21. Cemburu Itu Indah

28.4K 2.5K 94
                                    

Hari ini Nabila meminta Tiara langsung mengantarnya pulang ke rumah. Tak ada acara santai-santai diwarung seperti kemarin. Jangankan berbincang, tersenyum saja Nabila begitu malas menarik bibirnya.

Setahunya, peserta itu pulang lebih cepat daripada panitia. Jadi Nabila bisa menghindari kak Kholil di rumah nanti dengan mengurung diri di kamar.

Sampai di depan pagar rumah, Nabila turun, melepas helm dan menatap pekarangan rumahnya. Mobil Ayla merah itu belum terparkir disana. Benar tebakannya, laki-laki yang ingin ia hindari itu belum pulang.

"Thanks yaa Ra, Yud. Aku gak tau kalau seandainya gak punya kalian..." ucap Nabila menghela nafas sebelum tangannya bergerak membuka gembok pagar. Sisa cemburu itu masih mengisi ruang hatinya.

"Santai kali Bil.... Kita kan sahabatan..." kata Tiara tersenyum.

"Mm... Kalau misalnya nanti suami kamu pulang, kamu harus dengerin apa kata dia Bil... Aku yakin kak Kholil gak bakal bersikap kasar sama kamu. Tapi kamu juga jangan langsung ngomel-ngomel pas dia pulang..." pesan Yudha.

Nabila yang sudah berpindah tempat ke pekarangan rumahnya mengangkat jempol, memaksa tersenyum.

"Ya ileh... Kalau gak mau senyum gak usah dipaksa... Miris liatnya..." kata Yudha lagi.

Nabila dan Tiara tertawa mendengar ocehan Yudha.

"Tuh Bil, dengerin kata kakak Yudha kita yang mulai bijak..." kekeh Tiara sambil menutup kaca helmnya.

"Ya udah kita balik dulu yaa... Kalau KDRT jangan dibikin instastory, ntar kita kebakaran..." pesan Yudha lagi, membuat tawa Nabila perlahan kembali muncul.

"Sipp... Kalian hati-hati" kata Nabila sambil melambai dan menatap dua manusia yang berlalu dari depan rumahnya. Sebelum keduanya menghilang, Nabila sudah berjalan dan masuk ke rumahnya.

Nabila kembali mengunci pintu, setahunya kunci rumahnya itu ada dua, dan satunya dipegang Kholil. Jadi dia tak perlu membukakan pintu hingga harus bertatapan wajah dengan suaminya.

Nabila langsung bergegas masuk kamar dan mengambil handuk mandinya. Tak lupa handuk kecil pengering kepala, dia ingin mendinginkan kepalanya gara-gara masalah di kampus siang tadi.

Sekitar lima belas menit membersihkan seluruh tubuhnya, Nabila keluar kamar mandi dengan handuk yang sudah membungkus rambutnya.

Setelah ini rencananya dia akan memasak dan meninggalkan makanan di meja untuk suaminya. Tak perduli dimakan atau tidak, yang penting Nabila sudah menjalankan perannya sebagai seorang istri.

Nabila hampir terjengkang saking kagetnya. Suara Kholil membuatnya hampir saja melempar baju kotor ke arah laki-laki yang sedang duduk di meja makan sambil menatapnya.

Nabila berlalu tanpa menyapa. Malu bercampur kesal membuatnya berjalan terburu-buru.

"Bil... Kita perlu bicara." kata Kholil dengan suara rendah. Tapi itu sangat jelas sampai ke telinga Nabila.

Nabila berhenti sebentar tanpa menoleh, dia sudah menebak apa yang akan jadi pembahasan mereka senja ini.

"Bibil pakai baju bentar." jawab Nabila dengan suara terdengar biasa. Meskipun rasanya cemburu itu masih jelas bercongkol dihatinya.

Presiden Mahasiswa & Kupu-Kupu Kampus [SEGERA TERBIT ✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang