19. Emosi

42.8K 3.1K 46
                                    

H a i 🖐️

Happy Reading


Aiora menatap cermin yang memantulkan dirinya, gaun tidurnya yang sexy membalut tubuh indahnya. Aiora mengelus perutnya yang sudah membuncit, pikirannya tertuju pada Ellthan, entah kenapa ia merindukan si bajingan menyebalkan itu.

"Ah sial." Umpatnya kesal pada dirinya sendiri, padahal baru ditinggalkan tiga hari oleh Ellthan tetapi ia sudah merindukannya.

"Upss maaf baby, mommy tidak akan mengumpat lagi." Gumam Aiora sembari mengelus perutnya karena merasa bersalah.

Aiora berjalan mendekati ranjang merebahkan dirinya disana. Ini sudah malam tetapi Aiora belum mengantuk sama sekali membuat Aiora menghembuskan nafasnya pasrah.

Aiora meraih ponselnya diatas nakas, melihat tak satupun pesan dari Ellthan membuatnya mengerang kesal dalam hati. Biasanya Ellthan selalu menanyakan hal-hal yang tidak penting padanya, tetapi sekarang Ellthan tak mengiriminya pesan satupun.

"Apa si bajingan ini sedang selingkuh?" Sinis Aiora kesal memikirkan itu, membuatnya tak sadar ada seseorang yang menyelinap ke kamarnya di dalam kegelapan.

Sampai suara pintu kaca balkon terdengar terbuka yang tertutupi oleh gorden, membuat Aiora seketika bangun dari tidurnya dan mengambil handgun didalam nakas.

Aiora mengarahkan handgun nya ke arah pintu balkon, benar saja pintunya terbuka karena angin menghembus gordennya.

Sial, siapa yang berani menyelinap ke kamarnya? Apakah penjagaan di rumah Louis kurang ketat? Pikir Aiora kesal.

"Tunjukan dirimu atau ku tembak sekarang juga." Kata Aiora terdengar menggeram kesal.

Sungguh Aiora tak memikirkan keselamatan dirinya, mungkin jika orang lain akan langsung keluar dari kamar dan menyelamatkan diri, tetapi Aiora lebih memilih menghadapinya dengan senjata api.

Baru saja Aiora akan menembak, tetapi suara berat yang sangat familier terdengar.

"Kau sungguh akan menembak ayah dari anakmu?" Tanya Ellthan terdengar dingin sembari menyibakkan gorden pintu kamar Aiora.

Aiora menggeram kesal, melemparkan handgun nya ke arah Ellthan dengan penuh amarah yang ditangkap Ellthan dengan sigap.

"Kau gila!" Bentak Aiora kesal karena Ellthan yang memancing emosinya. Walaupun Aiora tak menunjukkan rasa takutnya, tetapi sebenarnya Aiora cemas takut orang jahat akan menyakiti anaknya.

Ellthan tak menjawab, ia terlihat datar dan marah sembari berjalan mendekati Aiora. Membuang handgun nya ke atas sofa.

"Seharusnya kau lari saat berada di situasi seperti ini." Kata Ellthan terdengar marah membuat Aiora menatapnya jengah, Aiora jadi paham apa yang dimaksud Ellthan.

"Kau pikir aku takut?!" Sinis Aiora menatap Ellthan menantang karena kesal.

"Keadaanmu sekarang berbeda Aiora!" Geram Ellthan menatap Aiora begitu tajam.

"AKU BISA MENJAGA DIRI!" Teriak Aiora kesal, rasa amarah dan rindu bercampur membuatnya sulit mengendalikan emosinya sendiri.

"Tapi kau sedang hamil, bagaimana jika tadi bukan aku tapi orang jahat yang akan membunuhmu dan anakku." Geram Ellthan kesal karena Aiora yang keras kepala.

Aiora membuang pandangannya, nafasnya memburu dan matanya sudah memanas. Hormon kehamilan membuat Aiora menjadi sensitif dan itu membuatnya kesal pada dirinya sendiri.

"PERGI! KAU SANGAT MENYEBALKAN!" Bentak Aiora menahan air matanya yang akan keluar, mendorong Ellthan kasar tetapi tak membuat Ellthan beranjak sedikitpun.

"Pergi!" Aiora memukul tubuh Ellthan kesal tetapi tak membuat Ellthan terlihat kesakitan.

Aiora kesal, ia merindukan si bajingan ini tetapi Ellthan sangat menyebalkan karena mengerjainya. Sebenanrnya Aiora sungguh ketakutan, tetapi tak menunjukkannya. Aiora akan melakukan apapun untuk melindungi anaknya karena ia sangat peduli dan menyayangi calon buah hatinya ini.

Ellthan terdiam, raut wajahnya sudah terlihat normal dan nafasnya tak lagi memburu. Menatap Aiora yang masih menyerangnya dengan tatapan tak terbaca.

Ellthan menahan kepalan tangan Aiora yang akan memukulnya lalu menarik Aiora ke dalam pelukannya, ia menyesal karena sudah membuat Aiora begitu emosi.

"Maaf." Bisik Ellthan seketika membuat Aiora tak bisa menahan lagi tangisannya.

Aiora kesal pada Ellthan, membenci bajingan ini, marah padanya tetapi Aiora juga merindukan manusia menyebalkan ini. Rasa itu membuat Aiora begitu emosi sampai tak tahu harus berbuat apa lagi, rasanya hampa karena ditinggalkan Ellthan. Apalagi pikiran tentang Ellthan yang bagian dari masa lalu nya membuat pikiran Aiora terusik.

**

Ellthan menyelimuti tubuh telanjang Aiora dan dirinya, membiarkan Aiora tertidur di lengannya. Menatap wajah Aiora yang tertidur pulas, wajah cantik karena pahatannya yang sempurna, tetapi dibalik itu semua ada sisi kelam kehidupan Aiora yang tak diketahui publik.

Aiora si wanita keras kepala dan pembangkang itu memang menguras kesabarannya, tetapi Ellthan sangat menyayangi Aiora dan akan melakukan apapun untuk Aiora.

Rasa ingin melindungi Aiora tumbuh saat dirinya masih kecil, Aiora memang sulit dikendalikan tetapi tanpa sadar Aiora menyerahkan dirinya untuk Ellthan.

Tentang masalah masa lalu Aiora sebenarnya Ellthan tak mau Aiora ikut campur dalam pertumpahan darah nanti, Ellthan ingin dirinya saja yang membunuh pelaku pembunuhan orang tua kandung Aiora.

Ellthan mencium dahi Aiora begitu lama, si bos mafia besar itu kini dikendalikan oleh seorang wanita kecil yang sangat keras kepala, tetapi memikat hatinya sejak dirinya remaja.








Sudah ya bacanya :v

Terima kasih sudah menunggu cerita ini update, sorry karena ngga bisa update cepat:')

Jangan lupa Vote ya, sebagai tanda support kalian ke Lyn xixi :v

SEE YA💚

Not Strangers [21+] ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang