34.

3.3K 263 4
                                    

Selamat membaca:)

Cuma mau bilang MAKASIH yang udah nunggu Alana update:)

Alana dan Rigel sekarang berada di pemakaman Alan. Alana terduduk, disampingnya juga ada Rigel yang mengelus punggung Alana. Dari mata Alana, Rigel dapat merasakan Alana rindu dengan saudaranya. Tapi tak bisa bertemu karena beda alam. "Nangis aja Alana, gak papa. Tumpahin semuanya." kata Rigel melihat Alana yang sedang menahan sesuatu. Seketika tangis Alana pecah begitu saja.

Sudah lama Alana tak mengunjungi makam Alan. Dia marah pada Alan karena meninggalkan nya sendirian Dan dia juga membenci Alan. Walau Alan sudah meninggal Rani masih menyayangi nya. Alana pikir Rani akan menyayangi Alana saat Alan tiada. Nyatanya tidak, Rani masih seperti dulu. Selalu menganggap Alana sampah. Rasa bencinya muncul karena itu pada Alan, Alan yang meninggalkan Alana sendirian dan Alana harus berpura pura menjadi Alan.

Padahal Alan selalalu menolong Alana saat kesulitan. Dia adalah orang satu satunya yang menyemangati Alana saat terperuk. Alana memeluk batu nisan, "maafin gue Alan, gue terlalu egois."

Rigel menarik Alana dan memeluknya. "Gue egois Rigel, selama ini gue benci Alan. Karena udah ninggalin gue. Gue gak pernah njenguk dia Rigel. Pasti Alan benci banget sama gue. Gue gak tau diri, dia selalu ada buat gue. Tapi saat ini gue, gue malah benci dia yang udah gak ada didunia ini."

Rigel mengelus puncak rambut Alana, "dia gak bakal benci sama kamu, karena kamu adalah satu satunya saudara dia. Walaupun aku gak pernah ketemu sama Alan, tapi aku yakin kalau Alan sayang banget sama kamu. Dan sebaliknya, kamu juga sayang dia. Kamu gak benci sama dia, kamu cuma marah sama dia karena ninggalin kamu sendirian."

Alana berhenti menangis. "lo tahu Rigel? Alan itu satu satunya orang yang selalu ada buat ngelindungi gue dari mama. Mama selalu nyakitin fisik dan batin gue. Anehnya lagi gue gak pernah benci sama mama. Gue udah coba benci sama mama tapi gak bisa. Lo tahu kenapa gue bisa jago banget bela diri padahal gue cewek? Itu buat mama, gue pernah denger mama gak suka anak cewek, dia lebih suka anak cowok yang jago bela diri. dan gue mati matian buat bisa belajar bela diri sampai dirawat seminggu dirumah sakit  waktu kelas enam SD karena cedera latihan. Gue pikir mamam bakal khawatir tapi enggak dia enggak jenguk gue dirumah sakit sekalipun. Dirumah sakit cuma ada Alan, sama papa."

"Mungkin cara mama kamu ngasih rasa sayang ke kamu mungkin berbeda. Dia ngasih kasih sayang nya dengan caranya sendiri."

"Gue berharap begitu. Tapi nyatanya mama gak pernah sayang ke gue dari dulu. Buktinya dia gak khawatir sama sekali waktu gue sakit." kata Alana menunduk.

Kemudian Alana mengakat kepalanya, "tapi gue yakin suatu hari, mama bakal sayang sama gue. Dan dia bakal  nangis nangis saat gue terluka. Sama kayak mama memperlakukan gue kayak Alan." Alana menghapus jejak jejak air matanya. Alana memandang batu nisan yang bertulisan Alan Hendrawan. Alana mencium batu nisan, "makasih karena lo gue bisa ngerasain kasih sayang mama saat gue jadi lo. Dan maaf gue gak pernah ngunjungi lo. Gue cuma berharap, lo bahagia di atas sana."

Alana dan Rigel pergi dari pemakaman umum, saat memasuki mobil. Handphone Rigel berbunyi. "Halo..... Iya gue kesana."

"Kita jemput kak Clara dulu dicafe." kata Rigel dan dianggui oleh Alana.

Mereka akhirnya sampai di sebuah cafe. Rigel celingak celinguk mencari Clara. Mata Alana menangkap Clara yang sedang berbicara dengan seseorang. Alana menepuk lengan Rigel, Rigel menoleh. Alana menunjuk ke arah Clara. Rigel mengangguk, dan kemudian berjalan sambil mengenggam tangan Alana. "Kak Clara." panggil Rigel.

Clara menoleh kemudian tersenyum, begitupula dengan teman yang berada di sebelah Clara. "Duduk dulu Rigel, Alana." kata Clara.

Alana dan Rigel duduk, Alana nampak risih akan tatapan teman Clara. "Eh ini perkenalkan Clarisa. Temen kecil gue." kata Clara kepada Alana.

Clarisa mengulurkan tangan nya, begitupula Alana.

"Clarisa."

"Alana."

Entah mungkin perasaannya atau apa, wajah Clarisa hampir mirip dengan mamanya. Alana menatap Clarisa lama, sampai lupa melepaskan tangannya.

"Ekhem." kata Clarisa yang ingin melepaskan tangan dari Alana.

"Maaf," buru buru Alana melepaskan tangan nya.

"Ngomong ngomong ini Clarisa temen kecil gue waktu dipanti. Clarisa ini temen baik gue sekaligus sahabat gue." kata Clara membuaka suara.

Clara dan Clarisa tengah asik berbincang. Alana terdiam, dia baru tahu kalau Clara bukan kakak kandung dari Rigel. Alana menoleh, meminta penjelasan. Rigel menggaruk lehernya yang tidak gatal.

"Oh iya Clarisa, ini pacar Rigel. Rigel yang nembak duluan loh. Kan biasanya cewek yang nembak Rigel duluan. Dan dia udah insaf jadi playboy karena Alana."

Alana tersenyum kaku, sedangkan Clarisa tersenyum kecut. Dia menyukai Rigel dari dulu, dan ternyata Rigel sudah mempunyai pacar.

Tiba tiba suara deringan telepon bersamaan. Itu milik Rigel dan Alana, mereka menoleh bersamaan, lalu tertawa. Clarisa yang melihat itu panas, dia sudah lama menyukai Rigel tapi Rigel tak menganggap Clarisa.

Alana dan Rigel mengangkat telepon, Clara mengajak Clarisa berbicara tapi Clarisa tidak fokus akan pembicaraan Clara. Clarisa sibuk mengamati Rigel yang tengah bertelepon. "Lo tau enggak ris, Raihan akhirnya nembak guee." kata Clara bersemangat.

"Ris, lo dengerin gue gak sih?!" kata Clara kesal. Clarisa menoleh, "denger kok denger." Clarisa tersenyum kaku.

Akhirnya Alana dan Rigel kembali ke meja Clara. "Mama mau lahiran." kata Rigel tersenyum senang.

Clara berdiri, "ayo ke rumah sakit." aja Clara tak sabar. Dia sudah tak sabar lagi ingin melihat wajah adik kecilnya.

"Kamu mau iku?" tanya Rigel pada Alana.

"Kayaknya gue gak bisa deh, tadi mama nelpon. Suruh pulang. Gue titip salam aja ya sama mama Qila." kata Alana menolak ajakan Rigel.

"Maaf aku gak bisa nganter."

"Iya gak papa kok. Besok aku jenguk mama Qila sama dedek bayinya."

"Gue balik dulu ya, mama gue mau lahiran." kata Clara berpamitan pada Clarisa.

Alana, Clara, dan Rigel meninggalkan Clarisa. Clarisa memandang mereka dengan senyum kecut. Dia iri pada Clara karena bisa mempunyai keluarga angkat yang sayang pada Clara. Sedangkan Clarisa tidak punya. Dari dulu, keberuntungan berpihak pada Clara.

Halooo Alana updateeee. Makasih yang udah baca Alana. Dan maaf kalau ada Typo yang bertebaran.

Jadi Clarisa itu siapa? Kenapa wajah Clarisa mirip sama mama Alana? Apa cuma kebetulan? Silahkan isi dikolom komentar.

Tinggalkan jejak dongg:)

Alana(TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang