Prolog

225K 6.2K 266
                                    

Gadis kecil dengan pipinya yang basah serta gaun nya yang kusut itu meringkuk ketakutan dipojok ruangan. Mata polos itu menatap nanar darah yang berserakan dihadapannya. Senyuman tulus sang ibu yang menghiasi wajahnya sebelum meregang nyawa, karena seorang pria berbaju hitam menarik pisau tepat dijantung ibunya.

"Mommy." Cicit gadis kecil itu terisak pilu melihat kedua orang tuanya tertidur dengan darah yang menghiasi tubuhnya.

Gadis kecil itu semakin ketakutan saat menatap seorang pria tinggi berbaju hitam menghampiri dirinya. Berjalan pelan seraya menatap dirinya tajam. Pisau mengkilat tajam ditangan pria itu membuat gadis kecil itu menutup matanya dengan tangan.

Tubuh mungilnya terasa kaku karena kakinya diikat kencang. Tangannya bergetar ketakutan, dalam hati ia berharap Tuhan menolongnya.

Dorr..Dorr

Suara tembakan membuat gadis itu semakin mengkeret ketakutan. Bibir pink kemerahan alaminya terisak kecil.

Hening. Gadis kecil itu bingung apakah ia sudah diperjalanan menuju surga? Karena ia tak merasakan sakit ditubuhnya.

Ia menurunkan kedua tangannya saat merasa ikatan tali dikakinya dilepas.

"Uncle." Gadis kecil itu menatap polos lelaki yang ia kenali ini menatapnya tak terbaca.

Paman Louis menjadi penolongnya? Bibir mungilnya tersenyum menatap pamannya yang tersenyum tulus padanya.

Lelaki yang dipanggil uncle itu memangku gadis kecil yang amat ia sayangi, meninggalkan ruangan yang berbau amis.

Gadis kecil itu melingkarkan tangan mungilnya dileher pamannya, menatap tak terbaca lelaki jahat yang sudah membunuh kedua orang tuanya tergeletak penuh darah di kepala dan dadanya.

Tanpa paman Louis sadari. Ia melambaikan tangannya pada kedua orang tuanya yang terbujur kaku.

**

1 tahun kemudian..

"Than berikan aku bunganya." Pinta gadis kecil yang pipinya memerah alami menatap Bocah lelaki sebelas tahun itu sebal.

"Tidak. Ini untuk kekasihku." Balas sombong bocah lelaki yang dipanggil Than itu.

"Ta-tapi kan Ola kekasihmu." Gadis itu menatap polos Than yang sedang memegang bunga mataharinya.

Than menyeringai kecil "Tidak. Kau jadi istriku saja." Katanya datar.

"I-istri?" Ola menatap Than bingung.

Than mengangguk "Semacam Mommy mu dan Mommy ku mereka adalah seorang istri." Jawab Than serius.

Ola mengerutkan dahinya, mata cokelat jernih itu masih bingung dengan perkataan teman bermainnya ini.

Than menghela nafas pelan, lalu memberikan bunga matahari pada Ola. Than memegang kedua bahu Ola menatap gadis kecilnya serius.

"Jadi istriku Aiora nanti kita bisa tinggal bersama dan mempunyai anak." Ola semakin menatap Than bingung.

"Anak?" Cicit Ola.

Than mengangguk "Ya. Aku akan mengajarimu nanti jika sudah dewasa untuk membuat anak. Mau?"

"Little baby yang menggemaskan?" Tanya Ola polos menatap Than antusias.

"Ya." Jawabnya.

"Ola mau." Jawab Ola semangat karena ia memang sangat mencintai little baby yang menggemaskan.

"Tapi kau harus berjanji." Kata Than tegas.

"Janji?" Guman Ola.

"Janji tidak akan menikah dengan siapapun selain denganku." Kata Than menatap mata polos itu.

"Iya Ola janji." Balasnya semangat.

"Aku janji akan menikahimu nanti dan mengajarkan banyak hal padamu. Tapi kau harus janji lagi kau tidak boleh disentuh siapapun selain aku jika kau mengingakarinya aku akan menghukum mu." Kata Than yang kurang dimengerti Ola tetapi Ola hanya mengangguk saja karena pikirannya tertuju pada little baby yang menggemaskan.

Not Strangers [21+] ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang