot dan sexy. Tidak ada yang bisa menandingi Kai menurutnya.
Tiba-tiba saja ada seseorang yang merampas ponselnya. Leoni menaikkan pandangannya dan menatap Leo sebagai pelakunya. Pemuda itu hanya menatapnya datar seperti biasanya.
"Jangan main HP terus. Nggak baik buat mata," ujarnya yang membuat Leoni mendelik.
"Justru bikin mata Oni sehat!" jawab Leoni tidak terima.
Leo melirik ponsel Leoni sebentar. "Ada gue di dunia nyata. Nggak usah mimpi jadi jodoh dia," celetuknya.
Leoni tersedak ludahnya sendiri. Terlalu banyak berhalu membuat Leo mengetahuinya. Leoni hanya menampilkan cengirannya.
Leoni terdiam sebentar. Meresapi perkataan yang baru saja Leo ucapkan. Apa maksudnya? Leoni memegang pipinya yang lagi-lagi bersemu merah karena Leo.
"Lo lucu kalau blushing," puji Leo yang langsung membuat Leoni ingin terbang ke atas awan.
♐♐♐
KAMU SEDANG MEMBACA
LEO
Teen FictionLeonardo Marcelino, sering dijuluki -Singanya Andromeda. Aura tajam miliknya seakan membuat gentar semua orang yang ingin mendekatinya. Keramaian adalah hal yang paling tidak disukainya. Menurut Leo, hidup tenang jauh lebih menyenangkan. Kehidupanny...