Kadang kita kurang menyadari bahwa sebuah hubungan renggang karena dihantam yang namanya kesibukan
_______________________Nabila membolak balik buku catatannya berulang kali. Mencoba memahami, tapi percuma, dia sama sekali tak mengerti.
Jurusan perbankan memang tidak selalu membahas soal angka, jurusan ini pada dasarnya tidak lepas dari dunia ilmu ekonomi, yang berarti mahasiswa harus memahami materi maupun rumus yang ada.
"Gimana sih?" gumam Nabila seraya mengangkat buku binder dan membawanya keluar kamar.
"Kak?" panggil Nabila seraya mengetuk kamar Kholil pelan. Kebetulan mata kuliah yang tidak dipahaminya ini seputar ekonomi, dan suaminya kuliah dijurusan itu.
"Masuk Bil..." suara dari balik pintu menjawab datar. Nabila ragu, takut mengganggu. Setahunya, minggu-minggu ini Kholil memang jarang keluar kamar karena sibuk dengan berbagai laporan dan masalah organisasi yang mengharuskannya bolak-balik antara kampus dan rumah.
Nabila membuka pintu pelan. Menatap Kholil yang sibuk mengetik didepan laptop dengan kaca mata radiasi diwajahnya. Sesekali laki-laki itu membolak balik tumpukan kertas hvs disampingnya.
Sampai Nabila berdiri didekat laki-laki itu, Kholil belum menyapanya. Nabila jadi serba salah tadi memutuskan masuk padahal sudah jelas Kholil menyahut panggilannya begitu datar.
"Kakak paham nggak materi ini?" tanya Nabila saat Kholil membuka kacamata dan menatap ke arahnya.
Tanpa berkata apapun Kholil meraih buku yang disodorkan Nabila dan membacanya sebentar.
"Lupa Bil... Soalnya saya sudah lama banget belajar materi ini. Sudah lupa." kata Kholil seraya memasang kacamatanya kembali lalu fokus ke laptop didepannya.
Nabila menelan liur hambar, menatap buku dan laki-laki didepannya bergantian. Sedetik kemudian, Nabila memutuskan keluar dari kamar Kholil tanpa berkata apapun.
Ada sesuatu yang mencubit perasaannya melihat Kholil yang biasanya memperhatikan kini malah mengacuhkan.
Setelah menutup pintu pelan dan memutar kenop pintunya tanpa suara. Nabila tersandar didaun pintu laki-laki itu sambil menghela nafas.
"Pliss Bil... Kamu stop bertingkah seperti ini. Tunjukan kamu bukan anak kecil lagi yang sedikit saja langsung menangis. Kamu bisa melakukan semuanya sendirian." batin Nabila sambil memejamkan mata dan memghembuskan nafas pelan. Sebelum masuk ke kamar, Nabila menatap pintu kamar suaminya.
Entah apa yang harus dipikirkannya. Yang pasti Nabila tak ingin memikirkan hal-hal yang membuat moodnya jadi tidak baik. Akhirnya dia langsung masuk ke kamar dan mengunci pintu kamarnya.
"Kok bisa sih... Dapet kebagian materi ini. Mana gak paham lagi!" omel Nabila sambil melempar buku bindernya ke meja belajar.
"Mana bukunya sudah dipinjam kelas lain duluan!" ucap Nabila sambil duduk didepan meja belajarnya.
Perlahan, tangannya tergerak membuka laptop. Mungkin Nabila harus mengerjakan tugas yang mudah dulu supaya waktunya tidak terbuang karena sibuk memikirkan hal yang samasekali tidak dipahaminya.
Melihat notif bulat MP3-nya. Nabila malah meng-klik aplikasi itu. Dia harus lebih santai dalam mengerjakan tugas kuliah yang menurutnya rumit. Bukan malas, tapi untuk menghindari stress dikemudian hari.
KAMU SEDANG MEMBACA
Presiden Mahasiswa & Kupu-Kupu Kampus [SEGERA TERBIT ✔]
Novela Juvenil🌻 SEGERA BACA SEBELUM BEBERAPA BAB AKAN DIHAPUS UNTUK KEPENTINGAN PENERBITAN 🌻 Tidak ada yang namanya kebetulan di dunia ini. Percayalah, apa dan siapapun yang datang ke kehidupan kamu, itu semua ada alasannya. Tentang Nabila yang menikah denga...