Lima menit lagi jam enam pas. Kholil duduk sambil memandangi pekarangan rumahnya dari jendela kaca.
Hari semakin gelap, tapi istrinya belum juga tampak.
Nabila benar-benar membuatnya khawatir. Seharusnya perempuan itu sudah sampai dirumah setengah jam tadi, kalau saja dia ikut pulang bersamanya.
Kholil mengusap wajahnya. Dihari pertama Nabila sudah berani berurusan dengan panitia PKKMB, sekretaris lagi. Kholil masih ingat sekali bagaimana kesalnya Fitri sahabatnya saat terburu-buru datang dan menceritakan tingkah bebal Nabila yang tak bisa ditegur.
Setelah duduk disebelah Kholil dengan gerakan tak santai, Fitri membanting headset putih abu-abu dari genggamannya.
Malik yang baru saja mengarahkan beberapa panitia untuk membawa masing-masing kelompok menuju ruangan untuk materi pertama ikut duduk diantara keduanya.
"Astagfirullahhal'adzim... " ucap Fitri untuk menghilangkan rasa jengkel yang masih merajai seluruh ruang rasanya.
Kholil menyerahkan air minum mineral miliknya yang masih baru belum diminum. "Minum dulu." kata Kholil pendek sambil membuka grup panitia PKKMB, memeriksa apakah ada kendala yang harus ditanganinya langsung.
"Bukain..." pinta Fitri lembut pada Malik yang duduk tepat disebelahnya.
Dengan senang hati Malik meraih botol mineral itu dan memutar kuat tutup botol yang masih bersegel."Kenapa? Mahasiswa baru?" tanya Malik menebak. Apalagi yang harus mereka hadapi selain anak-anak yang baru lulus SMA itu. Kholil hanya diam membaca satu persatu pesan yang masuk di wa-nya. Dia memutuskan menjadi pendengar setia.
"Ya Allah bayangin, sudah panas, terus masuk ke barisan cari anak yang sakit, malah nemu cewek bengal labil banget!" omel Fitri yang masih akan melanjutkan ceritanya.
"Kholil lagi ngomong di depan, dia malah asyik dengerin musik. Siapa yang nggak kesel coba! Dibilangin baik-baik malah ngelawan!" cerita Fitri berapi-api. Sepertinya istigfar yang dia ucapkan tadi tak berfungsi lagi.
"Jurusan?" tanya Malik menatap mata sahabatnya serius.
"Calon adek tingkat kamu." kata Fitri datar, sambil mengambil kembali headset yang tadi dibantingnya. "Nih headsetnya aku sita" katanya dengan gerakan membanting ulang.
Kholil yang sudah selesai memeriksa pesan yang masuk ke ponselnya mengarahkan pandangan pada headset yang barusan dilempar Fitri.
"Liat aja kalau sampai besok dia kayak gitu lagi!" ungkap Fitri terdengar mengancam.
Kholil menarik headset itu dan memandanginya. Dia mengenali itu milik siapa.
"Jurusan perbankan kaya Malik juga?" tanya Kholil basa-basi memastikan.
"Iya Lil. Kesel tau nggak. Cantik sih cantik, tapi kelakuannya itu gak ada adabnya sama sekali!" kata Fitri kembali mengomel.
Kholil menarik nafas panjang mendengar penuturan sahabat. Apa tebakannya benar siapa yang sedang dibicarakan Fitri. Kenapa terdengar buruk sekali?
"Udahlah... Namanya juga masih mahasiswa baru. Kan kita gak tau, siapa tau habis masuk disini kelakuannya berubah. Mm..ngomong-ngomong namanya siapa?" kata Kholil hati-hati agar kedua sahabatnya itu tidak curiga kenapa dia bertanya.
"Nabila." jawab Fitri datar.
Kholil berdiri beranjak dari kedua sahabatnya itu, dia butuh waktu sendiri untuk memikirkan perempuan yang jadi perbincangan barusan.
