15. Takut Ketahuan

30.6K 2.3K 31
                                    

Seminggu lagi masa PKKMB (pengenalan kehidupan kampus bagi mahasiswa baru) tiba. Semua acara dan panitia-panitia sudah selesai diurus oleh Kholil dan teman-temannya.

"Alhamdulillah yaa, akhirnya..." ucap Fitri sambil menutup buku kecil yang beberapa bulan ini sering dibuka tutupnya.

"Aku gak bisa bayangin kalau yang jadi ketua DEMA univ bukan kamu Lil..." tambah Fitri lagi sambil tersenyum.

"Kenapa gak bisa? Ini kan juga berkat kerja keras kamu sama Malik, kalian yang selalu ada disamping aku setiap ada masalah yang datang..." kata Kholil menimpali.

Fitri merapikan ujung-ujung jilbabnya yang menggelembung.
"Gak nyangka yaa..., kita tinggal tiga semester lagi. Habis itu lulus, wisuda, kerja-" ucap Fitri menggantung.

Memang habis kerja apa sih yang mau dicapai seorang mahasiswa?

"Habis itu nikah." sahut Malik spontan lalu menutup mulutnya tertawa.

Kholil terbatuk-batuk mendengar pembahasan kedua temannya. Sampai saat ini, tidak ada seorang pun yang tahu kalau dirinya sudah menikah.

"Napa Lil? Udah ada calon yaa?" tuding Malik melihat perubahan raut wajah dan Kholil yang tiba-tiba batuk.

"Doain aja sakinah, mawaddah, warahmah..." sahut Kholil sambil tertawa. Kali ini malah Fitri yang gantian terbatuk-batuk mendengar pernyataan Kholil.

"Beneran udah punya calon kamu Lil?" tanya Fitri dengan wajah penasarannya.

Kholil tertawa melihat suasana berbau kepo diantara dua sahabatnya itu.

"Akh! Pada kepo kan?" ucap Kholil lalu berdiri dan mengambil tas ranselnya.
"Aku balik duluan yaa?" kata Kholil lagi membuat kedua sahabatnya saling berpandangan.

Selama ini Kholil dikenal bukan hanya sebagai presiden mahasiswa, tapi juga mahasiswa teladan yang sebagian besar waktunya dihabiskan didalam kampus.

Bahkan kalau dihitung-hitung, jam kampus Kholil hampir menyamai pak satpam yang berjaga digerbang kampus setiap hari.

Sehabis rapat pun biasanya Kholil akan duduk santai bersandar lalu membaca buku catatan kecil tebalnya yang tidak pernah diperlihatkannya pada orang lain termasuk dua sahabat dekatnya.

Kholil selalu datang lebih awal, dan tidak pernah ada kata terlambat dalam hidupnya. Dia pencinta buku sekaligus penunggu pojok perpustakaan. Semua kutu buku di kampus akan mencuri pandang pada Kholil yang sibuk berkutik dengan buku bacaan, catatan, atau laptopnya.

"Aneh gak Pit sama nih anak akhir-akhir ini?" ucap Malik pada Fitri.

Kholil yang sedang merapikan isi tasnya menoleh. "Aneh apaan?" katanya sambil menyandangkan tas itu ke pundaknya.

"Tumben sekarang betah di rumah? Biasanya sampai jam sepuluh malam baru pulang?" ucap Malik.

"Bener. Tumben-tumbenan juga kamu jadi sering telat kalau rapat akhir-akhir ini?" tambah Fitri.

Kholil menggaruk tengkuknya pelan. "Tambah bagus dong, akhirnya aku sadar kalau bagaimana pun sibuknya urusan kampus, keluarga tetap lebih penting." sahut Kholil menjawab pertanyaan kedua sahabatnya dengan sumringah.

Presiden Mahasiswa & Kupu-Kupu Kampus [SEGERA TERBIT ✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang