BS&T [20]

803 71 1
                                    

Awewew~~
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

"Memang dengan cara mengintrogasiku kau akan mendapatkan jawaban atas hilangnya Seungyoun huh?" Ujar Wooseok dengan jengah ke arah Daniel. Sementara yg ditanyai hanya mengendikkan bahunya lengkap dengan senyum aneh yg terpatri di bibirnya.








"Sudah kubilang diam saja. Kalau seperti itu kau terlihat mencurigakan tau, tolong jangan membuatku salah menuduh seseorang, kalau kau mau tau aku sedang menuduh seseorang" ujar Daniel duduk dihadapan Wooseok dengan kedua tangan dilipat didepan dadanya.









Wooseok membuang mukanya kearah lain, mencabut kabel cassan dan memainkan hp nya, sementara Daniel yg di cueki hanya bisa menaikkan alisnya tak paham.






"Wooseok? Kau menganggapku apa? Aku hadir didepanmu tapi kau mengabaikanku dan memilih memainkan hp mu? Hei aku menunggu. Aku tidak akan mudah pergi sebelum mendapat apa yg aku inginkan... kau tau itu kan? Jadi jangan berusaha membuatku bosan lalu pergi dari hadapan mu karena itu sia sia" ujar Daniel membuat Wooseok terdiam ditempat nya dengan pikirannya.









"Oke... jadi pelaku nya adalah orang dalam, pelaku nya keliaran bebas, dia bebas bergaul dengan siapa saja tanpa kalian ketahui, karena dia terlalu gampang buat tidak dianggap kalau dia pelakunya..." Wooseok akhirnya bersuara setelah sekian lama terdiam dengan pikirannya.










"Kau tau??? Sudah diduga... itulah kenapa aku bertanya kepadamu dibanding dengan yang lain, karena kau tau lebih dari yg barusan kau ucapkan kan??" Ujar Daniel memandang Wooseok dengan tatapan mengintimidasi.








Wooseok menyeringai mendengar ucapan Daniel, dia meletakkan hp nya dan memandang Daniel dengan tatapan menantang.







"Aku akui kalau nyali mu sangat tinggi Niel, kau dengan gampang nya berusaha mencari tau kasus ini yg kasus nya saja sudah memakan korban yg korbannya sendiri teman kita, apa kau tidak takut kalau nyawa mu akan menjadi yg selanjutnya?? Aku bilang padamu, semua tidak segampang yg kau bayangkan" ujar Wooseok tersenyum sinis.









Daniel menaikkan alisnya, mencerna ucapan Wooseok, seketika senyum tipis hadir. Daniel balik membalas tatapan menantang Wooseok. Dengan tangan yg mengetukkan meja berkali kali sehingga menimbulkan suara yg mengganggu. Daniel menatap dengan serius kearah Wooseok.







"Yap. Kau benar, nyali ku memang tinggi. Karena itu aku tidak takut dengan siapapun. Bahkan pada kalian yg bisa saja dijadikan tersangka. Semua memang tidak gampang. Tapi aku tidak akan menyerah. Menyerah bukan berarti gagal. Tapi karena kau harus mencoba nya lebih baik dari sebelumnya, jadi karena aku tidak mau salah lagi untuk yg keberapa kalinya. Jadi aku akan memastikan dengan benar siapa pelakunya. Dan membuktikan ke pelakunya kalau aku bisa bertahan sampai akhir" ujar Daniel.







Daniel tersenyum penuh kemenangan saat Wooseok terdiam dengan ekspresi yg tidak bisa ditebak, tangannya masih mengetuk meja kayu itu dengan tempo lambat. Menunggu reaksi Wooseok selanjutnya.








"Kau sepercaya itu ya bakal bertahan sampai akhir? Huh? Kau sendiri bilang kalau siapapun bisa jadi tersangka. Jadi kau bisa saja dibunuh oleh siapapun itu, jadi jangan se percaya itu kalau dirimu bakal tetap hidup sampai pelakunya tertangkap. Lagi pula, apa yg akan kau lakukan jika pelakunya adalah orang yg sangat kau percaya?" Ujar Wooseok.







"Orang yg ku percaya ya??? Aku tidak bisa sembarangan menuduhnya. Tapi kalaupun dia pelakunya. Aku harus mendengar alasan dengan sangat logis dari mulutnya. Alasan kenapa dia melakukan itu, hanya dari mulutnya bukan dari mulut orang lain, karena mulut orang lain busuk bukan? Aku tentu percaya kalau diriku bakal tetap hidup sampai pelakunya kutemukan. Karena kebaikan selalu menang dari kejahatan bukan?" Ujar Daniel berhenti mengetukkan jarinya ke meja dan menatap Wooseok dengan satu alis terangkat.







Blood Sweat & Tears (DISCONTINUED!) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang