39.

3.9K 266 4
                                    

Selamat membaca:)

Vote dan komen dari kalian sangat berharga bagi kalian:)

Suasana kantin saat ini cukup ramai, Alana harus berdesak desakan untuk membeli makanan. Setelah mendapatkan makanan yang Alana pesan, Alana berjalan menuju meja sendirian. Begini lah hari hari Alana, selalu sendirian. Banyak yang mengajak Alana bergabung tapi Alana menololaknya. Kalau dulu Alana selalu ditemani oleh Rigel tapi sekarang? Sudahlah tidak perlu memikirkan Rigel lagi ini pilihan yang Alana buat. Alana menyendok bubur kentan hitam kedalam mulutnya.

"Alan," panggil Rigel di pintu kantin.

Alana menoleh ke arah Rigel. Tapi entahlah Alana merasa tidak enak, terlebih lagi dengan senyum miring Rigel. Seperti akan terjadi sesuatu yang besar. Tapi mungkin itu hanya pikiran Alana saja, saat langkah Rigel mendekat. Alana segera berdiri, mungkin ada yang ingin Rigel bicarakan.

"Kenap_____" Alana melotot, ini di luar dari perkiraan Alana. Rigel sekarang mencium kening Alana dikantin yang lebih parah lagi banyak siswa siswi yang merekam itu semua. Alana berusaha melepaskan Rigel dengan mendorong bahu Rigel.

"Gue tahu semuanya tentang tunangan lo." kata Rigel dengan nafas naik turun.

Plakkk , Alana menampar Rigel.

"LO APA APAN SIH!" teriak Alana frustasi, Alana tidak habis fikir pada pemikiran Rigel. Rigel akan dicap sebagai Homo. Apa Rigel tidak berfikir dulu sebelum bertindak, semua yang dilakukan Alana akan sia sia nanti. Alana menjauhi Rigel karena Alana tidak ingin Rigel dicap sebagai Homo.

"GUE CAPEK AL, JAUH DARI LO! KITA UDAH BICARAIN INI. GUE UDAH NERIMA KONSEKUENSINYA DARI AWAL. TAPI KENAPA LO BOHONG SEGALA SUPAYA GUE JAUHIN LO."

Satu fakta lagi membuat mereka tercengang, Rigel dan Alan sudah menjalin hubungan. Banyak bisik bisik tentang itu kamera handphone pun menyala.

Alana menggaruk rambutnya kasar, ini akan membuat semakin rumit. Tidak ada cara lain selain melepas rambut palsunya. Semua orang yang ada di kantin tercengang ada dua fakta yang terkuak sekarang. Alana merapikan rambutnya, Rigel pun tak kalah terkejut. Dia pikir Alana tidak akan melakukan sejauh ini. Alana

Anjir si Alan cantik bener deh.

Eh Alan cowok jadi jadian gak sih?

Dia beneran cewek anjir.

Kenapa gue gak pepetin aja si Alan kayak Rigel.

Iya, nyesel gue nih.

Nama aslinya siapa sih? Kok ada bidadari nyangkut di sekolah.

Begitulah kata kata yang diucapkan oleh siswa laki laki yang ada di kantin. Alana menarik tangan Rigel agar menjauh dari kantin. Alana dan Rigel butuh tempat sepi untuk berbicara empat mata.

"Kenapa lo lakuin ini Rigel?" tanya Alana dengan mata memerah. Semua yang Alana lakukan sia sia, Alana sudah menahan hati untuk tidak bertemu Rigel. Walaupun didalam sana Alana sangat merindukan Rigel.

Rigel mengacak ngacak rambutnya frustasi, dia benci melihat Alana menangis terlebih lagi Alana menangis karena dirinya. Rigel memukul tembok sebagai rasa kekesalan nya. Alana menunduk takut melihat Rigel.

"Seharusnya gue yang tanya itu Alana, kenapa lo lakuin ini! Gue udah berapa kali bilang gue udah nerima konsekuensinya. Kenapa gak paham paham!" ucap Rigel dengan nafas memburu.

"Pakek acara drama pura pura tunangan segala, emangnya lo pikir gue gak sakit hati apa dibohongin kayak gini!"

"Oke kalau emang lo mau menjauh dari gue, gue akan lakuin itu. jangan temuin gue lagi."

