"Astagfirullahhal'adzim..." pekik seseorang cukup keras, setelah itu terdengar pintu ruangan rawat Nabila tertutup pelan.
Kholil membuka matanya pelan, sedikit terkejut saat mendapati dirinya tidur di ranjang rawat berdua dengan Nabila. Pelan, Kholil mengangkat kepala Nabila, lalu menarik tangan dan menyelipkan bantal ke bawahnya.
Istrinya masih terlelap. Kholil menatap jam tangan sekilas, sudah hampir jam enam dan dia belum menunaikan salat subuh. Kholil tergesa-gesa turun ke ranjang, lalu segera mengambil wudhu dan melaksanakan salat di ruangan itu.
Berzikir sebentar, pandangan Kholil menatap pintu ruangan rawat istrinya yang tak tertutup rapat.
"Jangan-jangan tadi ada masuk?" batin Kholil lalu langsung berdiri dan membuka pintu itu. Mengedarkan pandangan ke tempat duduk tempat menunggu. Benar saja, sahabatnya sudah duduk dengan bungkusan plastik ditangan.
Kholil menghela nafas seraya mengusap tengkuknya pelan sebelum memanggil Malik.
"Lik?" panggil Kholil sambil berjalan menuju kursi tunggu.
"Eh Lil-" sahut laki-laki itu tersenyum lalu berdiri. Mereka berjabat tangan akrab.
Kholil mengusap rambut sekaligus menggaruknya tanpa alasan, pasti tadi Malik sudah membuka pintu dan melihatnya tidur diranjang memeluk istrinya.
"Dari tadi?" tanya Kholil basa-basi sambil menggerakkan lengan dan tubuhnya. Pegal juga tangannya beberapa jam ditindih kepala Nabila.
"Baru-san." jawab Malik terlihat biasa saja. Tapi Kholil tetap yakin, laki-laki dingin itu pasti pura-pura tidak mengetahuinya.
"Iya. Tadi aku soalnya baru selesai salat Lik..." ucap Kholil berusaha tersenyum meskipun tidak ada hal yang lucu.
"Oh ya Lil, aku bawain bubur kacang hijau sama buah..." Malik mengulurkan plastik yang dibawanya pada Kholil.
Kholil lagi-lagi berusaha tersenyum lebar, menyambut plastik itu lalu langsung menciumnya. "Enak nih... Pagi-pagi makan bubur... Kamu sudah?" tanya Kholil tanpa menatap sahabatnya.
"Sudahlah di rumah..." sahut Malik, kali ini terdengar lebih santai.
"Ya udah, yuk masuk. Nabila masih tidur kayaknya..." ajak Kholil masih tak enak sekaligus malu. Dia yakin Malik pasti tadi membuka pintu dan melihat ke dalam.
"Langsung balik aja deh Lil." tolak Malik halus.
"Masa datang cuma ngantar ini. Yuk ah masuk..." tanpa dosa Kholil menarik tangan sahabatnya. Apalagi, tentu saja Kholil ingin mengetahui bagaimana semalam laki-laki itu mendatangi Fitri untuk menyelesaikan masalahnya.
Sampai didalam ruangan, Nabila baru saja keluar dari kamar mandi setelah menyikat gigi dan mencuci muka. Tubuhnya sudah terasa pulih.
"Eh, kak Malik." sapa Nabila sambil menatap dua orang laki-laki yang masuk ke ruang rawatnya.
Malik hanya bisa tersenyum tanpa menyahut. Sedikit aneh jika mengaitkan suasana pagi ini dengan cerita pilu Kholil tadi malam.
"Oh ya... Kata kak Kholil, kak Malik tadi malam datangin perempuan i-itu. Gimana?" tanya Nabila dengan ekspresi biasa saja. Tentu saja itu membuat Malik menoleh seratus persen pada Kholil.
KAMU SEDANG MEMBACA
Presiden Mahasiswa & Kupu-Kupu Kampus [SEGERA TERBIT ✔]
Novela Juvenil🌻 SEGERA BACA SEBELUM BEBERAPA BAB AKAN DIHAPUS UNTUK KEPENTINGAN PENERBITAN 🌻 Tidak ada yang namanya kebetulan di dunia ini. Percayalah, apa dan siapapun yang datang ke kehidupan kamu, itu semua ada alasannya. Tentang Nabila yang menikah denga...