Pasti itu Nabilanya. Jangan sampai istrinya itu kembali membuat kesalahan besok hari, atau mereka berdua akan berhadapan langsung didepan seluruh mahasiswa. Mana bisa Kholil memarahi perempuan yang dicintainya.
Suara dua motor yang berhenti didepan rumahnya membuat pikiran Kholil kembali ke alam nyata. Laki-laki itu cepat bangkit dari sofa dan membuka pintu. Tiga remaja mengenakan baju hitam putih mengobrol didepan pagar rumahnya.
Nabila melambaikan tangannya sambil membuka pagar, dua orang sahabatnya berlalu dari sana.
Kholil masih berdiri diambang pintu sampai Nabila sampai didepannya.
"Assalamualaikum kak..." katanya sambil meraih tangan Kholil dan mendaratkan bibirnya disana.
Setelah menjawab salam dan mengacak rambutnya sebentar, Kholil duduk kembali ke sofa, diikuti Nabila.
Nabila melepas kaus kaki putihnya yang sudah berubah warna dibagian bawah sambil bergidik jijik.
"Ruangannya kotor banget tau kak..." katanya sambil menatap Kholil yang tak mengeluarkan suara. Benar kata Yudha, laki-laki itu diam, Nabila malah bingung jadinya.
"Gimana tadi kegiatannya? Kamu ngapain aja?" tanya Kholil. Sebenarnya dia tahu apa saja yang dilakukan seluruh mahasiswa baru di hari pertama ini, hanya untuk memancing Nabila bercerita.
"Cuma baris, dengerin pidato, terus ke ruangan dengerin materi harus dicatat" ucap Nabila masih menunduk, menggulung kaus kakinya hingga menyerupai bolu kukus.
"Ini punya kamu kan?" kata Kholil menarik nafas panjang, menyiapkan suara serendah mungkin untuk menceramahi istrinya.
Nabila menoleh pada earphone putih abu-abu yang tadi siang ditarik perempuan berjilbab yang mengomelinya.
"Kok ada di kakak?" tanya Nabila seraya menatap kabel headsetnya yang sudah terpotong. "Dasar! Gunting barang orang sembarangan!" omel Nabila geram membayangkan perempuan berjilbab yang tak ada ramah-ramahnya itu. Untung Nabila tak melihat wajahnya seperti apa.
"Besok jangan diulangi lagi yaa. Saya gak mau kamu dihukum sama panitia atau anak menwa" kata Kholil dengan nada suara memohon.
Mendengar apa yang dikatakan Kholil, itu malah membuat Nabila menatap suaminya dengan alis bertaut.
"Kata Yudha, kakak ketuanya. Berarti kakak kenal dong sama panitia-panitia yang ngurus PKKMB ini?"
"Iya. Yang negur kamu tadi siang itu teman saya." jawab Kholil menatap mata Nabila agar perempuan itu mau luluh mendengarkan perkataannya.
"Besok kamu jangan ulangi lagi yaa..." pinta Kholil lagi." Saya ngomong ini sebagai suami kamu." tambahnya lagi.
Nabila tak menjawab, tak juga mengangguk. "Ya udah... Kakak salat aja duluan. Bentar lagi salat magrib. Bibil mau mandi dulu." kata Nabila lalu beranjak dari sofa dan berjalan menuju kamarnya.
Kholil menatap kepergian Nabila sambil menghirup udara sebanyak mungkin.
Semoga saja besok perempuan itu tak membuat masalah baru.
________________
Konflik kita mulai guys...
Jangan lupa:
Follow, Vote, Komen
Share ke temennya yg belum baca :)
KAMU SEDANG MEMBACA
Presiden Mahasiswa & Kupu-Kupu Kampus [SEGERA TERBIT ✔]
Teen Fiction🌻 SEGERA BACA SEBELUM BEBERAPA BAB AKAN DIHAPUS UNTUK KEPENTINGAN PENERBITAN 🌻 Tidak ada yang namanya kebetulan di dunia ini. Percayalah, apa dan siapapun yang datang ke kehidupan kamu, itu semua ada alasannya. Tentang Nabila yang menikah denga...