Semakin dalam kamu menyelam, akan semakin banyak hal-hal menakutkan yang akan kamu temukan
________________Langkah Nabila tertahan saat sekumpulan mahasiswi sedang bergosip asik menyebut nama Kholil suaminya.
Nabila mengambil tempat duduk ditempat terdekat dengan posisi membelakangi, supaya bisa menguping apa yang mereka bicarakan.
Sambil pura-pura membuka buku yang barusan diambilnya dari rak, Nabila memasang telinga sebaik mungkin.
"Yah gak mungkin lah Viv..." ucap salah satu dari kumpulan perempuan itu yang menyela pendapat temannya.
"Bisa aja Lin. Kemarin aku ketemu sama anaknya. Emang cantik banget sih, sayangnya dia gak pakai jilbab..." jelas temannya yang barusan disela.
"Ya kan Mil?" tambahnya meminta persetujuan pada temannya."Anaknya ramah kok. Soalnya kan dia anak perbankan, jadi aku sering banget liat dia mondar mandir di kampus. Kayaknya tuh anak rajin juga..." kata perempuan yang dipanggil "Mil" tadi.
Nabila menegakkan tubuhnya seketika, sepertinya selain suaminya, dirinya juga ikut digosipkan.
"Udah! Pokoknya aku itu sudah fix, pasti kak Kholil sama kak Fitri itu jodoh. Coba kalian pikir-pikir, kak Kholil yang alim gitu, aktivis, pinter, masa mau sama cewek yang sama kakak tingkat aja berani ngelawan. Dan yang jelas banget, dia itu gak pakai jilbab!" ucap perempuan yang Nabila tebak bernama Vivi.
"Iya sih. Dari awal kita masuk, kak Kholil sama kak Fitri emang deket kan? Udah sekelas, sama-sama anak DEMA, alim juga. Aku sih juga nebak mereka jodoh." tambah seseorang yang baru Nabila dengar suaranya.
"Tapi akhir-akhir ini aku kok jarang liat mereka bareng yaa? Sekarang kalau ke kantin, kak Kholil sama buhannya kak Alfi."
"Kak Alfi yang katanya anak Mapala?"
"Iya. Kan jadi ketuanya ya, kalau gak salah?"
"Sebelas dua belas sih sama kak Kholil, cuman yahh... Masih unggul presiden mahasiswa kita..." kata mereka lalu tertawa.
Nabila hampir saja meremas buku ditangan kalau suara seseorang tidak menegurnya.
"Masih disini? Kirain turun duluan..." ucap Sinta sambil duduk disebrang meja.
Nabila tersenyum sebisanya ditengah emosi yang dia tahan. "Yuk..." ajak Nabila berdiri dan langsung berjalan meninggalkan Sinta yang masih duduk ditempatnya.
"Kenapa sih kamu Bil? Perasaan tadi waktu ke perpus baik-baik aja..." ungkap Sinta yang melihat perubahan dari raut dan gerak-gerik temannya.
"Gak ada apa-apa. Sama aja kok kayak tadi." sahut Nabila sambil berjalan tanpa menoleh.
"Sama aja gimana. Tuh muka napa tegang gitu? Megang bukunya gak santai banget." celetuk Sinta yang mempercepat langkah, berusaha menyamai Nabila.
Nabila tak menyahut karena pikirannya sedang bergerilya kemana-mana.
__________________
Setelah pak Abdul pergi, Nabila berlalu ke perpustakaan fakultas. Ada buku yang belum ditemukannya di perpustakaan umum tadi pagi.
Saat kakinya ingin melangkah, seseorang menahan lengannya, dan melepas sebelum Nabila berbalik. Kebetulan saat itu Nabila sedang diparkiran mobil dosen, jadi jarang mahasiswa yang berniat memandang ke arahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Presiden Mahasiswa & Kupu-Kupu Kampus [SEGERA TERBIT ✔]
Teen Fiction🌻 SEGERA BACA SEBELUM BEBERAPA BAB AKAN DIHAPUS UNTUK KEPENTINGAN PENERBITAN 🌻 Tidak ada yang namanya kebetulan di dunia ini. Percayalah, apa dan siapapun yang datang ke kehidupan kamu, itu semua ada alasannya. Tentang Nabila yang menikah denga...