30.diterima

3.5K 297 2
                                        

Selamat membaca:)

(Vote dan coment dari kalian sangat berharga bagi author)

Rigel mengantar Alana pulang, mereka diam tidak ada yang mulai pembicaraan. Setelah beberapa menit kemudian, mereka sudah sampai dirumah besar milik Alana. Alana turun dari mobil Rigel, dia berterimahkasih pada Rigel.

"Tunggu."

"Kenapa?"

"Gue mau latihan terjun payung nanti, doain ya biar cepet bisa."

"Oke."

Alana memasuki rumah, saat membuka pintu Alana dikejutkan dengan Hendrawan yang tengah duduk disofa sambil membaca koran. Rani? Dia mungkin sedang keluar. Alana duduk disamping Hendrawan, Hendrawan yang merasakan kedatangan Alana menaruh koran di meja. "Papa mau ngomong."

"Oke."

"Papa udah mutusin kalau papa ninggalin pacar papa, dan memilih kamu. Kalau kamu bisa kuat sama tingkah Rani kenapa papa enggak? Papa enggak mau nambah beban kamu kalau papa cerai sama Rani. Kamu cukup menderita saat ini, papa gak mau nambah penderitaan kamu. Papa ingin jadi super hero aja buat kamu. Dan maaf atas kelakuan papa."

Alana langsung memeluk Hendrawan sambil menangis, "maaf pa kemarin Alana bentak papa."

"Enggak papa kok, papa ngerti." Hendrawan membelai rambut Alana. "Gak usah nangis, nanti jelek loh anak papa."

Hendrawan menghapus air mata Alana, dia tersenyum."Makasih," kata Alana.

~~~~~~

Sudah seminggu ini Rigel tak menembak dirinya setelah kejadian dibukit itu, bukan nya Rigel sudah bertanya kepada Alana. Jika Rigel menembak Alana, apa akan diterima dan Alana sudah menjawab. Bukannya Alana berharap, tapi yah sudahlah lupakan. Hari ini ada rapat, jadi semua siswa siswi tidak melakukan pelajaran atau jamkos. Rigel dari tadi juga tidak kelihatan batang hidungnya, entah pergi kemana mungkin sedang bersama Dodi dan Yoyo.

Ada seorang tanpa sengaja menabrak bahunya, "maaf gak sengaja."

"Ayo dong cepet la, Rigel kayaknya mau bunuh diri, dia ada diatas gedung lantai atas." kata teman yang menabrak bahu Alana.

Alana yang mendengar itu melotot, Rigel bunuh diri? Alana langsung berlari menuju lapangan tanpa pikir panjang agar bisa melihat Rigel. Rigel begitu bodoh, kenapa dia harus bunuh diri. Dia mempunyai keluarga yang harmonis, berbeda dengan dirinya yang memiliki banyak masalah. Setelah sampai di lapangan, banyak siswa siswi yang menyuruh Rigel turun.

Nafas Alana naik turun akibat lari tadi dia menunduk, lalu menatap Rigel. Dari atas sana Rigel melihat Alana, Rigel tersenyum.

"OKE, DISINI GUE GAK LAGI BUNUH DIRI ATAU APALAH YANG KALIAN PIKIRIN. DISINI GUE LAGI NGUNGKAPAIN RASA GUE PADA SESEORANG. KATANYA DIA GAK MAU YANG BIASA BIASA AJA KALAU GUE TEMBAK, HARUS BEDA SAMA YANG LAIN." kata Rigel menggunakan speker agar orang yang dibawah terdengar. Rigel menarik sesuatu, dan tulisan di atas atap terbuka.

LO MAU GAK JADI PACAR GUE, ALANA?

"GUE CINTA SAMA LO ALANA." Rigel terjun dari atap menggunakan terjun payung untuk kebawah. Dia sudah pro, menggunakan terjun payung karena sudah latihan seminggu yang lalu. Murid perempuan memekik histeris akan perilaku Rigel. Rigel berhasil mendarat dilapangan, sementara Alana tak bisa berkata kata lagi. Jantung Alana berdetak, saat Rigel menuju ke Alana dengan senyum miring. Hingga tinggal lima langkah lagi, Rigel berbalik.

Alana(TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang