32. Bersembunyi Dalam Diam

25.9K 2.2K 45
                                    

08.05, pantas saja.


Nabila tak langsung membukakan pintu, dia kembali ke dapur dan memasukan potongan tomat serta beberapa sayuran ke dalam wajah yang sudah berisi cumi-cumi. Menambahkan saus tiram dan beberapa bumbu tambahan. Mengaduknya pelan, aroma sedap mulai menusuk hidung. Nabila menutup wajan itu cepat.

Saat badannya berbalik sambil membuka serbet tubuh, suara seseorang yang tadi pagi hampir membuat telinga Nabila tuli kembali hadir.

"Ya ampun Bibil..." pekik Tiara histeris sambil memeluk Nabila yang belum selesai melepas serbet tubuhnya.

Nabila hanya tercengang sambil menatap ke arah meja makan, tak lama Yudha dan suaminya datang beriringan.

"Aduh... Mimpi apaan pagi-pagi gini seorang Nabila masak harum banget..." kata Tiara lagi sambil melepas pelukannya dan berjalan maju mendekati kompor yang masih menyala.

"Ya ampun Bibil... Kamu masak cumi-cumi. Tau banget sih itu kesukaan aku..." ucap Tiara keras dengan suara cemprengnya. Nabila menutup telinga sambil melanjutkan melepas serbet bajunya.

Tak tau sejak kapan Nabila merasa terganggu dengan suara cempreng Tiara. Yang pasti saat ini Nabila lebih membutuhkan sesuatu yang bisa menenangkan pikirannya.

"Gak ada persiapan apa-apa, Nabila gak ngomong kalau teman-temannya mau datang." ucap Kholil mengalihkan pandangan Nabila dari serbet ditangannya.

"Keluar?" batin Nabila tak menjawab sambil menggantung serbet ke tempatnya.

Suasana dapur senyap. Nabila tak menyahut pernyataan Kholil. Yudha terdiam tak nyaman, dan Tiara ikut terpaku lalu menutup wajan.

"Kita juga baru ngabarin Bibil tadi pagi kok kak" sambung Yudha pelan.

Nabila berjalan pelan ke meja makan, meraih ponselnya. "Tadi mau ngasih tau, tapi takut ganggu." kata Nabila datar sambil berlalu ke kamarnya. Perasaannya mengatakan kalau laki-laki itu menyalahkannya.

Suasana kembali sepi, Kholil terlihat serba salah sambil menatap punggung Nabila yang menghilang. Tiara dan Yudha bertatapan penuh tanda tanya.

"Mm... Kalian duduk aja dulu." kata Kholil ramah lalu berlalu menyusul Nabila.

Dikamar, Nabila langsung mengikat rambutnya sembarang. Memasukan beberapa benda ke dalam tas sandangnya.

Kholil masuk tanpa mengetuk pintu, terdiam dengan tingkah Nabila yang mengabaikannya.

Nabila sendiri menyadari kehadiran suaminya. Sengaja mendiamkan, toh tidak ada yang perlu mereka bicarakan.

"Bibil mau jalan sama mereka-" kata Nabila tertahan, menatap mata hitam yang menguncinya. "Bibil udah masak nasi sama cumi-cumi." lanjut Nabila lagi masih berdiri di tempatnya. Laki-laki itu menghalangi pintu.

Kholil memasukan kedua tangannya ke saku celana, menunduk sebentar lalu kembali menatap Nabila. Menyadari kekesalan perempuan itu dari nada suaranya.

"Yudha sama Tiara gak disuruh duduk dulu? Kan mereka baru sampai Bil..." ucap Kholil tercekat sendiri. Wajah Nabila sama datar dengan nada bicaranya.

Presiden Mahasiswa & Kupu-Kupu Kampus [SEGERA TERBIT ✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang