"Loh?" Nabila tak bisa menyembunyikan rasa terkejutnya saat masuk kelas dan mendapati seseorang yang dikenalnya juga ada disana.
Laki-laki itu malah tersenyum mendapati Nabila.
"Bian? Ka-kamu?" kata Nabila seraya menunjuk lantai kelas.
Laki-laki bernama Bian itu lekas berdiri dan menghampiri Nabila.
"Ka-kamu perbankan juga? Di kelas ini juga?" kata Bian tak kalah histeris. Siapa sangka dia akan sekelas dengan mantan terindah.
Beberapa mahasiswa lain yang juga masuk lalu lalang dikelas itu menatap Nabila. Memperhatikannya dari rambut sampai ujung sepatu. Nabila jadi merasa aneh sendiri.
"Ya ampun...Bil... Gak nyangka kita dipersatukan kembali, satu kelas lagi..." kata Bian lalu menarik tangan Nabila untuk duduk di kursi sebelahnya.
Nabila melepas tangan Bian cepat dari pergelangannya. Rasanya aneh sekarang jika ada laki-laki yang memegangnya meskipun dalam batas wajar.
"Bisa sendiri kok..." ungkap Nabila tak enak.
"Oh sorry... Aku jadi keinget kita dulu..." sahut Bian seraya tersenyum.
Setelah duduk di kursi, seorang mahasiswa perempuan mengajak Nabila mengobrol.
"Nabila kan?" katanya sambil mengulurkan tangan, mengajak bersaliman.
Nabila mengangguk, menggenggam erat tangan yang terulur. "Kok tau? Kamu siapa?" tanya Nabila, perasaan dia belum pernah berkenalan dengan siapapun selama masa PKKMB kemarin. Dia hanya berbicara pada orang tanpa ingin tahu siapa nama mereka.
"Panggil aja Sinta. Iya... Soalnya kemarin waktu kamu kelahi sama panitia, kan aku nonton disana..." aku perempuan bernama Sinta itu.
Nabila tersenyum mendengar pengakuan teman barunya itu.
Apa semua orang yang waktu itu liat pada inget muka aku yaa? Pantesan tadi di jalan pada ngeliatin segitunya..., batin Nabila sambil menggaruk rambutnya yang dia cepol rapi pelan.
"Kamu hebat tau..." ungkap Sinta lagi sambil menatap Nabila. "Aku seneng banget kita sekelas. Anak-anak itu kepo banget tau kamu itu siapa..." tambah Sinta lagi.
Baru saja Nabila ingin menimpali perkataan Sinta, seorang dosen laki-laki sedikit tua masuk dan langsung duduk didepan.
"Assalamualaikum warahmatullah hiwabarakatuh..." ucap dosen sambil membuka tabletnya. "Langsung saja kita absen, yang namanya saya sebut silahkan berdiri dan sapa teman-temannya dengan menyebutkan nama panggilan..." katanya tegas lalu sesekali membenarkan kaca mata yang bertengger di wajahnya.
Nabila menatap Sinta yang duduk disebelahnya. "Sinta! Selain kamu, ada nggak anak-anak di kelas ini yang juga nonton waktu itu?" tanya Nabila.
"Banyak. Hampir semua deh kayaknya..." sahut Sinta pelan.
"Nabila Azzura Rahman." ucap sang dosen sambil mengedarkan pandangan keseluruh mahasiswa di depannya.
Nabila berdiri kaku sambil tersenyum pada dosen yang menatapnya itu.
"Saya pak." kata Nabila mengangkat tanganya lalu menoleh pada semua orang di kelas itu. "Kalian bisa panggil saya Nabila. Senang bertemu kalian semua. Terima kasih" kata Nabila sambil menganggukkan kepalanya pelan.Nabila belum duduk karena dosen itu seperti masih memperhatikannya.
Jangan-jangan nih bapak tahu lagi kalau aku mahasiswa yang bikin masalah sama panitia..., batin Nabila seraya menghirup nafas sebanyak mungkin. Menenangkan dirinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Presiden Mahasiswa & Kupu-Kupu Kampus [SEGERA TERBIT ✔]
Jugendliteratur🌻 SEGERA BACA SEBELUM BEBERAPA BAB AKAN DIHAPUS UNTUK KEPENTINGAN PENERBITAN 🌻 Tidak ada yang namanya kebetulan di dunia ini. Percayalah, apa dan siapapun yang datang ke kehidupan kamu, itu semua ada alasannya. Tentang Nabila yang menikah denga...