36. Berpisah Dua Minggu

27.4K 2.3K 20
                                    

With you, I found all feels

Orang yang benar-benar ditakdirkan untuk mendampingimu, dia tak hanya memberikanmu cinta, tapi juga air mata.
___________________


Pagi-pagi sekali, rumah Kholil dan Nabila sudah kedatangan tamu. Tiara dan Yudha sudah sepakat untuk menitipkan motor mereka di rumah Nabila, karena Kholil suaminya tidak kemana-mana selama liburan.

"Bawa ini aja?" tanya Kholil saat melihat tas ransel merah muda yang hanya berisi dompet, charger, dan beberapa peralatan mandi Nabila.

Nabila tersenyum sambil memasukan tisu dan pelembab wajahnya.
"Kan baju Bibil di rumah masih banyak. Lagian cuma dua minggu." sahut Nabila.

Tiba-tiba Kholil memegang lengan Nabila sambil menatap wajah perempuan dihadapannya. "Kamu beneran tinggalin saya?" tanya Kholil dengan tatapan sayunya.

"Cuma dua minggu kak. Lagian Bibil ngapain di rumah, kan kakak lagi fokus ngerjain tugas." ceplos Nabila seraya menyandang tasnya yang terasa ringan itu.

Kholil terdiam sambil tersenyum kecut. Kadang istrinya itu mengucapkan apa yang terlintas tanpa berpikir Kholil sedikit tersinggung mendengarnya.

"Ya udah yuk kak ke bandara sekarang, kan pesawatnya berangkat jam sembilan kurang lima menit..." ajak Nabila lalu melepas tangan Kholil dan menggandeng jemari laki-laki itu keluar kamar.

Setelah mengunci rumah dan sebagainya, mereka berangkat di antar Kholil.

"Kak Kholil kenapa gak ikut aja. Tadi malam saya ada yang nawarin tiket, berangkat nanti siang tapi." tanya Yudha yang duduk tepat dibelakang Kholil.

"Sebenarnya pengen ikut. Tapi tugas laporan PKL saya belum selesai. Batasnya seminggu lagi." jelas Kholil pada Yudha.

Yudha yang belum mengerti hanya ber-oh pelan saat mendengar penuturan suami sahabatnya. Gara-gara Nabila terkejut akan berangkat waktu itu, Yudha jadi merasa bersalah dan mencari tiket agar suaminya bisa ikut pulang.

Sekitar seperempat jam mereka sudah merapat diparkiran bandara bersama mobil-mobil lainnya. Ini sudah pukul delapan. Empat puluh lima menit lagi mereka akan langsung terbang.

Bandara sangat ramai, mungkin karena ini juga bertepatan hari libur anak-anak sekolah, sehingga banyak juga yang pulang ke kotanya masing-masing.

Sampai di depan lobi chek in, Nabila menghentikan langkahnya, berbalik, mendongak menatap Kholil yang masih digandengnya. Yudha dan Tiara berjalan duluan. Karena mereka harus mencek koper yang mereka bawa.

"Kakak ikut ke ruang tunggu kan?" tanya Nabila dengan alis bertaut.

Kholil mengangguk sambil tersenyum. "Saya nungguin sampai pesawatnya berangkat bawa manusia kesayangan saya." sahut Kholil sambil tertawa melihat perubahan pipi Nabila.

Merasa pipinya menghangat, Nabila langsung berbalik badan dan berjalan menuju alat chek in untuk para penumpang.

Dulu, Nabila kira yang bisa masuk ke ruang tunggu hanyalah para penumpang yang sudah membeli tiket dan terdaftar. Enam bulan lalu, saat dia dan Kholil ke bandara, Nabila baru tahu kalau para kerabat bisa ikut masuk tanpa melakukan chek in.

Presiden Mahasiswa & Kupu-Kupu Kampus [SEGERA TERBIT ✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang