Pada dasarnya, keterbukaan sangat dibutuhkan dalam sebuah hubungan
___________________Sepeninggal Nabila, tiga orang yang masih duduk di kafe itu terdiam tanpa berkata sedikitpun.
Kholil masih tenggelam dalam banyak pertanyaan di otaknya. Pertama, Nabila tidak pernah menceritakan perihal Malik yang selama ini membantu istrinya mengerjakan tugas-tugas kuliah.
Kedua, Nabila tak memberitahunya kalau dia mendapat nilai IP tertinggi diangkatannya. Ditambah mengajak Malik bertemu di kafe untuk mentraktir, hal itu benar-benar mengganggu pikirannya.
Ketiga, Istrinya tidak pernah bercerita rencana akan pulang ke rumahnya diluar kota setelah finaltest.
Keempat, sikap Nabila yang seolah mengabaikan keberadaannya. Sejak duduk semeja tadi, perempuan itu hanya fokus dan berbicara pada sahabatnya Malik.
"Pit, harusnya tadi kamu itu ngomongnya bisa lebih halus ke Nabila. Bahasa kamu pakai kata-kata "ketemuan" itu seolah dia itu perempuan-" ucapan Malik tertahan. Dia tahu konsikuensinya jika memancing emosi Fitri.
Fitri yang merasa disalahkan menatap Malik. "Emang dia ngajak kamu ketemuan kan?" tuding Fitri sedikit kesal.
Malik menatap Fitri dengan suasana hati tak enak. "Kamu kenapa sih pit? Dari awal kamu datang kesini kayaknya gak suka sama Nabila?" tanya Malik yang ikutan kesal dengan nada bicara Fitri. Seandainya saja tadi dia tidak membawa kedua sahabatnya itu kesini, tentu Nabila tidak akan meninggalkannya secepat ini.
"Kamu udah kenal berapa lama sih sama dia Lik? Aku tahu gimana tuh cewek. Anak menwa aja berhasil ditaklukin, apalagi kamu yang polos." ucap Fitri mengungkit saat awal mula kekesalannya pada perempuan bernama Nabila itu tercipta.
Mendengar penuturan Fitri, Kholil menoleh. "Pit, kamu sampai sekarang masih beranggapan Nabila masuk ruangan pakai cara godain anak menwa?" tanya Kholil pelan dengan wajah tak suka.
Fitri menelan liur kesal, entah kenapa emosinya sulit terkontrol jika sudah berhubungan dengan Nabila.
"Padahal kan sudah jelas ID Cardnya jatuh Pit... Kamu sama aja fitnah perempuan baik-baik tau nggak!" ucap Kholil dengan nada kesal lalu berdiri dan menatap Malik yang mengajaknya ke kafe ini.
"Aku balik duluan." ucap Kholil lalu berlalu dan meninggalkan dua orang itu.
Fitri bertambah kesal karena Kholil jadi ikut mengomelinya. "Kalau dia yang mau kamu kenalin, mending tadi aku sama Kholil gak usah dateng." ucap Fitri setengah mengomel pada laki-laki yang tersisa dihadapannya.
"Emang kenapa? Salah? Nabila perempuan baik-baik. Meskipun dia gak pakai jilbab kaya kamu, dia paham batasan." celetuk Malik. "Lagian ngapain sih kamu gak suka sama Nabila?"
"Kamu gak tau Lik, perempuan itu yang bikin asma aku kambuh waktu PKKMB." jawab Fitri sambil memejamkan mata mengatur nafas dan emosinya.
"Emang aku gak tau. Lagian selama ini kamu kalau ada apa-apa ceritanya ke Kholil kan? Bukan ke aku." ungkap Malik berdiri lalu berlalu meninggalkan Fitri tanpa berkata apapun.
Fitri terdiam dengan segala kekesalannya. Dari awal bertemu sampai sekarang, perempuan bernama Nabila itu benar-benar mengganggu kehidupan Fitri yang sebelumnya baik-baik saja.
Baru kali ini Malik berkata seketus itu pada Fitri. Dan itu semua hanya karena perempuan yang baru dikenalnya.
Dan Kholil, apa juga masalahnya sampai sejengkel itu pada Fitri hanya karena tak terima Fitri membahas kejadian waktu PKKMB itu.
Fitri tertunduk, dia benar-benar tidak tahu kenapa akhir-akhir ini ia sering salah dimata kedua sahabatnya.
____________________
KAMU SEDANG MEMBACA
Presiden Mahasiswa & Kupu-Kupu Kampus [SEGERA TERBIT ✔]
Fiksi Remaja🌻 SEGERA BACA SEBELUM BEBERAPA BAB AKAN DIHAPUS UNTUK KEPENTINGAN PENERBITAN 🌻 Tidak ada yang namanya kebetulan di dunia ini. Percayalah, apa dan siapapun yang datang ke kehidupan kamu, itu semua ada alasannya. Tentang Nabila yang menikah denga...