Rigel hendak pergi tapi tangan nya dicekal oleh Alana. "Jangan pergi, aku mintak maaf." kata Alana dengan menunduk, wajahnya sudah dipenuhi oleh air mata.

Mata Rigel mengerjap ngerjap, padahal Rigel hanya berniat memberi sedikit pelajaran kepada Alana. Ternyata Alana menangis sampai sesenggukan membuat Rigel tidak tega. Rigel menarik Alana kedalam dekapan nya. "Dasar cengeng."

"Maaf."

"Hm."

"Masih marah?" Alana mendongakan kepala sehingga bertemu dengan mata hitam milik Rigel. Rigel membuang muka, Alana mengeluarkan air matanya lagi. Rigel yang tak tega segera menghapus air mata Alana. "Udah, gak usah nangis. Udah dimaafin kok tapi ada syarat nya." Rigel tersenyum penuh arti.

"Apa?"

Rigel mengeluarkan cincin di dalam sakunya. Ada dua cincin yang sama. "Kita tunangan."

"Hah?" Alana mengerti ngerjap.

Rigel mengambil jari manis Alana kemudian memasangkan cincin. "Nih gantian." Rigel menyerahkan cincin yang satunya pada Alana.

"Kita masih sekolah Rigel," kata Alana.

"aku cuma ngikat kamu, takut kecolongan. lagi pula kita bakal nikah setelah aku sukses. Cepet pasang aja. aku udah ijin kok sama papa kamu. Nanti yang resmi di pesta ulang tahun kamu. Aku soal nya takut, cowok cowok deketin kamu. Apalagi kamu udah berubah jadi cewek." Rigel terkekeh.

Alana memukul bahu Rigel pelan. "Emang nya aku bukan cewek apa selama ini." Alana pun juga terkekeh.

Alana memasangkan cincin ke jari manis Rigel. Mereka memandang satu sama lain dan tersenyum hangat. "Ayo pergi."

"Hah?"

"Bolos sekali aja gak papa kan, aku mau ngajak kamu jalan jalan." Rigel menarik tangan Alana lembut, Alana menurut saja. Lagi pula Alana sudah lama tidak berduaan dengan Rigel.

~~~~~

Alana turun dari motor Rigel, dia tersenyum begitu pula Alana. Rasa nya senang sekali bisa bersama dengan Rigel lagi, Alana berharap tidak akan ada lagi masalah yang akan menimpah hubungan Rigel dengan Alana.

"Alana tunggu." baru saja Alana ingin membuka pintu pagar tapi di urungkan karena suara Rigel.

"Lo tahu Alana, lo cewek yang pertama kali gue cium di kening selain Mama." Rigel menarik turunkan alisnya.

mata Alana mengerjap ngerjap, pipinya yang sudah mulai memerah sampai ke telinga dengan segera Alana masuk dalam rumah karena malu. Rigel sudah tertawa terbahak bahak di atas motor melihat tingkah laku Alana. Tanpa mereka sadari ada orang yang melihat mereka berdua dengan tatapan kesal dan marah.

~~~~

Alana sekarang duduk di balkon dengan pena ditangan nya. Alana sedang menulis sesuatu di kertas, entah apa yang dia tulis disitu. Setelah selesai menulis Alana melipat kertas itu dan memasukan pada kotak berwarna merah muda lalu menyimpan nya pada lemari.

Toktoktok

"Papa boleh masuk?" tanya Hendrawan dibalik pintu.

"Iya masuk aja pa."

Hendrawan tersenyum melihat ada rona bahagia yang terpancar dalam wajah Alana, itu berkat Rigel. Hendrawan duduk di sebelah Alana. "Cieee yang udah tunangan." goda Hendrawan.

"Apaan sih pa." Alana mendadak menjadi salting.

Hendrawan mengelus rambut Alana. "Kamu ingin apa? Biar papa kabulin, besok hari ulang tahun kamu."

Alana menunuduk, "aku pengen dipeluk hangat sama mama sebagai Alana bukan Alan pah."

Hendrawan terdiam, dia tidak bisa menjawab. Rani membenci Alana, apa bisa Hendrawan mengabulkan permintaan Alana yang sangat Alana inginkan dari kecil? Apapun caranya Hendrawan harus bisa mengabulkan permintaan Alana demi kebahagiaan Alana.

Halooo Alana update:) makasih yang udah nunggu Alana update.

Jangan lupa tekan bintang pojok dan komen supaya author tambah semangat:)

Alana(TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang